Kegiatan mendengar, membaca, menulis atau mencatat merupakan hal yang biasa dilakukan di kampus. Semua kegiatan itu menunjang proses belajar-mengajar.
Akan tetapi, terkadang kegiatan mencatat materi kuliah acapkali diabaikan oleh rekan-rekan  mahasiswa.
Di antara mereka, ada saja yang merasa malas tau merasa tidak perlu mencatat materi kuliah yang dipaparkan pengajar di depan kelas.
Lima Manfaat Utama
Kalau ditelusuri lebih jauh, ternyata ada beberapa manfaat yang bisa dipetik mahasiwa dari kegiatan mencatat materi perkuliahan.
Apa sajakah itu? Mari kita kupas lebih lanjut.
Pertama, membuat pikiran fokus.
Dengan mencatat apa yang diterangkan dosen atau apa yang ditulis dosen di depan kelas akan membuat pikiran jadi fokus.
Artinya, dengan mencatat -- mau tak mau, pikiran terkonsentrasi ke materi kuliah. Tidak terdistraksi, misalnya, oleh hal-hal lain seperti menggunakan gedget, ngobrol dengan teman sebelah, dan sebagainya.
Kedua, memudahkan mengingat.
Manfaat mencatat yang kedua adalah membuat mahasiswa lebih mudah mengingat apa materi kuliah.
Catatan tersebut akan membantu mahasiswa untuk mengingat kembali apa-apa yang sudah pernah dijelaskan dosen sebelumnya saat perkuliahan.
Kendati pun catatan yang dibuat hanya hal-hal yang pokok dan ditulis secara singkat atau pendek-pendek saja, tetap saja hal ini akan membantu mahasiswa mengingat materi yang sudah pernah dijelaskan.
Begitu membuka cacatan dan mulai membaca, mahasiswa segera akan mengingat kembali saat kuliah sebelumnya yang menjelaskan materi tersebut.
Ketiga, memudahkan saat ujian.
Membaca catatan tentu saja banyak membantu tatkala mahasiwa memasuki ujian, baik ujian tengah semester maupun ujian akhir semester.
Catatan yang dibaca ulang akan sangat memudahkan mahasiswa mengingat materi-materi kuliah yang sudah pernah diajarkan dosen.
Dan, tentu saja hal ini berdampak positif terhadap hasil ujian. Akan berbeda hasilnya jika mahasiswa tidak pernah atau malas mencatat.
Keempat, melatih menulis cepat.
Mencatat penjelasan dosen pada saat mengajar di kelas, tentu tidak bisa secara lengkap. Pasti kalah cepat dibandingkan dengan penjelasan dosen.
Oleh karena itu, mahasiawa hanya bisa mencatat hal-hal pokok selain hal-hal khusus yang dipandang perlu. Tidak semua penjelasan bisa dicatat karena waktu.
Nah, kalau kegiatan mencatat ini sudah dibiasakan, maka dengan sendirinya mahasiswa akan terlatih menulis dengan cepat kendati mungkin hanya dia sendiri saja yang paham isi tulisan itu.
Menulis dengan cepat akhirnya menjadi kebiasaan. Mahasiswa mampu menangkap dan menuliskan hal-hal penting yang dijelaskan dosennya.
Kelima, mencegah rasa bosan.Â
Kalau mahasiswa suntuk memperhatikan dan mencatat materi kuliah yang dijelaskan dosen, maka hal ini bisa menghapus rasa bosan.
Pikiran yang fokus dan tangan yang sibuk mencatat materi perkuliahan, tidak akan diganggu rasa bosan atau rasa jemu. Sebaliknya, rasa bosan akan mudah muncul apabila mahasiswa tidak fokus.
Pikiran yang dibiarkan liar tak terkontrol akan melompat-lompat ke sana ke mari tak karuan. Dan, ini sungguh membuang-buang waktu percuma dan materi kuliah pun lewat dan tak bisa terserap.
Perpaduan Menyimak dan Mencatat
Sementara menyimak apa yang disampaikan dosen, mencatat juga menjadi aktivitas penting dan perlu dilakukan.
Mata melihat, tangan mencatat. Keduanya berkolaborasi. Ini akan membuat mahasiswa mampu menyerap materi kuliah dengan lebih baik. Di sini, paling tidak ada dua indera yang terlibat, yakni indera pendengaran dan indera penglihatan.
Prinsipnya, semakin banyak indera yang dilibatkan dalam penyerapan suatu materi kuliah, semakin bagus hasilnya. Jadi, mencatat materi kuliah itu penting dan perlu di samping menyimak.
(I Ketut Suweca, 14 Oktober 2023),
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H