Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Budaya Inovasi, Apa Urgensinya bagi Perusahaan?

26 Oktober 2024   05:38 Diperbarui: 26 Oktober 2024   16:17 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap perusahaan atau organisasi memiliki nilai-nilai budayanya sendiri. Nilai-nilai budaya perusahaan menjadi pedoman bagi semua karyawan dalam berpikir dan berperilaku. Dengan nilai-nilai itulah, perusahaan dibawa pada kemajuannya.

Terdapat sejumlah nilai budaya yang biasanya tertulis secara jelas dan telah disosialisasikan dan dipahami dengan baik oleh para karyawan. Salah satunya yang sering dikedepankan adalah nilai inovasi.

Dengan masuknya nilai inovasi dalam budaya perusahaan, berarti semua pihak yang ada di dalam perusahaan tersebut wajib menjadikan inovasi sebagai sesuatu yang harus terus diusahakan secara keberlanjutan.

Dengan inovasi-inovasi yang dilakukan, diharapkan perusahaan bisa terus mencapai kemajuannya dan mampu mempertahankan keberadaaannya di tengah-tengah persaingan.

Inovasi dimaksud bisa diarahkan pada produk atau hasil, bisa pula pada inovasi pada proses pembuatan suatu produk. Selain itu, inovasi bisa juga dilakukan pada bidang pemasaran.

Terkait itu, artikel ini secara rinci akan membahas apa yang dimaksud dengan inovasi dan  bagaimana tahapan inovasi itu terbentuk dan betapa pentingnya inovasi itu.

Apa yang dimaksud dengan inovasi?

Terdapat beberapa definisi yang bisa diketengahkan mengenai definisi tentang inovasi.

 Menurut Sa'ud (2014) inovasi adalah pilihan kreatif dengan menggunakan cara-cara yang unik guna menghasilkan peningkatan atas pencapaian yang telah menjadi tujuan sebelumnya.

West (2000) menyebut inovasi sebagai pengenalan cara baru yang lebih baik dalam mengerjakan berbagai hal di tempat kerja.

Menurut West, inovasi tidak mensyaratkan pembaharuan secara absolut. Perubahan bisa dipandang sebagai inovasi apabila individu mengembangkan dan mengimplementasikan ide mengenai cara-cara baru yang lebih baik dalam mengerjakan berbagai hal.

Ilustrasi: Membangun budaya inovasi untuk kemajuan perusahaan (Sumber gambar: training.betterandco.com).
Ilustrasi: Membangun budaya inovasi untuk kemajuan perusahaan (Sumber gambar: training.betterandco.com).

Tahapan-tahapan Inovasi

Inovasi, tentu saja tidak serta-merta terjadi. Ada tahapan atau proses yang dilalui hingga sebuah inovasi terwujud. Seperti apa tahapannya?

Pertama, adanya kesenjangan antara kenyataan dan harapan.

Ada kenyataan atau realitas saat ini. Ada pula keinginan atau harapan untuk menjadi lebih baik. Antara harapan dan kenyataan, dengan demikian, terdapat kesenjagangan (gab). Gap inilah yang mesti diusahakan atau diperjuangkan sehingga harapan berubah menjadi kenyataan.

Mereka yang ada di dalam organisasi harus telah menyadari keadaan saat ini dengan berbagai kekurangan dan  masalah yang ada. Dengan kesadaran itu, kemudian muncul keinginan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik.

Kedua, adanya gagasan pembaharuan.

Tidak cukup hanya dengan melihat gab antara kenyataan dan harapan, tetapi dengan memikirkan dan menemukan gagasan baru. Sampai di sini, munculah sejumlah gagasan dari sejumlah komponen dalam perusahaan. Mereka menyampaikan ide-ide baru untuk memperbaiki keadaan dan memajukan perusahaan.

Gagasan ini bisa datang dari satu orang atau lebih. Gagasan ini kemudian meluas dan dipikirkan lebih serius dan secara mendalam sehingga menjadi benar-benar matang.

Ketiga, pengambilan keputusan.

Tidak berhenti sampai gagasan baru yang sudah dipikirkan secara mendalam, respons pengambil keputusan sangat diperlukan. Untuk apa?

Apalagi kalau bukan untuk melembagakan gagasan baru itu. Dengan kata lain, gagasan yang pada awanya bersifat informal kemudian diformalkan menjadi sebuah keputusan oleh pimpinan perusahaan.

Dengan menjadikan sebuah gagasan baru menjadi sebuah keputusan, maka landasan hukumnya menjadi kuat. Ada kekuatan hukum yang membawa gagasan itu menjadi sesuatu yang -- mau tak mau, mesti diatensi dan dilaksanakan oleh para pihak dalam organisasi. Semua pihak mesti mendukung dan menyukseskan gagasan dimaksud ke dalam bentuk program yang implementatif.

Keempat, mengimplementasikan keputusan.

Nah, setelah terbentuk sebuah keputusan, barulah gagasan itu dieksekusi. Siapa pun yang ditugaskan wajib hukumnya untuk mewujudkannya menjadi kenyataan. Tujuan akhirnya adalah untuk memajukan perusahaan melalui upaya-upaya inovatif.

Inovasi ini menjadi penting dan strategis dalam rangka meningkatkan daya saing perusahaan. Hal ini sangat penting dilakukan di tengah semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis. Tidak bisa dibayangkan sebuah perusahaan bisa bersaing dan maju jika hanya berbisnis "begitu-begitu saja" dari waktu ke waktu tanpa inovasi.

Perusahaan-perusahaan yang terus bergerak maju adalah yang melakukan inovasi secara berkelanjutan. Untuk mengimplementasikan inovasi itu diperlukan berbagai sumber daya. Berbagai sumber daya mesti dikerahkan untuk menyukseskan program inovatif tersebut, seperti sumber daya manusia, sumber keuangan, material, peralatan/permesinan, dan aturan-aturan dan SOP yang membingkainya.

Demikianlah, perusahaan yang mencapai kemajuan selalu membutuhkan inovasi. Tidak hanya sekali waktu, melainkan secara berkelanjutan. Dengan selalu menjadi inovatif, perusahaan bisa tetap terjaga eksistensinya sekaligus memiliki keunggulan dalam bersaing. Inovasi adalah detak jantung perusahaan!

(I Ketut Suweca, 26 Oktober 2024)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun