Budaya organisasi tersebut dijadikan panduan atau pedoman dalam bekerja oleh seluruh karyawan. Di dalamnya ada aturan dan kesepakatan yang mesti dipedomani, semacam kisis-kisi.
Kalau ada yang bertindak menyimpang dari nilai budaya perusahaan, maka ia akan diingatkan atau ditegur oleh atasan atau pimpinannya. Bahkan, mungkin dikeluarkan dari perusahaan.
Dengan demikian, budaya organisasi bisa digunakan sebagai alat kontrol terhadap sikap dan perilaku seluruh anggota organisasi. Budaya organisasi memberikan kisi-kisi yang lebih menyangkut nilai moral dan etika sehingga diharapkan bisa tercipta keharmonisan, ketenangan, dan kenyamanan dalam bekerja.
Ketiga, mendorong kinerja anggota.
Sebagaimana diketahui, nilai-nilai budaya organisasi tersebut meliputi beberapa nilai dasar yang mesti dipedomani.
Misalnya saja, nilai tersebut adalah nilai integritas, kedisiplinan, dan profesionalisme. Ketiga nilai ini adalah nilai yang positif dan memompakan semangat berkinerja yang baik bagi seluruh karyawan. Seluruh karyawan mempedomani nilai-nilai tersebut.
Dengan mempedomani nilai-nilai penting dan positif itu dengan penuh kesadaran, niscaya kinerja anggota akan terjaga dengan baik.
Penulis yakin semua organisasi atau perusahaan membutuhkan karyawan yang berintegritas. Dan, semua organisasi yang membutuhkan kedisiplinan dan profesionalisme, bukan? Organisasi atau perusahaan membutuhkan nilai-nilai budaya tersebut, tertulis atau tidak.
Nah dengan dianut dan dilaksanakan budaya organisasi, maka dapat dipastikan ini akan mendorong kinerja karyawan menjadi baik.
Keempat, alat untuk menggerakkan.
Budaya organisasi bisa menjadi sumber inspirasi yang bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan organisasi mencapai tujuannya.