Sejak awal di sekolah menengah, saya merasa sangat menyukai buku-buku biografi. Ya, buku-buku yang berisi kisah tentang para tokoh, baik tokoh dalam negeri maupun luar negeri.
Untuk memenuhi hasrat akan membaca buku, khususnya buku tentang para tokoh di dunia, saya pun sering berburu buku tersebut.
Ke mana berburu? Ada dua tempat yang menjadi favorit saya. Yang pertama adalah toko buku dan yang berikutnya adalah perpustakaan.
Saat saya masih muda belia, tak banyak perpustakaan di sekitar tempat saya tinggal. Setahu saya, hanya ada dua perpustakaan yang kunjungi. Satu adalah perpustakaan sekolah di mana saya menuntut ilmu dan yang lainnya adalah perpustakaan umum.
Jarak kedua lokasi itu masing-masing sekitar 10 km dari desa tempat saya tinggal. Jadi, untuk menikmati bahan bacaan, saya mesti bersepeda ke tempat tersebut. Kalau pulang-pergi (pp) berarti jarak yang saya tempuh sepanjang 20 km.
Toko-toko buku juga menjadi target saya. Kendati tidak bisa membeli buku-buku itu, sekadar dapat membacanya saja sudah bukan main senangnya hati ini.
Buku-buku Biografi
Nah, dari dua tempat itulah saya bisa membaca buku, salah satunya adalah buku biografi yang menjadi kesukaan saya.
Hingga saat ini pun, buku-buku itu masih saya simpan di dalam rak. Kendati usia buku tersebut sudah lanjut, warna kertas sudah menguning, bahkan ada beberapa yang sudah sulit dibaca, tetap saja saya simpan.
Sesekali, jika rindu, saya buka kembali buku-buku tersebut. Ya, sekadar untuk menggali inspirasi  atau  mengenang kesenangan sejak masa silam. Belakangan, sesekali saya juga membeli buku sejenis, jika merasa tertarik dan ingin tahu tentang perjalanan hidup seorang tokoh.
Dari buku  biografi itu saya bisa belajar banyak hal tentang para tokoh. Kendati ada kemungkinan isi buku itu bersifat subjektif dan terkadang dibumbui agar lebih afdal, tetap saja saya suka membacanya. Yang penting, saya bisa menikmati isi buku-buku itu dan belajar darinya.
Berdasarkan pengalaman tersebut, saya jadi ingin mengajak para orangtua untuk memperkenalkan dan mendekatkan buku-buku biografi kepada anak-anak kita.
Berikut ini, penulis paparkan apa saja yang bisa kita dan anak-anak bisa petik dari buku-buku biografi (atau otobiografi) para tokoh tersebut. Mari kita rinci lebih lanjut.
Tekad untuk Maju
Dalam buku biografi pada umumnya dikisahkan bahwa sang tokoh pada awalnya adalah orang yang hidupnya miskin dan sengsara, dipandang rendah, bahkan dihina oleh orang-orang di sekitarnya.
Namun, karena memiliki tekad sekuat baja untuk menjadi manusia yang tegar menghadapi segala kesulitan dan permasalahan hidup -- setelah melalui perjuangan jatuh dan bangun, ia pun akhirnya menjadi pemenang, bukan pecundang.
Kesulitan dan kemelaratan yang dialaminya tidak menyeretnya ke lembah kegagalan, melainkan menjadikannya semakin kuat dan tangguh. Ya, kuat dan tangguh dalam menghadapi kehidupan, sesulit apa pun itu.
Nah, dari sini anak-anak akan belajar tentang bagaimana menghadapi kesulitan hidup dan tetap tekun berjuang untuk bisa keluar dari kesulitan itu.
Pembaca yang Lahap
Selain itu, seringkali dikisahkan bahwa para tokoh dalam kisah biografi adalah pembaca yang rajin. Ia menjadi buku-buku sebagai temannya. Ia suka buku dan senang membaca.
Mereka berusaha mendapatkan buku dan menjadikan buku sebagai temannya, teman baik yang tidak pernah protes!
Buku memberinya penghiburan. Buku membawanya terlepas secara psikologis dari berbagai bentuk kemelaratan dan tekanan fisik yang sedang dihadapinya.
Anak-anak bisa membaca dan menghayati bagaimana para tokoh tersebut menjadi pencinta buku dan gemar membaca. Dengan demikian, anak-anak pun diharapkan bisa meneladani para tokoh dalam hal kegemaran membaca.
Tengoklah, misalnya, Benyamin Franklin, Abraham Lincoln, serta founding father bangsa kita: Bung Karno dan Adam Malik. Mereka adalah para pencinta buku dan pembaca yang luar biasa.
Saya sangat tersentuh bagaimana Benyamin Franklin bekerja keras untuk bisa membeli sebuah buku. Dalam sebuah buku lawas dikisahkan betapa Franklin rela tidak makan karena uang yang diperoleh dari pekerjaannya dibelikan buku.
Demikian juga dengan Abraham Lincoln. Pada siang hari ia membantu mencangkul, bertanam, memotong kayu pada petani tetangganya. Uang yang berhasil dikumpulkan diberikan kepada orangtuanya.
Pada malam hari, ia akan duduk dekat api untuk menghangatkan badannya sambil membaca buku.
Lalu, tokoh negeri kita, Soekarno dan Adam Malik? Di tengah perjuangannya untuk kemerdekaan negeri ini, dua serangkai ini pun pernah dipenjara oleh penjajah. Namun, beliau merasa tak mengapa dipenjara, asalkan buku-buku yang disukai selalu bersamanya.
Jadi, anak-anak bisa belajar memahami dan menghayati bagaimana menjadi pribadi yang tangguh dengan belajar dari tokoh-tokoh tangguh.Â
Di samping itu, mereka juga tergugah untuk rajin membaca dan belajar agar menjadi pintar dan sukses seperti para tokoh yang dibacanya dari buku.
Menuntun Langkah Menuju Masa Depan
Salah satu manfaat membaca buku-buku biografi bagi anak-anak adalah mereka akan memahami perjalanan hidup sang tokoh yang dikisahkan: berjuang keras demi masa depan yang lebih baik.
Buku-buku biografi yang dibaca akan memberi inspirasi untuk lebih kuat lagi menjalani hidup, untuk terus berjuang mencapai keberhasilan betapa pun sulitnya.
Dan, tumbuh keyakian bahwa di mana ada cita-cita yang baik, cita-cita yang luhur, maka di situ jalan akan dikuakkan. Asal berupaya dengan sekuat tenaga disertai doa, niscaya apa yang diharapkan akan bisa terwujud.
Sampai di sini saya jadi ingat dengan novel berseri Negeri 5 Menara karya A. Fuadi. Di dalam novel itu diperkenalkan istilah man jadda wajada. Artinya, siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses. Ada juga istilah man shabara zhafira, yang maknanya: siapa yang bersabar akan beruntung.
Demikianlah, dengan membaca buku biografi, anak-anak akan memikirkan cita-citanya sendiri dan mempersiapkan diri untuk menghadapi segala tantangan demi mewujudkan impiannya.
Semoga buku-buku biografi mengispirasi dan menyemangati anak-anak. Adalah tugas kita -- para orangtua, menyemangati dan memfasilitasi mereka.
(I Ketut Suweca, 27 Januari 2023).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H