Ada sahabat saya yang berminat mempelajari agama, maka dia mencari dan memilih beberapa buku agama. Ada yang lebih suka dengan buku know how seputar keterampilan tertentu, maka ia akan membeli buku semacam itu.
Misalnya buku yang berkaitan dengan teknik membuat blog atau website, teknik memperbaiki komputer, atau teknik merangkai bunga.
Saya juga melihat ada sahabat yang suka sekali dengan buku pengembangan diri (self development). Setiap kali ke toko buku, yang diintipnya adalah buku-buku jenis itu. Ia akan membawa pulang paling tidak dua buku jenis ini.
Hampir sama dengan sahabat ini, saya juga menyukai buku-buku berjenis pengembangan diri. Terdapat banyak sekali buku yang berbicara tentang tema yang satu ini. Dan, banyak di antaranya bahkan sudah menjadi best seller.
Di samping mengamati buku-buku new arrival yang -- siapa tahu, ada yang menarik dan bernas isinya, saya juga memerhatikan dengan saksama buku-buku pengembangan diri yang laris.
Kalau buku best seller jenis ini saya sukai, maka tak perlu pikir panjang, saya akan membelinya. Tentu saja setelah mempertimbangkan isi dompet.
Mengapa demikian? Buku disebut best seller tentu saja karena banyak pembacanya dan bisa ribuan bahkan jutaan copy yang sudah terjual. Maka, dengan begitu saya pun yakin bahwa buku itu pasti bagus dalam hal kualitas isinya dan enak juga dibaca.
Buku Pengembangan Diri
Selama ini saya membeli cukup banyak buku-buku self development yang terbilang best seller, dan tak satu pun dari buku itu mengecewakan saya.
Bahkan, saya merasa sangat beruntung menemukan buku-buku tersebut dan bisa membacanya dengan lahap.
Untuk menyebut beberapa saja dari buku best seller itu, di antaranya Bagaimana Mencari Kawan dan Memengaruhi Orang Lain karya Dale Carnegie.