Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menjadi Kolumnis, Mengapa Tidak?

27 Mei 2022   08:12 Diperbarui: 27 Mei 2022   08:35 1535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diperlukan pemikiran kritis dan solutif untuk menulis kolom (Sumber gambar: merakilane.com).  

Apa yang dimaksud dengan kolumnis (columnist)? Saya yakin di antara kita sudah tahu jawabannya karena istilah ini sudah cukup populer di tengah masyarakat.

Menurut KBBI online, kolumnis adalah orang yang secara tetap menulis artikel di koran atau majalah.

Penulis berpendapat, kolumnis merujuk pada orang yang menulis di rubrik Kolom media massa, baik cetak maupun digital.

Lalu, siapa yang bisa menjadi kolumnis? Kolumnis bisa dari wartawan media tersebut, bisa juga dari penulis luar (freelance writer).

Tentang Kolom dan Kolumnis

Seperti diketahui, media massa pada umumnya menyediakan sebuah rubrik yang bernama Kolom. Rubriknya disebut dinamai  Kolom, sedangkan sebutan untuk penulisnya adalah Kolumnis.

Anda tidak akan kesulitan menemukan media massa yang di dalamnya terdapat rubrik yang satu ini.

Kolom pada umumnya muncul di media pada setiap kali terbit. Bisa juga muncul sekali seminggu, tergantung kebijakan pengelola medianya.

Penulis kolom bisa saja hanya satu orang yang ditunjuk oleh pemimpin redaksi media itu. Tapi, bisa juga beberapa orang yang dipersilakan mengisi kolom secara bergantian.

Goenawan Mohamad adalah salah seorang kolumnis Indonesia yang terkenal dengan Catatan Pinggir-nya di Tempo.

Apa saja latar belakang para penulis kolom itu? Penulis kolom pada umumnya dipilih dari masyarakat terpelajar.

Bisa seorang guru, dosen, ilmuwan, budayawan, peneliti, praktisi, anggota legislatif atau eksekutif, dan berbagai profesi lainnya yang dipandang relevan.

Berpikir Kritis dan Solutif

Yang terpenting, sang kolumnis mampu berpikir kritis dan solutif dalam melihat keadaan di tengah masyarakat.

Ia mesti bisa menangkap apa yang terjadi di balik suatu peristiwa dan sanggup memberikan pemikiran berdasarkan sudut pandangnya.

Penulis kolom tak sekadar kritis melihat persoalan. Ia juga mampu memberikan solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut. Jadi kemampuan berpikir kritis dan solutif sangat diperlukan dalam hal ini.

Topik apa saja yang bisa ditulis? Pada umumnya, kolumnis bebas menulis topik apa saja. Dengan kata lain, topik apa saja boleh ditulis, sepenuhnya diserahkan kepada penulisnya. Yang ditulis pada umumnya adalah persoalan-persoalan terkini.

Namun, ada juga kolom yang berisi tulisan dengan topik tertentu saja, diisi oleh para menulis lepas.

Di samping itu, seorang kolumnis sudah tidak lagi bergelut dengan persoalan bagaimana teknik menulis. Ia sudah melewati masa-masa itu.

Ia tidak lagi mengalami kesulitan dalam menuangkan pemikiran atau gagasannya. Dengan kata lain, kolumnis adalah seorang penulis yang andal.

Yang menjadi fokusnya adalah bagaimana menemukan permasalahan di tengah-tengah masyarakat dengan melihat fenomena-fenomena yang tampak di permukaan.

Kemudian, dia mendalami semua itu, memeriksa berbagai sumber informasi dan memikirkannya secara mendalam. Selanjutnya, ia menuliskan permasalahan tersebut dan mengemukakan gagasannya sebagai solusi.

Dengan kata lain, dia haruslah seorang pengamat yang baik, bisa melihat persoalan dengan jernih serta mampu memberikan alternatif pemecahan. Tulisannya juga mudah dipahami oleh pembaca pada umumnya.

Ilustrasi Kolom dan Kolumnis (Sumber gambar: romeltea.com).
Ilustrasi Kolom dan Kolumnis (Sumber gambar: romeltea.com).

Kolumnis Kompas.com

Beruntunglah penulis yang berhasil menjadi kolumnis di sebuah media. Dengan menjadi kolumnis, dia bisa membagikan gagasan-gagasannya kepada pembaca secara luas.

Alih-alih memendam sendiri apa yang terpikir olehnya, ia memilih menyebarluaskan gagasannya sedemikian rupa melalui media yang dipilihnya.

Salah satu media yang menyediakan kolom bagi para penulis adalah Kompas.com. Media milik kelompok Kompas-Gramedia ini memberikan kesempatan kepada para akademisi dan praktisi untuk menulis di sini.

Orang yang ingin menjadi kolumnis di platform ini mesti mendaftarkan diri terlebih dahulu. Sebelum mendaftar, dia harus mempelajari sejumlah persyaratan yang ditentukan.

Kalau persyaratan itu bisa dipenuhi dan disetujui, maka pendaftaran menjadi seorang kolumnis di situ bisa diterima. Jika tidak memenuhi syarat, niscaya permintaan sebagai kolumnis Kompas.com akan ditolak.

Setelah dinyatakan diterima, barulah si penulis mulai menulis di rubrik Kolom yang disediakan. Artikel yang dikirim tidak akan langsung tayang, melainkan mesti melewati penilaian dan kurasi dari redaksi atau editor terlebih dahulu.

Jika dipandang layak, tulisan yang dikirim tersebut akan dimuat atau ditayangkan di rubrik Kolom. Dibutuhkan waktu tunggu beberapa jam sampai sehari sampai tulisan itu dimuat.  

Bukan penulisnya sendiri yang menayangkan, melainkan redaksi media tersebutlah yang menayangkan setelah memastikan kualitas tulisan tersebut sudah baik.

Menjadi Kebanggaan Tersendiri

Menulis di media Kompas.com tentu saja tidak mudah. Namun, jika berhasil dimuat, apalagi artikel-artikel yang dikirim bisa dimuat secara berkelanjutan, berarti si penulis sudah diakui kemampuan menulis dan pemikirannya di level nasional melalui salah satu media ternama dan tepercaya ini.  

Tidak semua tulisan yang masuk bisa lolos dari seleksi redaksi. Hanya tulisan yang memenuhi syarat dan -- menurut pandangan redaksi, bermanfaat atau menginspirasi pembaca saja yang akan dimuat.

Mau menjadi kolumnis di Kompas.com atau media lainnya? Jangan ditunda lagi. Kemampuan dan keberhasilan menjadi kolumnis akan memberi Anda kepercayaan diri sebagai penulis yang diperhitungkan. 

(I Ketut Suweca, 27 Mei 2022).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun