Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Penilaian Kinerja Karyawan, Apa Sih Tujuannya?

15 Oktober 2023   16:15 Diperbarui: 15 Oktober 2023   16:28 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penilaian kinerja memiliki sejumlah tujuan (Sumber gambar: https://www.qubisa.com).

Tentang pengertian kinerja sudah pernah penulis singgung pada artikel sebelumnya. Tetapi, baiklah, untuk membantu mengingat, penulis akan tuliskan kembali secara sekilas tentang apa yang dimaksud dengan kinerja.

Secara umum, kinerja dimaknai sebagai hasil kerja seseorang dalam tugas dan tanggung jawabnya dalam suatu periode tertentu.

Judith A. Hale mendefinisikan kinerja sebagai doing meaningful work in effective and efficient ways. Maksudnya, melakukan pekerjaan yang berarti dengan cara yang efektif dan efisien.

Kinerja diukur dari kuantitas dan kualitas hasil kerja seseorang dalam pekerjaan tertentu. Seseorang bisa disebut berkinerja baik apabila hasil penilaiannya sesuai dengan standar kualitas dan kuantitas yang ditetapkan perusahaan.

Tujuan Penilaian Kinerja

Lantas, apa tujuan penilaian kinerja tersebut. Dengan kata lain untuk apa penilaian kinerja dilakukan?  Apakah hanya sekadar menilai dan setelah itu selesai?

Penilaian kinerja tentu ada tujuannya sehingga kegiatan ini dilakukan di setiap organisasi atau perusahaan. Apakah itu?

Pertama, mengetahui capaian kinerja setiap karyawan.

Melalui penilaian kinerja, seorang atasan atau manajer bisa menilai kinerja bawahan atau stafnya sesuai dengan ketentuan penilaian yang ada. Hasil penilaian ini menjadi masukan yang berharga bagi manajer yang bersangkutan, juga bagi perusahaan.

Sedangkan bagi karyawan yang dinilai, penilaian kinerjanya itu akan memberikan gambaran tentang apa yang sudah dilakukannya dan bagaimana hasil kerjanya. Karyawan akan bisa melihat potret kinerjanya sendiri dan menjadikan hal ini sebagai feedback untuk berkinerja lebih baik ke depannya.

Kedua, pengembangan kemampuan karyawan.

Nah, dari hasil penilaian tersebut, akan tampak apa yang sudah dicapai dan belum berhasil diraih oleh karyawan. Bagi pimpinan perusahaan, melalui penilaian ini, ia akan bisa mengetahui pengembangan seperti apa yang relevan dilakukan terhadap karyawan di kemudian hari.

Kalau salah satu aspek dari penilaian kinerja, misalnya kemampuan karyawan kurang bagus, maka sudah selayaknya kepada yang bersangkutan diprogramkan untuk di-upgrade skill-nya.

Jika ternyata kepemimpinannya masih kurang, maka diberikan pengembangan pengetahuan dan kemampuan di bidang ini sehingga memiliki kemampuan leadership yang lebih baik.

Ketiga, pengembangan karier karyawan.

Karyawan yang ingin maju tentu menghendaki karier yang lebih baik dari waktu ke waktu. Cara yang bisa ia lakukan adaladilakukannya adalah dengan berkinerja sebaik-baiknya. Dengan berkinerja baik, karyawan berharap akan memperoleh peningkatan karier.  

Hal ini harus diperhatikan oleh pimpinan perusahaan. Ia mesti melihat dengan saksama mana di antara karyawannya berkinerja bagus, bahkan sangat bagus. Merekalah yang dipetakan untuk dipromosikan atau diberikan jabatan yang setingkat lebih tinggi.

Sedangkan, bagi yang kinerjanya biasa-biasa saja, mungkin perlu dimutasi atau dirotasi untuk menghindari kejenuhan di suatu posisi.

Penilaian kinerja memiliki sejumlah tujuan (Sumber gambar: https://www.qubisa.com).
Penilaian kinerja memiliki sejumlah tujuan (Sumber gambar: https://www.qubisa.com).

Keempat, penerapan reward dan punishment.

Penilaian kinerja bisa dijadikan dasar dalam memberikan penghargaan (reward) dan hukuman (punishment) terhadap karyawan. Hanya saja, penilaian haruslah objektif, adil, dan transparan.

Terhadap karyawan yang berprestasi, sudah selayaknya diberikan reward, misalnya berupa kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi. Atau, cukup diberikan hadiah sebagai salah seorang karyawan berprestasi pada perayaan ulang tahun perusahaan.

Sebaliknya, terhadap karyawan yang berkinerja buruk, kalau tidak diberikan program pengembangan, mungkin sudah waktunya untuk untuk diberhentikan.

Kelima, menciptakan budaya kerja.

Karyawan mesti tahu dengan pasti dan jelas bahwa penilaian kinerja itu ada dan diberlakukan terhadap semua karyawan.

Mereka harus mengetahui bahwa penilaian itu dilakukan setiap hari dan diakumulasikan dalam bentuk penilaian kinerja pada akhir tahun.  Dan, penilaian ini, baik atau buruk, akan berdampak kepada karier karyawan.

Dengan mengetahui hal ini, karyawan tidak bisa semau gue dalam bekerja, melainkan mengikuti aturan yang ada dalam perusahaan. Karyawan mesti disiplin dalam pekerjaannya. Dan, ia selalu dipantau setiap hari oleh atasan langsung atau pimpinannya.

Jadi, penilaian kinerja merupakan potret diri bagi karyawan, apakah dia berkinerja baik atau tidak. Karena kinerja itu dinilai, maka karyawan pada umumnya akan termotivasi untuk berkinerja dengan lebih baik demi karier yang lebih baik pula.

(I Ketut Suweca, 15 Oktober 2023).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun