Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Inilah 5 Cara Ampuh Mengatasi Rasa Malas yang Berlebihan!

26 Maret 2022   19:48 Diperbarui: 27 Maret 2022   10:38 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bersantai (tataks via lifestyle.kompas.com)

Rasa malas. Pernahkah Anda merasakan dan mengalaminya? Saya yakin, setiap orang pernah dilanda oleh rasa malas itu. 

Lalu, bagaimana Anda mengatasinya? Apakah Anda tunduk kepada rasa malas itu, atau sebaliknya Anda mampu mengatasi dan keluar dari kungkungannya?

Rasa malas (laziness) memang kerap hadir dalam keseharian. Jika rasa malas itu diikuti dan dibiarkan merajalela sebagai kebiasaan dan sikap hidup, maka akibatnya tentu saja akan buruk.

Mereka yang membiarkan dirinya dilanda rasa malas yang berlebihan maka hidupnya tidak produktif. Banyak waktunya untuk santai, tiduran, berleha-leha, sehingga waktu yang demikian berharga terlewatkan begitu saja tanpa menghasilkan apapun.

Rasa malas adalah kondisi yang disebabkan oleh berbagai faktor, terutama faktor psikologis. 

Faktor psikologis akan memicu ketiadaan semangat untuk bekerja atau untuk hidup produktif.

Lantas, bagaimana cara mengatasi godaan untuk bermalas-malasan ini? Adakah jurus jitu untuk menghindari atau mengatasinya? Mari kita bahas lebih lanjut.

Pertama, ketiadaan tujuan hidup.

Jika kepada Anda ditanya, apakah tujuan hidup Anda, apa jawab Anda? Hidup yang layak diperjuangkan adalah hidup yang bertujuan.

Tujuan itu harus ditetapkan dan dieksekusi melalui pencapaian sasaran-sasaran antara. Pada akhirnya upaya bertahap ini akan membawa seseorang pada pencapaian tujuannya.

Misalnya, Anda ingin menyelesaikan kuliah S2 selama 2 tahun ke depan. Itu menjadi tujuan Anda. Nah, sasaran-sasaran antara Anda adalah capaian-capaian bertahap pada setiap semesternya yang kemudian akan mendekatkan Anda pada penyelesaian studi.

Jadi, memiliki tujuan hidup mutlak perlu. Hidup tanpa tujuan laksana perahu yang terombang-ambing di tengah samudera. Jika tidak tenggelam, maka perahu itu mungkin hancur membentur karang.

Hidup bertujuan akan membangkitkan semangat untuk memperjuangkannya. Ada tujuan di depan sana, ada goal yang hendak dituju. Ini penting, agar kita termotivasi dan tertantang untuk memperjuangkannya, merealisasikannya secara bertahap.

Kedua, memiliki skala prioritas.

Orang bisa saja didera oleh rasa malas lantaran demikian banyak pekerjaan yang mesti dikerjakannya sekaligus. 

Memikirkan pekerjaan yang demikian banyaknya saja sudah membuatnya pusing. Apalagi mengerjakannya, sungguh ia merasa tak sanggup.

Jika Anda memiliki persoalan seperti ini, atasi dengan membuat skala prioritas dalam menangani pekerjaan itu.

Mengerjakan pekerjaan berdasarkan skala prioritas agar tak memberatkan (Sumber gambar: weheartit.com).  
Mengerjakan pekerjaan berdasarkan skala prioritas agar tak memberatkan (Sumber gambar: weheartit.com).  

Mungkin sulit bagi Anda mengerjakan lebih dari satu pekerjaan sekaligus. Maka, buatlah urut-urutan pekerjaan berdasarkan skala prioritas. Yang terpenting dan mendesak adalah yang dikerjakan pertama.

Skala prioritas disusun sedemikian rupa sehingga Anda bisa melihat pekerjaan itu secara jernih. Tidak lagi mencampurkannya sehingga belum apa-apa sudah membuat Anda lelah mental dan menimbulkan rasa malas untuk mengerjakannya.

Nah, dengan mengurutkannya, Anda akan melihat pekerjaan mana yang akan dikerjakan pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.

Bekerja dengan skala prioritas akan membantu Anda mencapai tujuan secara bertahap, menjadi pribadi yang produktif, dan tetap enjoy dalam menjalaninya.

Ketiga, makan yang sehat dan berolahraga.

Jika kita kekurangan energi karena kekurangan makanan sehat, niscaya kita cenderung merasa lemah dan tidak bersemangat dalam bekerja. Oleh karena itu, kita perlu mengonsumsi makanan yang sehat yang cukup untuk memberi energi pada tubuh dan pikiran.

Demikian juga dengan olahraga. Kalau kita bekerja dan bekerja saja, juga tidak sehat. Kita perlu berolahraga sesuai dengan minat agar mendapatkan kebugaran, semangat hidup, dan suasana hati yang positif.

Hanya dengan tubuh yang sehat dan bugar, kita akan bisa menjadi lebih produktif, bukan? Jadi, untuk mengatasi rasa malas, salah satu obat manjurnya adalah dengan berolahraga secara teratur.

Olahraga dalam banyak hal akan mengenyahkan rasa malas sekaligus menguatkan semangat, kegairahan dan dorongan untuk bekerja kembali dengan baik.

Keempat, hindari kebiasaan menunda.

Terkadang orang tergoda untuk menunda-nunda mengerjakan pekerjaannya. Penundaan demi penundaan itu pada akhirnya mengakibatkan pekerjaan menumpuk.

Pekerjaan yang menumpuk akan membuat perasaan bersalah karena sudah menundanya. Tumpukan pekerjaan itu bukannya menambah semangat bekerja, sebaliknya akan membuat rasa malas mengerjakannya.

Oleh karena itu, tiada pilihan lain selain mengerjakan pekerjaan itu satu demi satu berdasarkan skala prioritas sebagaimana dijelaskan di atas. Dengan demikian, Anda akan merasa jauh lebih mudah dalam menanganinya. Pikiran dan tenaga bisa lebih fokus.

Jika sekarang Anda menunda mengerjakan sebuah pekerjaan, sebentar lagi akan muncul lagi pekerjaan baru. Besok juga akan ada lagi pekerjaan-pekerjaan lainnya. Jadi, hindari kebiasaan menunda pekerjaan.

Setiap kali ada pekerjaan datang, seyogianya segera dikerjakan, diselesaikan. Hanya dengan begitu, pekerjaan tidak menumpuk dan tidak juga memberatkan.

Kelima, beri hadiah pada diri sendiri.

Memberi hadiah kepada diri sendiri tampaknya sepele, tetapi sangat penting. Memberikan hadiah kepada diri sendiri setiap kali sebuah kegiatan atau pekerjaan berhasil diselesaikan akan membantu  memompa semangat Anda dalam bekerja.

Contohnya, Anda sudah menyelesaikan sebuah makalah untuk kepentingan tugas kampus. Penyusunan makalah itu sudah menguras energi Anda dalam beberapa hari terakhir ini.

Nah, setelah makalah selesai, jangan lupa menghadiahi diri Anda dengan sesuatu yang membuat Anda senang.

Apa misalnya? Makan bakso bersama seorang teman, minum mix jus, menghadiahi diri dengan sebuah buku idaman, dan lainnya. Terserah Anda, hadiah apa yang hendak Anda berikan untuk diri sendiri.

Hadiah itu tidak perlu mewah dan mahal, yang kecil dan sederhana saja sudah cukup. Yang penting Anda merasa senang. Ini semacam perayaan kecil atas pencapaian Anda.

Intinya, memiliki tujuan atau goal hidup adalah penting dalam mengatasi rasa malas. Lalu, membuat skala prioritas tak kalah urgent-nya. Di samping itu, jangan pernah menunda-nunda melaksanakan pekerjaan agar tidak menumpuk dan memberatkan Anda.

Terakhir, jangan lupa berikan hadiah kepada diri sendiri setiap kali sebuah tahapan pekerjaan selesai dikerjakan. Ini akan menyemangati Anda sekaligus membabat rasa malas Anda.

(I Ketut Suweca, 26  Maret 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun