Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menemukan Makna "Wisuda" yang Sesungguhnya!

13 April 2023   18:14 Diperbarui: 15 Mei 2023   14:49 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wisuda (Sumber: shutterstock)

Kata 'wisuda' mungkin sudah sering kita dengar. Setiap perguruan tinggi menyelenggarakannya, dua atau tiga kali dalam setahun. Dan, banyak dari kita terlibat di dalamnya, baik sebagai orang yang diwisuda atau disebut juga dengan wisudawan atau menjadi bagian dari keluarga yang hadir dalam acara penting itu.

Akan tetapi, apakah sesungguhnya makna dari kata 'wisuda' ini. Mari kita telusuri lebih lanjut dalam artikel sederhana ini.

Belum lama ini saya menghadiri wisuda dan syukuran anak laki-laki saya yang mengikuti wisuda pada program master (MBA) di ITB Bandung. Saya lalu berpikir dan merasa penasaran, apa sih sebenarnya makna dari wisuda itu? Apakah itu semacam serimonial belaka yang sudah biasa digelar oleh  perguruan tinggi?

Memaknai Wisuda

Sebuah sumber tepercaya menyebutkan bahwa wisuda berasal dari kata bahasa Jawa 'wisudha' yang bermakna pelantikan bagi orang yang telah menyelesaikan pendidikan.

Tatkala seseorang diwisuda, ia akan memakai pakaian yang disebut dengan toga. Toga inilah yang dikenakan pada saat wisuda berlangsung.

Toga sendiri berasal dari bahasa Latin 'tego' yang berarti penutup. Mungkin penutup dimaksud mengacu pada penutup kepala dengan toga (topi-nya). Dapat juga dimaknai sebagai penutup masa studi secara formal di sebuah perguruan tinggi. Pakaian toga itu sendiri melambangkan pencapaian dan pengakuan.

Sumber: dok. pribadi.
Sumber: dok. pribadi.

Para wisudawan tentu saja sudah menjalani masa studi yang panjang dengan segala suka-dukanya. Ada banyak kesulitan dan tantangan yang dihadapi sepanjang perjalanan studi tersebut. Ada banyak juga success story yang berhasil diraih dalam prosesnya.

Setelah melalui perjalanan yang panjang dan melelahkan itu, tentu mahasiswa ingin sekali menuntaskan studinya. Jika mereka berhasil, maka upacara wisuda sudah menantinya.

Ada yang menjalani proses studi tepat waktu, misalnya 4 tahun untuk jenjang S1. Ada juga yang berhasil lebih cepat dari itu, misalnya 3,5 tahun. Beberapa diantaranya ada yang melewati waktu tersebut, misalnya 5 tahun.

Berapa pun waktu yang dijalani dalam proses studi, goal-nya adalah wisuda sebagai simbol dari terselesaikannya proses studi dimaksud. Jadi, wisuda adalah momen yang dinanti-nanti. Wisuda adalah momen sakral yang ditandai dengan prosesi yang penuh makna.

Salah satu prosesi yang dilakukan saat wisuda adalah pemindahan tali kuncir pada topi yang sebelumnya menggelayut di sisi sebelah kiri dipindah ke sebelah kanan. Apa maknanya?

Hal ini mengandung makna sekaligus harapan agar kalau semasa kuliah lebih banyak menggunakan otak kiri untuk berpikir atau hardskill. Setelah tamat, hendahknya lebih banyak menggunakan otak kanan untuk berinovasi, berkreativitas,  berimajinasi, dan softskill lainnya.

Intinya adalah agar para wisudawan ketika mamasuki 'universitas kehidupan' yang sebenarnya tidak hanya mengandalkan hardskill atau keahlian di bidangnya.

Mereka juga diharapkan menggenapi diri dengan softskill dalam berkiprah di tengah-tengah masyarakat. Artinya, kreativitas, inovasi, semangat untuk maju harus terus dipacu, dilandasi dengan karakter atau budi pekerti yang baik.

Setelah Wisuda Mau Ke mana?

Sebagaimana disebutkan di atas, wisuda menandai bahwa masa perkuliahan secara formal di sebuah kampus sudah selesai. Saatnya untuk mencari pekerjaan atau menciptakan lapangan kerja. Begitulah pada umumnya yang dilakukan oleh mereka yang sudah menyelesaikan studinya.

Akan tetapi, ada juga yang berniat untuk meneruskan studi. Misalnya, setelah menyelesaikan S1 hendak melanjutkan ke S2. Yang sudah menyelesaikan jenjang S2 meneruskan kuliahnya ke S3. Baru setelah menamatkan studi sesuai dengan yang dicita-citakan, mereka lalu terjun total ke tengah-tengah  masyarakat untuk menerapkan ilmu yang didapat.

Tentu saja tidak ada seorang pun lulusan perguruan tinggi yang ingin menjadi penganggur setelah wisuda. Mereka ingin segera mendapatkan pekerjaan. Masa peralihan dari sejak tamat hingga mendapatkan pekerjaan pertamanya membutuhkan waktu.

Lama waktu yang dibutuhkan berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang butuh 6 bulan, 12 bulan, bahkan lebih. Tergantung pada usaha yang bersangkutan dan kebutuhan dunia kerja dengan bidang keahlian yang dimiliki.

Dengan demikian, wisuda bisa menjadi titik akhir. Ya, titik akhir proses pembelajaran secara formal. Tetapi, wisuda juga merupakan titik awal. Titik awal terjun di 'universitas kehidupan' dan bergelut dengan segala tantangan dan peluang yang menyertainya.

(I Ketut Suweca, 13 April 2023).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun