Siapa menjadi pencetus budaya organisasi?Â
Budaya organisasi pada umumnya dicetuskan oleh pemilik (owner) organisasi tersebut. Bisa juga dibantu disusun oleh pemimpin perusahaan. Mereka mencetuskan dan menyusun budaya organisasi sebagai pedoman bagi seluruh karyawan.
Pemilik dan/atau pemimpin perusahaan kemudian mensosialisasikan budaya organisasi ini ke seluruh karyawan. Maksudnya, agar semua orang di dalam organisasi memahami dan menginternalisasi nilai-nilai fundamental yang menjadi budaya organisasi. Semua diharapkan bertindak atau berperilaku sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
Visi, misi, tujuan, rencana strategis dan program kegiatan perusahaan hendaknya sejalan dengan dan dijiwai oleh nilai-nilai yang dianut. Tidak ada satupun yang lepas dari budaya organisasi yang sudah ditetapkan.
Budaya Organisasi, Mengapa Penting?
Ada beberapa alasan mengapa budaya organisasi -- yang sering juga disebut dengan budaya perusahaan, harus ada. Keberadaan budaya organisasi demikian urgennya sehingga hampir setiap perusahaan memilikinya. Apa saja urgensinya?
Pertama, sebagai identitas diri.
Budaya organisasi berfungsi sebagai pemberi identitas pada seluruh karyawan perusahaan. Identitas diri ini akan membedakan perusahaan tempatnya bekerja dengan perusahaan lain. Bukan hanya menyangkut identitas perusahaan, para karyawan pun memiliki identitas sebagai keluarga besar dari perusahaan.
Dengan identitas ini, mereka akan merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan. Secara psikologis, para karyawan akan berusaha menjaga nama baik perusahaan tempatnya bekerja.
Kedua, menjadi alat kontrol.
Nilai-nilai fundamental yang dijadikan sebagai pedoman dalam organisasi itu bisa berupa aturan tertulis dengan segala bentuknya, bisa pula tak tertulis -- semacam kesepakatan bersama (konvensi).