Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Refleksi Akhir Tahun 2022: Catatan Perjalanan Bersama Kompasiana dan Kompasianer!

30 Desember 2022   16:47 Diperbarui: 31 Desember 2022   05:51 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis bersama para kompasianer(Sumber gambar: fabfitfun.com).  

Tidak lama setelah tulisan ini dimuat, kita semua akan mengakhiri tahun 2022 dan memasuki tahun 2023. Banyak peristiwa yang sudah kita lalui selama setahun terakhir, dan kini kita sedang mempersiapkan resolusi tahun berikutnya dengan sejumlah rencana.

Sebelum memastikan apa yang akan dikerjakan tahun 2023, mari kita melakukan refleksi sejenak dengan  mengingat kebersamaan kita di kompasiana tercinta selama setahun terakhir ini.

Ada beberapa catatan ringan yang ingin penulis kemukakan di sini. Pertama-tama adalah yang berkaitan dengan hubungan saya dengan kompasiana, lalu yang kedua menyangkut relasi saya dengan para kompasianer.

Catatan ini sepenuhnya berdasarkan pandangan penulis sendiri: apa yang penulis pikir dan rasakan. Jadi, mungkin saja pandangan kita akan berbeda lantaran pengalaman kita yang tidak sama.

Saya dan Kompasiana

Rasa syukur yang sebesar-besarnya saya panjatkan kepada Tuhan karena telah dipertemukan dengan kompasiana. Sejak mengenal kompasiana pada Desember 2010, aktivitas menulis saya di media ini dimulai.

Dalam perjananan kepenulisan, saya akui bahwa ada saat saya tak bisa mengisi ruang yang disiapkan kompasiana. Bahkan dulu sekitar tahun 2012-- ketika masih menempuh pendidikan doktoral, saya tidak menulis sama sekali selama beberapa lama.

Mengapa? Karena pada saat itu saya ingin fokus ke studi. Belakangan ini saya juga sempat jeda untuk beberapa saat di platform ini karena beberapa kesibukan. Sama sekali tak anak niat untuk berhenti, melainkan hanya lantaran ada kegiatan yang membutuhkan konsentrasi saya sepenuhnya.

Walaupun saya tak selalu sempat menulis, kecintaan saya pada kompasiana tidak pernah pupus. Setidaknya sampai hari ini. Kendati sempat tidak menulis, sesekali saya juga berkunjung ke kompasiana, sebagai silent reader.

Kalau fokus menulis di sini, saya khawatir ada tugas atau kegiatan yang muncul pada waktu-waktu tertentu akan terabaikan. Soalnya, kalau sudah dalam keadaan mengalir ( flow) dalam menulis, saya bisa melupakan semuanya, he he he. Kegairahan saya dalam menulis bisa mengalahkan kegairahan terhadap pekerjaan manapun.

Kompasiana sangat berbaik hati memberi ruang kepada saya -- dan kompasianer semuanya, untuk menuangkan gagasan dan pengalaman. Ruang itu sudah saya isi dengan lebih dari seribu seratus artikel, dan sekitar 20 persen diantaranya dipredikati artikel utama.

Dalam artikel yang dimuat baru-baru ini, admin kompasiana mengingatkan agar penulis di kompasiana, terlebih-lebih yang bercentang biru, kian serius menulis.

Antara lain, mesti menjelaskan identitas secara benar dan lengkap, menampilkan foto asli. Lalu, ada juga kriteria lain sebagai kriteria tambahan. Kriteria yang menantang sekaligus mendebarkan. Sebab, kalau ini diberlakukan secara ketat saya khawatir akan ada kompasianer centang biru yang tersisih.

Tapi, tak apa-apa. Saya percaya sekali dengan niat baik pengelola kompasiana yang senantiasa ingin agar wadah menulis ini menjadi wadah yang tepercaya karena diisi oleh penulis-penulis yang credible.

Oh ya, saya tak mengenal secara langsung satu pun admin atau pengelola kompasiana. Namun, ketulusan dan semangat pengelola untuk memajukan kompasiana, di mata saya, tampak dengan sangat jelas.

Saya dan Kompasianer

Tidak hanya mendapatkan kesempatan menulis, di kompasiana juga terbuka peluang yang luas untuk menjalin persahabatan dengan sesama kompasianer. Sebuah persahabatan online yang sudah berjalan sedemikian rupa dan sudah dirasakan oleh kompasianer.

Persahabatan tersebut telah mampu membangkitkan gairah untuk tetap dan  terus aktif di kompasiana. Siapa yang tak senang memiliki ratusan bahkan ribuan sahabat di sini?

Saya sebagai salah seorang kompasianer juga sangat senang memiliki banyak sahabat di sini, yang sama-sama berbagi tulisan di platform bersama ini.

Persahabatn itu lebih dieratkan dan dikerucutkan lagi dengan kehadiran sejumlah komunitas penulis. Jadi, di kompasiana dan di komunitas kita semua saling peduli dan saling menguatkan.

Ada banyak sahabat di kompasiana, baik yang tinggal di berbagai daerah di dalam negeri maupun yang bermukim di negeri seberang seperti di AS, di Jerman, di Belanda, Jepang, dan Australia.  

Dalam persahabatan, tentu ada sahabat dekat dan cukup erat, ada juga yang relatif jauh karena jarang hadir dan blogwalking untuk bubuhkan komentar. Betapa pun itu, persahabatan tersebut menjadi modal dasar dalam mewujudkan gairah menulis.

Saya sangat berterima kasih kepada sahabat yang rajin mengunjungi lapak yang disediakan kompasiana untuk saya. Tanpa support para sahabat, mungkin kegairahan menulis saya di kompasiana sudah lama padam.

Oleh karena itu, di pengujung tahun 2002 dan di awal tahun 2023, saya menyampaikan terima kasih yang tiada terhingga kepada semua kompasianer. Terima kasih yang mendalam kepada pengelola kompasiana yang baik hati.

Mari kita songsong tahun 2023 dengan semangat menulis yang kian menyala dilandasi persahabatan yang tulus dan semakin kokoh.

(I Ketut Suweca, 30 Desember 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun