Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menjadi Pendengar yang Baik, Apa Saja Manfaatnya?

11 Juni 2022   03:45 Diperbarui: 18 Juni 2022   14:02 1484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menjadi pendengar yang baik bisa melanggengkan persahabatan| Shutterstock via Kompas.com

Menjadi pendengar yang baik itu seperti apa sih? Mungkin demikian muncul pertanyaan segera setelah membaca judul tulisan ini.

Kalau dibahas lebih jauh, mendengar itu sejatinya tidak sekadar agar tampak mendengar. Tidak juga seakan-akan mendengar, melainkan mendengar dalam arti sesungguhnya: mendengar dengan baik.

Menjadi pendengar yang baik bertujuan agar pesan yang disampaikan oleh pembicara dapat dipahami dengan baik oleh si pendengar. Tidak terjadi bias informasi, tidak terjadi salah paham atau salah pengertian.

Tidak Diajarkan di Kampus

Untuk menjadi pendengar yang baik tentu tidaklah mudah. Diperlukan kemauan dan keterampilan dalam hal ini.

Sayangnya, kecakapan mendengar jarang diajarkan di sekolah atau di kampus. Yang sering diajarkan adalah bagaimana berbicara atau berpidato di depan umum. Bahkan ada banyak kursus yang menawarkan pelatihan public speaking.

Masyarakat pun akhirnya lebih tertarik balajar bagaimana menjadi pembicara yang mumpuni. Sebenarnya tidak ada yang salah, karena berbicara di depan umum itu sulit bagi kebanyakan orang.

Tidak demikian halnya dengan mendengar. Mendengar dianggap sebagai hal yang alami dan mudah karena setiap orang pada umumnya bisa mendengar.

Persepsi demikian menyebabkan orang lebih cenderung berlatih berbicara saja, sementara bagaimana menjadi pendengar yang baik kurang mendapat perhatian. Padahal, hal ini juga penting.

Urgensi menjadi pendengar yang baik dengan mudah bisa dilihat atau dibuktikan dalam komunikasi antarorang atau antarkelompok. Banyak masalah muncul berawal dari miskomunikasi atau kesalahpahaman.

Maksud si pembicara diinterpretasikan lain oleh pendengar. Pesan yang disampaikan membias ke mana-mana.

Alhasil, apa yang dimaksudkan oleh pembicara berbeda dengan apa yang diterima oleh pendengar. Lantaran miskomunikasi ini, konflik pun bisa terjadi.

Nah, ini membuktikan betapa pentingnya menjalin komunikasi yang baik, termasuk di dalamnya menjadi pendengar yang baik.

Oleh karena itu, bagaimana menjadi pendengar yang baik mesti mendapat perhatian yang sungguh-sungguh sehingga apa yang disampaikan pembicara bisa dipahami dengan baik, tanpa mengalami distorsi.

Menjadi pendengar yang baik (Sumber gambar: tipspengembangandiri.com). 
Menjadi pendengar yang baik (Sumber gambar: tipspengembangandiri.com). 

Apa Manfaatnya?

Selanjutnya, mari kita lihat, apa saja manfaat menjadi pendengar yang baik itu.

Pertama, menghargai pembicara.

Dengan menjadi pendengar yang baik secara tidak langsung kita sudah menghargai pembicara. Kita perlihatkan antusiasme dan kesungguhan dengan ekspresi dan gesture tubuh.

Semua orang butuh didengar. Ini adalah kesempatan untuk menghargai pendapat atau pemikiran orang lain dengan cara mendengarkan apa yang dikatakannya dengan penuh kesungguhan.

Kedua, informasi sampai dengan baik.

Kalau kita mampu menjadi pendengar yang baik, maka sangat dimungkinkan kita akan memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara.

Tidak hanya pesan yang diucapkan, bahkan juga pesan tersamar yang terbawa oleh ekpresi wajah, gesture, pandangan mata, dan lainnya.

Tidak terjadi miskomunikasi atau bias informasi. Menjadi pendengar yang baik akan sangat memudahkan dalam penerimaan pesan.

Ketiga, melatih kesabaran.

Sebagian orang ada yang punya kecenderungan untuk berbicara dan berbicara saja lebih banyak. Ada kecenderungan untuk mendominasi pembicaraan.

Nah, dengan adanya niat untuk menjadi pendengar yang baik, orang mesti bisa menahan diri untuk berbicara. Memberikan kesempatan juga kepada lawan bicara untuk menyampaikan pandangan-pandangannya.

Untuk menjadi pendengar yang baik berarti melatih diri untuk bersabar. Bersabar mendengar apa yang diucapkan orang lain sekaligus berusaha memahaminya.

Keempat, mendapat tambahan pengetahuan.

Kalau saat berbicara kita memberi informasi atau pendapat kepada orang lain, sebaliknya saat mendengar, kita menyimak informasi, pendapat atau pandangan orang lain.

Dengan kata lain, dengan menjadi pendengar kita akan bertambah referensi atau pengetahuan. Kita bertambah kaya akan pengetahuan atau informasi berkat kesediaan menjadi pendengar yang baik. Jadi, tak ada ruginya menjadi pendengar yang baik.

Kelima, menjaga hubungan baik.

Menjadi pendengar yang baik bisa berdampak langsung pada hubungan pertemanan atau persahabatan. Tidak percaya? Coba saja selalu bantah atau sangkal apa pun yang dikatakan orang lain kepada Anda, dan lihat hasilnya.

Membangun hubungan yang baik bisa dilakukan dengan menerapkan jurus menjadi pendengar yang baik. Kita akan lebih mudah mendapatkan sahabat dengan bersikap ramah, peduli, empati dalam mendengarkan orang lain.

Bukan dengan mendebat, berbantahan, dan mengkritik. Menjadi pendengar yang baik merupakan salah satu jurus ampuh untuk menambah dan menjalin persahabatan yang dilandasi dengan sikap saling menghargai.

Pertanyaannya, sudahkah kita menjadi pendengar yang baik? Persahabatan dan persaudaraan dimulai dan dirawat dengan kesediaan menjadi pendengar yang baik.

(I Ketut Suweca, 11 Juni 2022).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun