Pada 3 September 2022, pemerintah secara resmi sudah mengumumkan kenaikan harga BBM. Kenaikan ini merupakan kebijakan yang diambil pemerintah dalam rangka mengurangi beban subsidi APBN untuk bahan bakar minyak (BBM) yang kian membengkak.Â
Sebagai kompensasinya, pemerintah menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) terutama untuk membantu masyarakat ekonomi kelas bawah yang terdampak.
Bagaimana Menyikapinya?
Terhadap kebijakan kenaikan BBM ini, ada berbagai cara orang menanggapinya. Ada yang memahami dan menerima kebijakan tersebut. Ada yang protes dan bahkan melakukan demonstrasi, dan ada juga yang lebih berfokus bagaimana menyiasati keadaan ini.
Pada kesempatan ini, penulis tidak akan menyoroti kebijakan yang sudah dimbil oleh pemerintah, melainkan bagaimana menyiasati naiknya harga BBM ini agar kita tidak terpuruk karenanya, minimal bisa bertahan.
Penulis akan menyampaikan beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak kenaikan tersebut terhadap kemampuan keuangan keluarga khususnya. Mari kita bahas lebih lanjut.
Pertama, terima kenaikan itu dengan lapang dada.
Membaca ungkapan ini, mungkin ada yang tidak sependapat dengan mengatakan, bagaimana menerima keadaan ini padahal ini memberatkan keuangan keluarga saya!
Ya, benar. Tetapi, karena kebijakan sudah diambil dan sudah dijalankan, maka mau tak mau, kita sebagai konsumen pengguna bahan bakar minyak mesti menerimanya dengan menyesuaikan diri, bukan?
Dalam filosofi kaum Stoik disebutkan, kalau ada hal yang tidak bisa kita ubah karena berada di luar kontrol kita, maka terimalah keadaan itu.