Apakah Anda pernah mendengar ada orang yang salah dalam mengambil jurusan kuliah di perguruan tinggi?
Hal itu baru disadarinya pada saat sedang dalam proses perkuliahan. Ia merasa tidak betah dan mengalami kesulitan dalam mengikuti perkuliahan di jurusan tersebut.
Mungkin Anda pernah mendengarnya, tapi, jangan-jangan Anda termasuk di dalamnya? Kalau demikian halnya, apa yang bisa dilakukan?
Posisi ini serba sulit, sebab apa pun pilihan Anda, akan tetap saja ada risiko yang mesti ditanggung.
Penulis akan memberikan pandangan tentang masalah ini dengan dua alternatif yang paling memungkinkan untuk dilakukan. Apakah itu? Mari kita bahas lebih lanjut.
Teruskan Sampai Lulus
Pertama-tama Anda bisa mempertimbangkan untuk meneruskan perkuliahan tersebut sampai lulus. Sudah kepalang basah, demikian istilahnya.
Melanjutkan saja proses perkuliahan sampai tamat adalah alternatif pertama yang mungkin dilakukan kendati jurusan itu tidak selaras dengan minat dan bakat Anda.
Mempelajari sesuatu tanpa disertai ketertarikan tentu menjadi tugas atau pekerjaan yang berat dan membosankan. Apalagi materi perkuliahan yang harus diikuti banyak yang tidak diminati sama sekali.
Kalau seperti ini keadaannya, bagaimana mau bertahan? Kalau mau bertahan, ya, bertahan saja, kendati keadaannya serba sulit.
Ingatlah, tidak sedikit mahasiswa yang pada awalnya tidak menyukai materi-materi perkuliahan yang dijalani, namun pada akhirnya semuanya bisa terlewati dengan baik berbekalkan ketekunan (perseverance) dan daya tahan (endurance).
Ketekunan dan daya tahan adalah dua hal yang harus dimiliki untuk bisa bertahan hingga lulus kuliah di jurusan yang tidak sesuai dengan bakat dan minat Anda.
Dalam konteks ini, ada kebijakan lawas yang bisa dijadikan pegangan. Pertama, ungkapan "Alah bisa karena biasa."
Ungkapan klasik ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang pada awalnya terasa sulit, apabila dilakukan secara terus-menerus dan dengan sepenuh hati, lama-lama akan menjadi mudah.
Kedua, ungkapan "Tak kenal maka tak sayang." Dengan lebih mengenal dan mendalami materi perkuliahan melalui pendekatan pemikiran yang positif-konstruktif, maka diharapkan akan lahir rasa ketertarikan terhadap materi-materi perkuliahan. Perkuliahan pun mulai terasa menyenangkan.
Barangkali Anda akan segera menemukan sisi lain dari materi-materi perkuliahan yang membuat Anda bangkit dan mulai tertarik mempelajarinya. Temukan itu, dan lanjutkan.
Pilih yang Lain Saja
Alternatif berikutnya adalah keluar dari jurusan dan ambil jurusan lain. Alternatif  kedua ini menganjurkan Anda keluar dari jurusan tersebut lalu mencari dan menemukan jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat Anda.
Apakah alternatif ini bagus? Seperti saya sampaikan di atas, setiap pilihan ada risikonya. Kalau memutuskan keluar, tentu saja Anda sudah siap untuk rugi waktu, tenaga, pikiran, biaya, dan lainnya yang dikeluarkan selama ini. Belum lagi pandangan dan pertanyaan pihak eksternal.
Alih-alih membiarkan diri berproses dalam kebosanan yang dahsyat, Anda memilih dan memberanikan diri keluar dan mengambil jurusan atau program studi baru yang benar-benar selaras dengan minat dan bakat Anda.
Setelah menjalani prosesnya dengan segala tantangan yang menyertainya, maka Anda pun belajar bidang ilmu yang cocok dengan peminatan Anda. Dan, Anda pun merasa lega. Rugi pada awalnya, tapi menyenangkan untuk menjalaninya kemudian.
Nah, mana di antara dua alternatif di atas yang akan Anda pilih dan jalani? Anda mesti berani memilih. Memilih dalam pilihan yang sulit.
Kendati sulit, keputusan harus diambil karena menyangkut masa depan Anda. Pilihan ada di tangan Anda.
(I Ketut Suweca, 7 Agustus 2022).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H