Baru-baru ini saya menulis artikel di kompasiana tentang Menggali dan Menemukan Potensi Bisnis UMKM di Perdesaan. Dalam artikel itu saya uraikan tentang bagaimana cara menggali sekaligus menemukan potensi bisnis di desa.
Problematika UMKM
Setelah potensi bisnis itu ditemukan dan usaha mulai berjalan, lalu muncul sejumlah masalah. Misalnya, usaha yang dikelola tak kunjung maju alias stagnan. Walau usaha tersebut sudah demikian lama, tetap saja tidak kunjung maju. Kenapa bisa terjadi?
Mari kita lihat masalah-masalah yang -- berdasarkan pengamatan di lapangan, sering dihadapi oleh sebagian besar UMKM di desa, sekaligus memberikan alternatif pemecahannya. Seperti apa? Silakan lanjutkan membaca artikel ini.
Pertama, Modal yang Sangat Minim
Kebanyakan usaha mikro dan kecil yang diselenggaran di desa memiliki modal yang kecil atau sangat minim. Keterbatasan modal ini berdampak negatif terhadap perkembangan bisnis.
Untuk mengatasi hal ini, di samping menggunakan modal sendiri, diperlukan usaha untuk mendapatkan modal dari pihak luar.
Caranya, antara lain dengan mengajukan permohonan pinjaman modal ke bank, koperasi, dan lainnya. Pada lembaga perbankan dan nonperbankan itu sering tersedia kredit yang dikhususnya untuk pengembangan bisnis.
Selain itu, bisa juga dilakukan dengan menghubungi dinas terkait di daerah untuk bisa memberikan bantuan permodalan. Kalau sedang beruntung, ada proyek pengembangan permodalan UMKM, maka kemungkinan besar pebisnis di desa akan mendapatkan bantuan modal.
Kedua, Kurangnya Kemampuan Mengelola Bisnis.