Tidak cukup pelayanan di tempat, perpustakaan ini juga berusaha mendekatkan akses buku kepada para pemustaka atau pembaca.
Bagaimana caranya? Cara yang ditempuh adalah dengan menyelenggarakan perpustakaan bergerak.
Perpustakaan bergerak? Ya, benar. Perpustakaan ini menyediakan layanan perpustakaan keliling (pusling) untuk mendekatkan buku kepada masyarakat.
Untuk itu, Perpustakaan Pelangi menggunakan sebuah sepeda motor roda tiga.  Dengan sepeda motor roda tiga yang box di belakangnya sarat buku itulah, Putu Tomi Wiadnyana, sang driver sekaligus pengelola perpustakaan, berkeliling desa. Ia memiliki jadwal wilayah mana akan dituju terbatas di lingkungan Desa Patas.
Sebagaimana disampaikan Putu, sasaran utama perpustakaan bergerak adalah sekolah-sekolah yang ada di desa setempat di samping tempat-tempat tertentu yang dipandang strategis.
Dengan perpustakaan bergerak ini, maka diharapkan akses masyarakat terhadap buku menjadi semakin baik. Kegemaran membaca masyarakat, terutama anak-anak bisa diwujudkan. Inilah yang dilakukan dengan tulus.
Itulah keberadaan Perpustakaan Pelangi, sebuah perpustakaan terletak di pelosok desa, jauh dari keramaian kota, tapi berkontribusi secara aktif mencerdaskan kehidupan masyarakat sekitarnya.
(I Ketut Suweca, 6 Juni 2022).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H