Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mau Menjadi Mahasiswa Berprestasi? Yuk Praktikkan Cara Ini!

7 Januari 2023   19:58 Diperbarui: 7 Januari 2023   20:40 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa sedang berdiskusi (Sumbergambar: gettyimages.com).  

Menjadi mahasiswa adalah dambaan banyak orang. Status ini membawa orang pada kelompok muda yang terpelajar. Beruntunglah mereka yang tengah menjalani kehidupan dan status sebagai mahasiswa.

Di antara sekian banyak mahasiswa, tentu tidak ada yang ingin berhenti di tengah jalan, tidak ada yang ingin drop out (DO), tidak ada yang hanya sekadar untuk mendapatkan status sebagai mahasiswa. Pada umumnya mahasiswa ingin meraih prestasi terbaik yang mampu mereka raih.

Akan tetapi, adakah cara untuk mencapai prestasi dimaksud, baik prestasi akademik maupun nonakademik?

Penulis akan memaparkan hal-hal apa saja yang bisa membawa mahasiswa ke dalam prestasi terbaiknya. Silakan dibaca lebih lanjut.

Pertama, ikuti perkuliahan dengan baik.

Ini sudah menjadi keharusan, tentu. Biasanya ditetapkan jumlah kehadiran kuliah minimal 75 persen dari total kehadiran dalam satu semester. Kalau jumlah kehadiran dalam satu semester sebanyak 16 kali, maka jumlah kehadiran mahasiswa minimal 12 kali.

Jumlah kehadiran ini penting karena berkaitan dengan kesempatan untuk menyerap pelajaran, baik yang diselenggarakan melalui tatap muka di ruang kelas maupun secara daring.

Jika kurang dari jumlah minimal tersebut, dikhawatirkan materi yang diikuti tidak mencapai batas minimal dan tentu saja tidak lengkap.

Kedua, aktif di organisasi kemahasiswaan.

Terdapat berbagai jenis organisasi kemahasiswaan yang biasanya terdapat di kampus yang bisa diikuti. Terserah mahasiswa, organisasi mana yang akan diikuti.

Organisasi tersebut, misalnya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Senat Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), dan organisasi lainnya yang mengarah pada keterampilan.

Silakan diikuti salah satu dari organisasi yang ada. Keterlibatan dalam organisasi kemahasiswaan akan banyak membantu mahasiswa dalam pembentukaan karakter dan keterampilan mereka.

Misalnya, mereka akan memperoleh bagaimana rasanya aktif dalam sebuah organisasi: belajar memimpin dan dipimpin, belajar mengambil keputusan, belajar mengemukakan pendapat dengan percaya diri, dan seterusnya.

Hanya saja, mahasiswa harus pandai-pandai mengatur waktu, mana untuk kuliah dan mana untuk berorganisasi. Jangan sampai lantaran keasyikan berorganisasi, perkuliahan jadi berantakan dan terancam drop out. 

Ketiga, baca, baca dan baca.

Mahasiswa emoh belajar, malas membaca buku? Tugas utama mahasiswa ya belajar. Oleh karena itu, belajar adalah tugas utama yang harus diikuti.

 Di samping rajin mengikuti perkuliahan seperti disebutkan di atas, jangan lupa untuk terus menambah ilmu pengetahuan.

Untuk itu, datangi perpustakaan kampus. Perpustakaan kampus yang baik akan menyediakan buku-buku yang relevan dengan kebutuhan mahasiswa dan dosen di kampus tersebut selain buku pengetahuan umum.

Dengan membaca secara berkesinambungan, maka pengetahuan mahasiswa akan semakin luas dan dalam. Termasuk di dalamnya pengetahuan mengenai cara penggunaan bahasa yang dipelajari dari buku-buku.

Nah, pengetahuan dari kebiasaan membaca akan berdampak pada kemampuan dan prestasi akademik mahasiswa tersebut. Mahasiswa akan lebih mudah menjawab materi ujian karena pengetahuaannya yang lebih luas dan paham juga tentang cara menuangkan gagasan ke dalam bahasa tulis.

Membaca menjadi bagian dari proses pembelajaran (Sumber gambar: freepik.com).  
Membaca menjadi bagian dari proses pembelajaran (Sumber gambar: freepik.com).  

Keempat, jaga attidute.

Aspek attidute yang meliputi sikap dan perilaku mahasiswa, di banyak kampus, juga menjadi penilaian. Ini merupakan upaya untuk penguatan sikap dan tindakan yang positif mahasiswa seloama masa belajar.

Para pengola perguruan tinggi dan para dosen, saya kira, sangat peduli akan hal ini. Mereka akan memberi tahu para mahasiswa di awal perkuliahan bahwa aspek attidute masuk dalam penilaian.

Mereka ingin agar output lulusannya nanti bisa diterima dengan baik di tengah-tengah masyarakat, bukan saja karena kemampuan keilmuaannya, bahkan juga karena attidute lulusannya yang baik.

Kelima, ikuti lomba intern dan ekstern kampus.

Keikutsertaan dalam lomba membuka peluang bagi mahasiswa untuk unjuk prestasi. Maka, ada baiknya mahasiswa mengikuti lomba-lomba itu, baik yang diselenggarakan oleh kampus maupun pihak luar kampus.

Keikusertaan dalam lomba akan memicu dan memacu mahasiswa untuk memaksimalkan kemampuan. Mahasiswa akan bersemangat dan lebih giat berlatih atau belajar.

Dan, melalui lomba, mahasiswa bisa mengukur tingkat kemampuan atau keterampilannya dalam bidang yang diikutinya.

Jika belum berhasil memenangi lomba, berarti mesti mempersiapkan diri lebih keras lagi sehingga pada lomba berikutnya bisa berhasil. Jika menang lomba, maka ini akan menjadi kebanggaan bagi diri dan kampus.

Keenam, menjawab ujian dengan baik.

Ujian Tengah Semster (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) adalah ujian yang berkaitan dengan pemahaman mahasiswa  terhadap materi perkuliahan.. Kedua jenis ujian ini menjadi sarana untuk mengevaluasi kemampuan belajar dan daya serap mahasiswa.

Oleh karena itu, di samping mahasiswa mesti belajar dengan baik jauh-jauh hari sebelum ujian, mereka juga harus memastikan jawaban ujiannya sudah maksimal.

Ada apa dengan jawaban ujian? Ya, jawaban mahasiswa pada saat ujian menjadi salah satu indikator untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam bidang studi tertentu.

Menjawab soal ujian dengan baik (Sumber gambar: allblogthings.com).  
Menjawab soal ujian dengan baik (Sumber gambar: allblogthings.com).  

Dalam menghadapi soal ujian, kadangkala ada mahasiswa yang menjawab pertanyaan sekadar saja atau sekadar menjawab. Jawaban mereka jauh dari cukup padahal ingin mendapatkan nilai bagus.

Mungkin saja mereka memahami lebih banyak rincian jawaban terhadap suatu pertanyaan, tapi di lembar jawaban yang ditulis minim sekali. Lalu, bagaimana dosen atau pengajar bisa menilai kemampuan mahasiswa kalau jawabannya ala kadarnya saja?

Oleh karena itu, mesti diupayakan menjawab pertanyaan dengan sebaik-baiknya. Tulis semua pengetahuan yang berkaitan dengan pertanyaan dimaksud.

Hindari hanya menulis sebagian kecil atau sedikit saja. Jawab hingga tuntas. Jawaban yang lengkap, komprehensif, dan detail sangat penting untuk nilai yang lebih baik.

Itulah lima hal yang bisa dilakukan oleh mahasiswa jika ingin menjadi mahasiswa berprestasi. Memang tidak ada jalan mudah untuk ini. Tapi, kalau dijalankan dengan sungguh-sungguh dan penuh komitmen, maka mahasiswa akan memetik hasilnya dan menjadikannya bekal  di kemudian hari.

(I Ketut Suweca, 7 Januari 2023).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun