Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pertimbangkan 5 Hal Ini agar Tidak Salah Mengambil Jurusan Kuliah!

16 Maret 2022   04:06 Diperbarui: 16 Maret 2022   12:45 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi calon mahasiswa sedang belajar. Sumber: Kalbis Institute via Kompas.com

Seorang sahabat bertutur tentang kuliah anaknya. Ia mengatakan bahwa si anak sudah tamat S1 di sebuah perguran tinggi ternama di negeri ini. Anak sulungnya ini sudah diwisuda sehingga berhak menyandang gelar Sarjana Ekonomi (SE). Akan tetapi, anaknya tidak merasa puas dengan capaiannya itu.

Alasannya, si anak mengaku sudah salah memilih jurusan kendati tetap sanggup mengikuti seluruh proses perkuliahan dan ujian sampai lulus. Tetapi, setelah sarjana, ia ingin mengambil jurusan yang sangat diminatinya, yakni ilmu psikologi.

"Sebenarnya saya lebih suka jurusan psikologi daripada ekonomi, Pak. Saya ingin kuliah lagi di jurusan psikologi," ujar si anak seperti dituturkan ayahnya.  

Mendengar itu, sahabat saya ini memberikan saran agar diteruskan saja ke jenjang S2 di bidang keilmuan yang sama sehingga tidak dua kali mengambil S1.

Akan tetapi, sang anak tidak mau dan bersikeras untuk belajar ilmu psikologi pada jenjang S1. Akhirnya, sahabat saya dengan berat hati menyetujui usulan anaknya untuk kuliah S1 lagi di jurusan psikologi.

Anda pernah mendengar kasus semacam itu atau bahkan pernah mengalaminya? Ini kasus salah mengambil jurusan yang kemudian membuat orang merasa "tidak pada tempat"-nya dan ingin beralih ke jurusan lain.

Ilustrasi kuliah di kampus (Sumber gambar: collegeministry.com).
Ilustrasi kuliah di kampus (Sumber gambar: collegeministry.com).

Agar tidak terjadi hal seperti contoh di atas, ada baiknya dipertimbangkan beberapa hal berikut ini.

Pertama, sesuaikan minat dengan jurusan yang dipilih.

Sejak masih kecil hingga menjelang tamat SMA atau sederajat, apa yang menjadi minat atau bakat Anda? Anda suka teknik komputer, ilmu matematika atau ilmu komunikasi?

Pilihlah jurusan yang selaras dengan bakat atau minat. Dengan jurusan yang sesuai dengan bakat, maka kemungkinan besar Anda akan bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan menyenangkan.

Nah, kalau pelajaran atau perkuliahan bisa diikuti dengan baik dan dengan hati yang bahagia, maka hasilnya bakal baik. Jadi, Anda senang menjalani perkuliahan, dan hasil akhirnya pun akan memuaskan.

Hindari memilih jurusan berdasarkan ajakan teman-teman. Kalau teman se-SMA memilih jurusan tertentu, lalu ikut-ikutan memilih jurusan itu? Ingatlah, jurusan tersebut belum tentu sesuai dengan minat atau bakat Anda.

Kedua, pilih jurusan yang berprospek bagus.

Sesungguhnya, setiap jurusan memiliki pasar kerja tersendiri bagi lulusannya. Hanya saja, ada yang sangat dibutuhkan, ada juga yang kurang dibutuhkan di pasar kerja.

Seyogianya dipertimbangkan juga memilih jurusan yang kelak diperkirakan laku di pasar kerja. Dapatkan informasi tepercaya dari berbagai sumber untuk mengetahui prospek lulusan  jurusan yang hendak dipilih.

Ada banyak orang yang memilih jurusan yang tidak banyak dibutuhkan di pasar kerja, akhirnya mesti banyak menyesuaikan diri. Mereka bekerja di bidang yang tidak selaras dengan ilmu yang diperolehnya di perguruan tinggi.

Pilih jurusan yang sesuai dengan minat dan berprospek bagus (Sumber gambar:creativemarket.com).
Pilih jurusan yang sesuai dengan minat dan berprospek bagus (Sumber gambar:creativemarket.com).

Ketiga, pertimbangkan biaya yang tersedia.

Untuk kuliah di perguruan tinggi dibutuhkan biaya studi yang tidak sedikit. Maka, pertimbangkan dengan baik biaya yang dibutuhkan untuk kuliah.

Sebisanya pilih jurusan yang biayanya terjangkau oleh kantong (orangtua) Anda. Atau, Anda siap berpetualang dengan kemampuan pendanaan yang sangat terbatas kendati berisiko gagal?

Untuk itu, Anda bisa mengejar beasiswa untuk meneruskan studi. Diperlukan indeks prestasi akademik tertentu dan persyaratan lainnya yang mesti dipenuhi.

Beasiswa yang banyak jenisnya itu hanya bisa diberikan kepada mahasiswa yang memenuhi syarat. Setiap beasiswa memiliki persyaratan yang berbeda.

Ada juga cara untuk menambah bekal guna menutupi biaya kuliah dus biaya hidup Anda. Ada banyak mahasiswa mengambil pekerjaan sampingan seperti menjadi asisten dosen, memberikan les pelajaran untuk siswa, berjualan online, dan lainnya.

Singkatnya, mesti benar-benar dipertimbangkan kemampuan membayar kebutuhan studi, entah bersumber dari biaya orangtua, dari beasiswa, atau dari hasil bekerja sampingan Anda.

Keempat, dapatkan informasi yang lengkap.

Sebelum memutuskan untuk mengambil jurusan tertentu, dapatkan informasi selengkap-lengkapnya. Dengan informasi yang memadai, Anda akan sangat terbantu mengambil jurusan yang sesuai dengan pilihan.

Informasi tentang jurusan ini bisa didapatkan dari berbagai sumber. Misalnya, melalui website perguruan tinggi yang bersangkutan. Bisa pula dilihat informasi dari youtube yang memuat tentang perguruan tinggi pilihan dan jurusannya.

Lebih lengkap lagi jika Anda menanyakan langsung kepada mereka yang sudah lulus di kampus tersebut. Jika dapat, banyaklah bertanya kepada mereka yang kuliah di jurusan yang Anda incar. Intinya, miliki pengetahuan yang selengkap-lengkapnya sebelum Anda mengambil keputusan memilih pergurusan tinggi dan jurusan tertentu.

Kelima, bulatkan tekad dalam menjalaninya.

Kalau nanti diterima di jurusan yang Anda pilih, maka Anda harus memiliki kebulatan tekad untuk menjalaninya.

Kuliah di perguruan tinggi tentu saja lebih mengandalkan kemandirian dalam belajar dan dalam mengambil keputusan, berbeda dengan ketika masih SMA dan sebelumnya.

Pentingnya kebulatan tekad untuk belajar (Sumber gambar: theodysseyonline.com).  
Pentingnya kebulatan tekad untuk belajar (Sumber gambar: theodysseyonline.com).  

Karena studi yang akan ditempuh cukup lama -- untuk S1 umumnya selama 4 tahun, maka di awal Anda harus memiliki komitmen untuk menjalaninya.

Komitmen itu tiada lain adalah janji dan tekad pada diri sendiri untuk menjalaninya, betapa pun tantangan dan kesulitan menghadang dalam perjalanan.

Anda juga mesti konsisten sehingga tidak kehilangan semangat di tengah jalan. Jika Anda putus asa dan tidak bersedia bangkit lagi, maka perjalanan yang sudah Anda jalani menjadi sia-sia. Tidak akan mencapai garis finish.

Ada orang yang berhenti kuliah di pertengahan jalan karena berbagai alasan. Beberapa alasan mungkin masuk akal dan bisa diterima, tetapi kekurangan komitmen dan ketiadaan konsistensi banyak menjadi penyebabnya.

Itulah 5 hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memasuki perguruan tinggi dan memilih jurusan. Keputusan Anda sekarang akan menentukan berhasil-tidaknya studi Anda kelak. Masa depan studi Anda ada di tangan Anda.

(I Ketut Suweca, 16 Maret 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun