Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mau Menulis Opini yang Baik? Yuk, Lihat Syaratnya!

3 Januari 2023   04:28 Diperbarui: 3 Januari 2023   04:49 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis opini yang baik (Sumber gambar: pingkom.com).  

Tulisan opini mungkin sudah sering kita baca di sejumlah media. Istilah opini tidak asing bagi kebanyakan orang. Namun demikian, barangkali belum banyak orang yang paham apa sebenarnya yang dimaksud dengan tulisan atau artikel opini dan apa pula syarat-syaratnya.

Artikel ini hadir untuk memberikan sedikit pengertian tentang tulisan opini itu sekaligus menjelaskan apa saja syarat atau kriteria sebuah artikel atau tulisan opini yang baik.

Pengertian Artikel Opini

Secara sederhana dapat disebutkan, artikel opini -- atau disebut "opini" saja, adalah salah satu jenis tulisan yang membahas suatu persoalan berdasarkan pendapat penulisnya.

Opini merupakan jenis tulisan yang berisi pendapat, gagasan, pemikiran atau kritik terhadap persoalan yang berkembang di masyarakat yang biasanya ditulis dengan bahasa ilmiah populer.

Bagi penulisnya, artikel opini menjadi cara dan sarana untuk menyampaikan gagasan. Jadi, melalui artikel opini yang ditulis, si penulis bisa menyampaikan gagasannya kepada pembaca.

Syarat Tulisan Opini yang Baik

Artikel atau tulisan opini merupakan salah satu jenis tulisan yang memerlukan persyaratan tertentu agar layak disebut opini sekaligus layak muat di suatu media.

Terdapat kriteria tertentu sebuah tulisan agar dapat dikategorikan sebagai artikel opini. Persyaratan itulah yang menjadi penciri sebuah opini.

Terdapat lima aspek atau faktor yang harus dipenuhi dalam sebuah karya tulis untuk bisa disebut sebagai artikel opini. Apakah kelima aspek itu? Mari kita bahas lebih lanjut.

Pertama, aktual.

Tulisan opini pada umumnya berangkat dari perkembangan keadaan atau situasi yang menjadi issue terkini. Dari perkembangan dan permasalahan yang terjadi itulah tulisan opini diciptakan.

Di samping tulisan berupa berita -- straight news misalnya, disediakan juga tulisan opini yang acapkali dimuat di sejumlah media.

Pokok bahasannya tidak jauh-jauh dari isi berita-berita yang sedang beredar. Hanya saja,  artikel opini mengutamakan pendapat penulisnya.

Tulisan opini yang mengandung sifat aktual tentu sangat menarik untuk dibaca. Mengapa? Karena, tulisan jenis ini kontekstual dengan perkembangan keadaan dan situasi terkini. Selain itu, artikel opini bisa memperkaya perspektif pembaca terhadap suatu persoalan yang tengah terjadi.

Pendapat atau pandangan penulis opini terhadap suatu persoalan publik sangat diharapkan oleh masyarakat, terlebih-lebih pandangan tersebut berasal dari para pakar di bidangnya.

Kedua, orisinal.

Sebuah tulisan opini menuntut orisinalitas. Betul! Akan tetapi, pada zaman sekarang, saat informasi memborbardir, akan terasa sulit membuat sebuah tulisan yang benar-benar orisinal.

Tapi, jangan khawatir dulu, orisinalitas bukanlah sebuah tuntutan yang seratus persen mesti dipenuhi. Sebagian kecil saja dari tulisan tersebut mengandung orisinalitas, sudah cukup.

Mana ada pendapat, pandangan, pemikiran, pada era informasi sekarang yang seratus persen orisinal dari penulisnya? Tidak akan pernah ada!

Ada ungkapan yang barangkali cocok untuk keadaan ini: penulis yang hadir belakangan berdiri di pundak penulis sebelumnya. Artinya, pandangan atau pendapat penulis belakangan tiada lain merupakan tambahan saja dari pandangan-pandangan penulis sebelumnya.

Dalam praktiknya, seorang penulis opini perlu membaca berbagai berita dan artikel terkait sebelum memutuskan untuk menyusun sebuah artikel opini dari sudut pandangnya sendiri. Ia memerlukan informasi, data, bahkan pandangan para penulis lain.

Dengan demikian, sekali lagi, tidak ada orisinalitas dalam artian persentase yang penuh. Sedikit saja ada pemikiran sendiri yang kita masukkan ke dalam sebuah artikel opini, itu sudah memadai.

Asal jangan menulis dengan meng-copy-paste sebagian atau seluruh tulisan orang lain dan mengakuinya sebagai tulisan sendiri. Kalau ada sumbernya, ya, sebutkan dengan jelas. Itu saja.

Ketiga, argumentatif.

Argumentasi adalah landasan dasar dari sebuah tulisan opini. Ya, penulis opini mesti memiliki argumentasi terhadap suatu topik atau persoalan yang diangkatnya ke dalam tulisan.

Dia mesti menyampaikan sudut pandang tertentu terhadap persoalan aktual yang ada -- entah ia sependapat atau menolak, tentu dengan alasan-alasan yang jelas dan kuat.

Untuk melengkapi argumen tersebut, si penulis bisa menampilkan data atau informasi yang relevan. Bahkan, kalau perlu, bisa juga mengutip pendapat pakar untuk lebih meyakinkan pembaca.

Keempat, redaksional.

Tulisan opini hendaknya memenuhi syarat yang ditetapkan oleh media yang akan memuatnya, terutama dari sisi redaksional atau penggunaan bahasa yang baik dan benar. Untuk itu, perlu diperhatikan penggunaan tata bahasa, ejaan, diksi, dan pernak-pernik bahasa lainnya yang wajib dipatuhi.

Kalau demikian halnya, penulis opini dituntut mampu menggunakan bahasa dan memanfaatkan kekuatan kata-kata tertulis dalam berargumentasi.

Dengan kata lain, penulis opini mesti sanggup menghasilkan tulisan dengan pandangan yang meyakinkan melalui pilihan kata dan kalimat yang digunakan.

Melalui tulisan opini, masyarakat pembaca tak sekadar disajikan informasi tentang sesuatu hal atau persoalan. Masyarakat pembaca juga diantarkan untuk bisa yakin bahwa apa yang ditulis dalam format opini tersebut dapat dipercaya.

Kelima, bermanfaat.

Tulisan opini dibuat karena kebermanfaatannya bagi masyarakat pembaca. Nilai kebermanfaatan inilah yang menjadi alasan mengapa tulisan opini dihadirkan di banyak media, bahkan disediakan kolom khusus untuk penulisnya.

Apa sajakah manfaat tulisan opini bagi masyarakat? Tentu saja masyarakat akan mendapatkan sudut pandang dari sebuah persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Ini akan memperkaya wawasan masyarakat terhadap suatu hal. 

Dan, dengan membaca artikel opini, masyarakat pembaca akan mendapatkan pendapat-pendapat yang bernas dari para ahlinya.  

Pendapat penulis opini tersebut bisa saja kemudian memengaruhi sikap dan perilaku pembaca dan mengikuti pendapat tersebut, disadari atau tidak, diakui atau tidak. Maka, hati-hati dengan tulisan opini!

(I Ketut Suweca, 3 Januari 2023).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun