Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Inilah Enam Pertanyaan Mendasar yang Wajib Dijawab Penulis!

11 April 2022   05:32 Diperbarui: 11 April 2022   17:33 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya bisa menulis kapan saja (Sumber gambar: twitter.com).

Anda seorang penulis? Entah penulis fiksi seperti cerpen, puisi, novel, dan sejenisnya! Atau, penulis nonfiksi yang menulis opini, esai, feature, dan lainya. Pernahkah Anda bertanya kepada diri sendiri ikhwal dunia kepenulisan Anda?

5W dan 1H

Jika tidak, mari kita coba bertanya dengan mengikuti pola berita dalam ilmu jurnalistik, yaitu 5W dan 1H. Pola yang biasa dipergunakan para jurnalis dalam menggali bahan berita.

Menemukan jawaban atas keenam pertanyaan ini akan membawa kita sebagai penulis semakin yakin dengan langkah kita. Menjadi jelas segala sesuatu yang menyangkut kerja menulis kita.

Mari kita mulai dengan enam pertanyaan imajiner dan saya akan mencoba menjawabnya. Hal ini hanya sebagai sample saja. Anda bisa mencoba menjawabnya sendiri sesuai dengan pendapat dan pengalaman masing-masing.

Apa arti menulis menurut Anda?

Menulis bagi saya adalah cara untuk menuangkan gagasan, mengekspresikan unek-unek atau pemikiran dan pengalaman dengan menggunakan bahasa tulis.

Dengan menulis, saya bisa menuangkan semua pemikiran dan perasaan yang berkelindan dalam hati dan pikiran. Semacam pelepasan yang melegakan.

Saya bisa menulis kapan saja (Sumber gambar: twitter.com).
Saya bisa menulis kapan saja (Sumber gambar: twitter.com).

Mengapa Anda menulis?

Setiap penulis memiliki tujuan. Saya menulis untuk mendapatkan sejumlah manfaat dari kegiatan ini. Misalnya, saya bisa mengekspresikan diri melalui tulisan. Siapa saya dengan segala pemikiran, tercermin dalam tulisan.

Selanjutnya, dengan menulis, saya terdorong untuk lebih rajin membaca, sesuatu yang wajib hukumnya bagi penulis. Penulis yang malas membaca akan mengalami kesulitan dalam meneruskan kepenulisannya. Artinya, dengan menulis, saya terdorong untuk lebih rajin membaca.

Dengan menulis saya bisa mendulang rupiah. Ya, saya bisa mendapatkan honorarium dari menulis. Honor itu diberikan sebagai bentuk penghargaan kepada penulis.

Terakhir, dengan menulis saya bisa saja menjadi terkenal. Terkenal? Ya, melalui kemampuan menulis saya bisa mem-branding diri sebagai penulis, bahkan penulis profesional. Siapa tahu?

Untuk siapa Anda menulis?

Tentu saja saya menulis untuk pembaca. Kalau saya menulis buku harian, pembacanya, ya, diri saya sendiri. Di dalam buku harian, misalnya,  saya tuliskan apa yang saya alami dan rasakan dalam keseharian sekaligus mencatatkan harapan-harapan saya. Sekali lagi, hanya untuk diri-sendiri.

Akan tetapi, kalau menulis untuk media massa -- cetak dan elektronik, tentu saja untuk tujuan agar karya saya dibaca orang lain. Kalau dibaca oleh masyarakat luas, saya akan merasa senang. Sebab, dengan begitu saya sudah berbagi hal-hal yang bermanfaat dan menginspirasi pembaca.

Kapan Anda menulis?

Saya menulis untuk media cetak sudah sejak lama. Sudah beragam topik tulisan pernah saya tulis dan publikasikan.

Hanya saja, sampai saat ini saya masih merasa harus terus belajar teknik menulis yang baik. Teknik penulisan sudah banyak berubah, termasuk kosa-kata yang terus berkembang. Saya, mau tak mau, harus menyesuaikan diri dengan perkembangan.

Terkait waktu menulis, saya bisa menulis kapan saja. Bisa pagi, siang, sore, atau malam. Pokoknya sembarang waktu. Tapi, waktu terbaik saya untuk menulis ada pada dua waktu. Pertama, pagi-pagi, baru bangun tidur, sekitar pk.04.30. Selanjutnya, saya juga suka menulis di malam hari, pukul 20.00 ke atas.

Di mana Anda biasanya menulis?

Saya bisa saja menulis di sembarang tempat. Saya bisa menulis di rumah, di kantor, di restoran, dan lainnya. Asal ada waktu dan berbekal komputer, saya bisa saja menulis di situ.

Dalam keseharian, saya biasanya menulis di rumah. Di rumah, tersedia sebuah meja yang cukup lebar. Di atasnya terdapat deretan buku. Di tengah-tengah meja, saya siapkan space untuk menaruh laptop, alat yang saya pakai untuk mengetik naskah.

Jika ada waktu, saya terkadang menulis di sela-sela kesibukan di kantor. Ini saya lakukan, terutama ketika ada lintasan ide yang tiba-tiba berkelebat.

Daripada gagasan yang itu lenyap, lebih baik saya tangkap gagasan awal itu dengan cara menuliskannya. Lantaran waktu yang tersedia biasanya relatif pendek, terkadang saya menuliskan gagasan-gagasan utamanya saja dulu di secarik kertas. Saya teruskan di rumah sampai menjadi tulisan yang lengkap.

Bagaimana cara Anda menulis?

Pertanyaan menyangkut bagaimana cara menulis adalah pertanyaan teknis. Jadi, saya tidak akan jelaskan secara detail di sini. Hanya jawaban umum saja.

Alur penulisan saya adalah seperti berikut ini. Pertama-tama saya temukan ide yang menarik untuk saya tulis. Ide itu bisa dari membaca, bisa dari ngobrol dengan orang lain, bisa dari mengamati sekitar, dan bisa dari perenungan. Bisa juga gabungan dari beberapa cara tersebut.

Saya akan mulai dengan membuat kerangka tulisan (Sumber gambar: hercampus.com).
Saya akan mulai dengan membuat kerangka tulisan (Sumber gambar: hercampus.com).

Nah, setelah itu, saya akan menulis kerangkanya: gagasan-gagasan apa saja yang akan saya suguhkan kepada pembaca. Gagasan itu saya susun sedemikian rupa agar sistematis dan logis. Berdasarkan kerangka itulah saya menulis. Saya jadikan kerangka tulisan tersebut sebagai panduan dalam mengembangkan artikel.

Akan tetapi, membuat kerangka tulisan tidak selalu saya lakukan. Terkadang cukup mengingatnya di dalam pikiran saja, terutama saat menyusun artikel pendek.

Saya pun menulis dari awal sampai akhir. Setelah itu, saya akan beristirahat sejenak, mengambil jeda. Saya akan beranjak dari kursi dan mengerjakan pekerjaan lain atau melakukan aktivitas yang tidak ada hubungannya dengan menulis.

Selang beberapa waktu lamanya, bisa satu jam, dua jam, bahkan sampai satu hari, barulah saya kembali mendekati laptop. Kali ini saya fokus mengedit tulisan. Orang menyebutnya dengan istilah swasunting.

Saya melakukan pengeditan terhadap beberapa aspek dari draft artikel tersebut. Mengedit kesalahan ketik, kesalahan ejaan dan tata bahasa, kesalahan paragraf, kesalahan penalaran, dan memastikan keakuratan sumber data atau informasi.

Terkadang saya merasa perlu untuk menyelipkan ungkapan dari para tokoh terkenal sepanjang relevan dengan materi tulisan. Maksud saya adalah untuk menguatkan tulisan.

Proses penyuntingan itu berlangsung berulang-ulang sampai saya merasa benar-benar yakin bahwa artikel tersebut sudah bersih dari kesalahan. Sebuah artikel bisa saya edit hingga 3-5 kali sebelum saya tayangkan atau kirim ke redaksi.

Kendatipun sudah melakukan pengeditan berulang-ulang, terkadang tetap saja ada kesalahan. Hal ini ketahuan setelah artikel ditayangkan atau dimuat.

Syukur-syukur sebelum dimuat sudah dibantu diedit oleh redaksi media. Kalau di koran, biasanya akan diedit tanpa menghilangkan substansinya. Tapi, kalau di media online, bisa diedit oleh admin, bisa pula dibiarkan apa adanya.

Saya selalu berusaha agar tingkat kesalahan yang terjadi sekecil mungkin. Jadi, saya berupaya menyunting dengan sebaik-baiknya.

Itulah pertanyaan 5W dan 1H dalam menulis versi saya. Mungkin para sahabat punya jawaban yang berbeda. Silakan saja.

Yang penting, masing-masing dari kita sudah memiliki jawaban atas keenam pertanyaan itu. Dan, jawaban atas pertanyaan itu akan menggambarkan apakah kita menulis dengan visi yang kuat dan dengan kegairahan penuh atau tidak.

(I Ketut Suweca, 10 April 2022).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun