Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Konflik dalam Organisasi, Bagaimana Mengatasinya?

19 April 2023   09:32 Diperbarui: 20 April 2023   04:56 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengatasi konflik dalam organisasi (Sumber gambar: strathire.com). 

Keputusan yang diambil hendaknya bisa menyadarkan kedua belah pihak akan hal-hal yang mereka lupakan ketika berkonflik. Tidak hanya melihat dari sudut kepentingan diri atau kelompok, melainkan memandang suatu persoalan dalam konteks yang lebih luas dan jauh ke depan.

Ketiga, kembali ke tujuan bersama.

Apa sesungguhnya yang dicari dalam organisasi? Untuk mencapai tujuan bersama, bukan? Hal-hal seperti inilah yang mesti diingatkan kepada anggota organisasi sehingga persoalan-persoalan yang tidak substantif jangan sampai mengalahkan tujuan berorganisasi. Tujuan organisasi bisa terlupakan, karena para pihak terlibat konflik secara tak disadari telah menjauhkan mereka dari tujuan tersebut.

Mengingatkan mereka pada goal organisasi menjadi sangat penting dilakukan oleh pemimpin organisasi. Dengan begitu, diharapkan para pihak yang berkonflik bisa mereda dan kembali kepada tujuan organisasi.

Keempat, tidak emosional.

Konflik dalam organisasi pada umumnya terjadi dengan keterlibatan emosionalitas pihak-pihak yang terkait. Hendaknya disampaikan, dalam berkomunikasi, aspek emosi yang berlebihan mesti dihindari.

Sebaliknya, pemikiran yang rasional, ketenangan, dan kesabaran yang lebih dikedepankan. Dengan demikian, jalan keluar terhadap permasalahan yang dihadapi akan lebih mudah ditemukan. Tugas pemimpin adalah mengingatkan mengenai hal ini.

Kelima, hindari menyinggung harga diri.

Acapkali terjadi konflik muncul karena harga diri salah satu pihak yang disinggung. Hal-hal yang sifatnya pribadi dan privasi diintervensi.

Nah, apabila hal ini terjadi, maka pemimpin mesti menengahinya secara hati-hati dan bijak. Misalnya dengan mengingatkan kedua belah pihak untuk kembali ke titik persoalan dan bersama-sama berupaya untuk menemukan solusi terbaik.

Kalau sudah sampai menyinggung atau melukai harga diri atau martabat orang, seringkali mengundang konflik. Hal ini seharusnya tidak perlu terjadi. Dan menyinggung harga diri ini, acapkali memunculkan intensitas emosi yang meningkat bahkan memuncak sehingga pada akhirnya menjadi konflik yang mengeras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun