Tanaman di taman kecil di halaman depan rumah mulai tumbuh dengan baik. Sudah sekitar  1,5 bulan sejak ditanam. Ada beberapa jenisnya, di antaranya soka, puring, endong, bromelia, keladi hitam, kucai, dan masih beberapa lagi. Di samping tumbuh meninggi dan membesar, juga tambah hijau dan cerah.
Memelihara dan menata tanaman di halaman rumah yang tidak terlalu luas, kami lakukan dengan berbagai cara.
Pertama, menyiram secara rutin dua kali sehari.
Pagi hari sekitar pukul lima kami bangun dan mulai menyiram tanaman ini. Mengapa pagi-pagi menyiramnya? Karena, kalau sudah sekitar pukul 6 pagi air PDAM yang saya langgani akan mulai kecil. Jadi, kalau terlambat, maka tanaman tidak akan mendapatkan air. Air akan mengalir dengan kucuran yang kecil sekali kalau sudah beranjak siang.
Selain menyiram di pagi hari, kami juga menyiramnya di sore atau malam hari. Terkadang pada sore hari air belum juga normal, kucurannya masih  kecil. Maklum saja -- seperti kata petugas PDAM, pelanggannya bertambah banyak, sementara debit air di sumbernya tetap.
Nah, kalau pada sore hari debit air kecil, maka saya akan menyiram tanaman di malam hari. Sekitar pukul 21.00 kucuran air kembali normal. Inilah kesempatan bagus untuk menyiramnya lagi. Jika terlambat menyiram, khawatir layu dan mati.
Terkadang, lantaran terbatasnya air, kami hanya menyiramnya sekali saja dalam sehari, terutama di pagi hari sebelum matahari terbit saat kucuran air berlangsung normal.
Kedua, menyiangi dari tanaman pengganggu.
Selain menyiram, menyiangi tanaman juga menjadi kegiatan yang menyenangkan. Ada rerumputan dan tanaman kecil lainnya yang tumbuh dengan sendirinya. Tumbuh di sela-sela tanaman hias yang kami tanam. Itulah yang saya cabuti satu demi satu.
Penyiangan ini menjadi penting agar tanaman bisa tumbuh dengan baik. Tanaman liar yang tumbuh itu jangan sampai mengganggu perkembangan tanaman pokok.
Kegiatan menyiangi tanaman ini kami lakukan paling tidak sekali dalam seminggu. Terkadang juga lebih dari itu sesuai dengan waktu luang.
Ketiga, memangkas tanaman.
Tanaman ini tumbuh dengan cukup subur. Ada yang tumbuh lebih cepat sehingga saya cukur ratakan pada bagian samping dan atasnya agar tampak lebih rapi. Jika tidak dipangkas, ia akan menutupi kucai, tanaman jenis rerumputan yang ditanam sebagai pinggiran.
Berbeda halnya dengan frekuensi menyiangan, mencukur tanaman saya lakukan seperlunya saja. Kalau misalnya kelihatan ada yang tidak rapi, ya saya akan tata kembali, termasuk mencukur bagian daunnya.
Keempat, menyapu halaman.
Tanaman yang sudah tumbuh tentu menghasilkan sampah yang berasal dari daun-daunnya yang gugur dan jatuh ke lantai atau ke tanah. Menyapunya pada pagi dan sore hari, itulah yang tidak pernah absen kami lakukan.
Maksudnya tiada lagi agar taman di halaman dan taman kecil di  rumah selalu asri dan bersih. Kalau sudah bersih dan asri, senanglah hati si tuan rumah melihatnya, he he he. Demikian pula dengan tamu yang sesekali singgah ke rumah.
Kelima, menggeser tanaman ke tempat yang tepat.
Ada jenis tanaman yang tidak tahan terhadap terik matahari. Tanpa sengaja saya letakkan sedemikian rupa sehingga terpapar matahari. Setelah beberapa lama tanaman yang seharusnya menghijau, daunnya mulai tampak menguning.
Untuk tidak membuatnya kian menguning dan mati, akhirnya saya pindahkan. Dipindahkan ke tempat yang lebih teduh sehingga tidak lagi terpapar matahari secara langsung.
Ada beberapa tanaman jenis dedaunan yang saya pindahkan dengan alasan ini. Setelah saya geser ke tempat yang teduh, ia bisa tumbuh dengan lebih baik. Daun-daunnya yang sebelumnya tampak kuning kemudian menghijau, tumbuh juga dedaunan yang muda dan hijau.
Keenam, memupuk tanaman.
Pada saat mulai ditanam, semua tanaman ini sudah diberi pupuk. Pupuk yang bercampur tanah itu diberikan secara merata. Ya, namanya pupuk kompos. Hal ini penting, sebab tanah di rumah kurang subur dan agak padat. Sangat diperlukan penggemburan tanah dan pemupukan untuk membuatnya sebagai media yang lebih subur dan mudah ditembus akar tanaman.
Walaupun pada saat pertama kali ditanam media tanahnya sudah diberikan pupuk, namun sekitar sebulan setelahnya kami pupuk lagi. Kali ini dengan pupuk buatan yang berupa butiran-butiran kecil berwarna biru kehijauan. Entah pupuk apa namanya.
Pupuk itu kami tabur tipis-tipis secara merata dan kemudian disiram dengan air yang banyak. Penyiraman dimaksudkan agar pupuk tersebut segera larut dan meresap ke dalam tanah.
Melakukan kegiatan penataan tanaman di halaman rumah sungguh sangat menyenangkan. Kami berdua -- saya dan istri, merasa senang menata halaman rumah dengan taman kecil ini. Mulai dari menyiram, menyapu, menyiangi, memangkas, memupuk, semuanya menyenangkan. Seakan-akan sedang refreshing.
(I Ketut Suweca, 31 Agustus 2024).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H