Contoh ini menggambarkan bahwa kita bisa mengupayakan apa yang berada dalam kontrol dan yang bisa kita usahakan saja.
Kalau dikaitkan dengan pikiran, kita hanya perlu memikirkan dan berusaha menghindari terjadinya tabrakan. Tidak perlu dibuat emosional, marah-marah atau mencaci-maki pengendara itu, apalagi sampai menantangnya berkelahi.
Jadi, cukup pikirkan apa yang bisa usahakan. Jangan pikirkan hal-hal apa pun yang berada di luar kendali dan usaha kita. Ini akan jauh mengurangi atau meringankan pikiran kita: berfokus memikirkan dan mengusahakan apa yang ada dalam kendalikan kita saja.
Keempat, lekas mengambil keputusan.
Berpikir sebelum mengambil keputusan sangat perlu, bahkan penting. Entah apa akibatnya kalau kita memutuskan sesuatu tanpa dipikirkan dengan baik sebelumnya.
Diperlukan pemikiran yang matang sebelum mengambil keputusan, apalagi untuk memutuskan hal-hal penting dalam hidup. Dengan pemikiran yang matang, diharapkan keputusan yang kita ambil merupakan keputusan yang terbaik.
Akan tetapi, hendaknya jangan pula terlalu lama dalam mengambil keputusan. Keputusan yang diambil terlalu lama bisa menjadi keputusan yang tidak tepat waktu dan kehilangan momentumnya.
Lagi pula, pengambilan keputusan yang tertunda-tunda akan membebani pikiran. Semakin lama kita membiarkan sebuah persoalan mengambang, semakin membebani pikiran.
Nah, agar tidak menjadi beban, sebaiknya alokasikan waktu yang cukup untuk mengambil keputusan. Hindari keputusan tanpa pikir panjang dan sebaliknya jangan terlalu lama membiarkan permasalahan mengambang tanpa keputusan. Keputusan adalah bentuk dari upaya menemukan jalan keluar dari persoalan dan cara untuk mengurangi beban pikiran.
Itulah 4 tips yang bisa dipertimbangkan dalam usaha mengurangi kebiasaan overthinking. Intinya, jangan memikirkan dan merisaukan hal-hal yang sebetulnya tidak perlu dirisaukan. Katakan selamat tinggal kepada overthinking.
(I Ketut Suweca, 20 Mei 2022). Â