Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Doom Spending: Senang di Awal, Sesal Kemudian!

17 Oktober 2024   09:29 Diperbarui: 26 Oktober 2024   19:00 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Atasi doom spending dengan saving | FREEPIK/JCOMP

Pertama-tama,  dengan menyadari bahwa doom spending yang dilakukan selama ini sungguh sangat merugikan dan membawa stres dalam kehidupan. Membawa senang di awal dan penyesalan kemudian.

Selanjutnya, mulai merencanakan peruntukan uang pada setiap bulannya. Hendaknya ditentukan berapa yang akan di-share untuk konsumsi, transportasi, membayar cicilan, biaya pendidikan, tabungan/investasi, dan lainnya. Dibuat porsinya sedemikian rupa sehingga jelas peruntukannya.

Lalu, dalam pengeluaran uang selanjutnya, ikuti rencana pengeluaran yang sudah dibuat. Jangan sampai melanggar apa yang direncanakan. Jika itu dilakukan juga, maka kesulitan keuangan akan kembali dialami.

Sebanyak apapun penghasilan yang dimiliki, jika tanpa direncanakan pengeluarannya dengan baik, maka akan habis begitu saja. Apalagi punya kecenderungan suka berbelanja.

Oleh karena itu, membiasakan diri membuat rencana pengeluaran di awal bulan adalah hal yang penting. Menaati dalam pelaksanaannya lebih penting lagi. Dengan begitu, kita akan bisa terhindar dari kebiasaan doom spending.

Persiapan untuk Masa Senja

Hasil survei Katadata Insight Center menyebutkan bahwa 49 persen generasi Z Indonesia mengaku kesulitan untuk menabung secara konsisten. Nah, kesulitan untuk menyisihkan uang ke dalam bentuk tabungan ini bisa jadi salah satunya karena kebiasaan doom spending ini.

Oleh karena itu, generasi muda Indonesia harus segera bergegas meninggalkan perilaku doom spending dan mulai menabung (saving) atau berinvestasi.

Menabung dan berinvestasi  menjadi hal yang sangat penting sebagai bentuk persiapan menyongsong masa depan yang mesti dilakukan sejak usia muda. Jangan sampai uang dihabiskan semuanya sehingga tidak ada investasi atau tabungan.

Masa depan, terutama masa lanjut usia, harus benar-benar dipersiapkan. Masa senja itu pasti datang, bukan? Maka, harus direncanakan dengan baik sejak awal, bahkan ketika mulai memasuki dunia kerja.

Caranya adalah dengan menyisihkan sebagian dari penghasilan dengan menabung dan berinvestasi. Kendati ini mungkin terasa berat, namun harus dilakukan sesuai dengan kemampuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun