Manfaat kehadiran perpustakaan sangat dirasakan oleh para pemustaka. Salah seorang pemustaka, Komang Widiasih -- wanita keliharan tahun 1999, Â menyampaikan kegembiraannya karena ia mendapatkan keterampilan komputer dari pelatihan yang dilaksanakan di perpustakaan ini. Keterampilan ini dimanfaatkannya untuk menambah penghasilan dengan berjualan secara online.
Demikian juga dengan Ni Kadek Nonik Dwi Mertiyani. Siswa kelahiran 2006 ini merasa bersyukur sekali mendapatkan kemampuan bahasa Inggris dengan baik setelah mengikuti kursus gratis yang diselenggarakan Perpustakaan Pelangi.
Diakuinya, setelah kursus, nilai bahasa Inggrisnya di sekolah melonjak hingga rata-rata di atas 80, bahkan nilai rapor-nya 94.
Keempat, konsisten dalam pengelolaan.Â
Disadari bahwa penanganan sebuah perpustakaan tidaklah sekali jadi, sekali dibuat sesudah itu selesai. Bukan!
Dituntut konsisten dalam pengelolaannya. Tanpa konsistensi, maka perpustakaan yang dibangun lambat-laun akan sepi pengunjung dan dilupakan.
Tujuan awal untuk turut mencerdasakan masyarakat, khususnya masyarakat -- terutama anak-anak sekitar, menjadi sirna.
Bagaimana halnya dengan Perpustakaan Pelangi? Sejak dirintis tahun 2008 hingga artikel ini dibuat, Perpustakaan Pelangi menjadi perpustakaan yang semakin dikenal, melayani, dan sangat bermanfaat bagi masyarakat di sekelilingnya.
Koleksinya yang cukup banyak, pelayanan petugas yang ramah, tempatnya yang mudah diakses, tersedia wifi, nyaman, dan teduh, telah membuat anak dan para orangtua hadir di situ untuk membaca dalam keseharian, di samping untuk mengikuti berbagai lomba yang acapkali digelar perpustakaan ini pada hari-hari  besar nasional.
Kelima, memiliki perpustakaan bergerak.Â