bakat? Apakah bakat itu bawaan lahir? Bagaimana cara menemukan bakat? Lalu, apa kaitan antara bakat, passion, dan karier? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang akan kita bahas pada artikel ini.
Apakah yang dimaksud denganKita mesti sepakati dulu apa itu bakat, passion, dan karier. Setelah itu, baru kita akan membahasnya satu per satu dan keterkaitannya satu sama lain.
Memahami Bakat
Apa artinya bakat? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bakat dimaknai sebagai kepandaian, sifat, dan pembawaan yang dibawa sejak lahir.
Suganda Pubakawatja menjelaskan bahwa bakat adalah sebuah bibit yang akan terlihat ketika orang tersebut mendapat sebuah kesempatan dan kemungkinan untuk dapat mengembangkannya.
Utami Munandar menjelaskan bahwa bakat adalah sebuah kemampuan bawaan dari diri seseorang yang perlu dilatih dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya, agar potensi tersebut bisa mencapai titik maksimal sesuai dengan harapan.
Dari tiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa bakat adalah sifat atau bawaan sejak lahir yang bersifat potensial, dan jika dikembangkan dengan sebaik-baiknya, akan mencapai kemampuan riil yang maksimal.
Penulis berpandangan bahwa bakat itu hanyalah sebuah potensi, potensi yang terpendam dalam diri manusia. Kalau dikembangkan dan mendapatkan kesempatan berkembang dengan baik, maka bakat itu akan menjadi nyata. Tidak lagi sifatnya potensial, melainkan sudah teraktualisasi sebagai kemampuan nyata.
Lalu, apakah kita bisa mengetahui seseorang itu berbakat atau tidak sejak ia lahir? Tentu saja tidak! Tidak ada seorang pun bisa mengetahui seorang bayi berbakat apa begitu ia dilahirkan. Bakat itu baru akan tampak jika sudah dikembangkan dalam hidup seseorang!
Dengan kata lain, bakat itu baru terlihat setelah ditemukan dan dikembangkan. Diperlukan usaha individu bersangkutan untuk mengembangkan bakatnya. Diperlukan juga dukungan lingkungan yang selaras bagi berkembangnya bakat tersebut.
Pertanyaannya, apakah setiap orang punya bakat? Saya yakin, bahwa setiap orang memiliki bakat tersendiri yang akan ditemukannya setelah menjalani proses pengembangan diri.
Orang tidak akan disebut berbakat kalau ia tidak menunjukkan keunggulan atau hal yang menonjol di bidang tertentu. Maka, sekali lagi, bakat itu perlu dikembangkan, diasah, dilatih, sehingga mewujud sebagai kemampuan nyata.
Mungkinkah orang memiliki lebih dari satu bakat? Penulis meyakini, bakat pada seseorang bisa saja lebih dari satu. Hanya, tingkat kualitas bakat akan berbeda-beda. Seorang individu, bisa saja memiliki tiga bakat sekaligus, misalnya. Dalam proses pengembangannya, ada satu bakat lebih menonjol dibanding dengan yang lain. Maka, ada orang yang berbakat bernyanyi, menari, dan melukis sekaligus.
Nah, tergantung kepada si empunya, bakat yang mana yang paling mendapatkan perhatian dan paling sering diasah. Bakat yang diasah itulah yang akan menonjol dibandingkan dengan bakat lainnya.
Mana di antara bakat tersebut yang dipilih paling intensif untuk diasah, banyak tergantung kepada dorongan dari dalam diri.Â
Di samping itu, ditentukan juga oleh lingkungan bagi berkembangnya bakat tertentu dalam diri seseorang.
Dari Bakat ke Passion
Bakat bisa berkembang apabila diasah dengan baik. Pengasahan bakat tidak dilakukan dalam sekejap melainkan memakan waktu lama. Bisa bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun. Hanya dengan pengasahan bakat yang intensif dan konsisten, maka bakat itu akan muncul dan cemerlang ke permukaan.Â
Nah, pada tingkatan bakat yang sudah terasah dengan maksimal, maka kita sudah bicara tentang passion. Kalau bakat adalah suatu potensi yang masih terpendam, passion adalah realisasi dari bakat itu menjadi berwujud nyata melalui sederetan karya.
Seseorang disebut memiliki passion, setelah ia mewujudkankan bakatnya ke dalam kenyataan. Misalnya, ia sudah menjadi seorang penyanyi yang diperhitungkan. Atau, orang yang sudah memiliki karya lukis yang menarik minat banyak orang. Atau, ia telah menjadi seorang public speaker yang mumpuni.
Dengan kata lain, bakat akan berubah menjadi passion setelah benar-benar diasah secara maksimal dan terwujud ke dalam karya nyata yang diakui banyak kalangan.Â
Dalam mewujudkan karya-karya itu, ia melakukannya dengan penuh kecintaan akan apa yang ditekuninya. Dan ia pun benar-benar menikmati apa yang dikerjakannya.
Ada yang menyatakan bahwa passion adalah sesuatu yang dikerjakan dengan ikhlas, tanpa paksaan dan suatu bentuk panggilan dari alam bawah sadar. Dilakukan secara terus menerus, tidak pernah merasa bosan, tidak memikirkan untung dan rugi, serta jika tidak dilakukan akan merasa ada sesuatu yang kurang.
Seseorang yang memiliki passion akan terus-menerus berpikir untuk mewujudkan sesuatu, dan ia tidak pernah akan berhenti sebelum sesuatu itu terwujud. Dalam proses merealisasikannya, dia tidak akan pernah menyerah.
Dari Passion ke Karier
Penjelasan di atas kiranya sudah agak memadai untuk memahami apa itu bakat dan passion. Bakat bersifat terpendam atau potensial dan akan menjadi passion apabila sudah dikembangkan dengan baik.
Nah, setelah menjadi kemampuan nyata dengan tingkat keahlian atau keterampilan yang memadai, maka tahapan berikutnya adalah membawa passion ke area karier. Artinya, tidak berhenti di passion, bahkan sudah masuk ke ranah karier.
Kalau sebelumnya hanya berupa kegemaran sekaligus kemampuan nyata, kini sudah menjadi pekerjaan atau karier yang memberikan penghasilan.
Dapat dibayangkan, betapa bahagianya hidup apabila bisa berkarier sesuai dengan passion. Orang yang bekerja sesuai dengan passion akan memperoleh dua hal, yaitu menjalani pekerjaannya dengan bahagia dan mendapatkan penghasilan dari pekerjaannya. Sebaik-baiknya karier adalah karier yang dilandasi dengan passion yang berasal dari bakat bawaan.
Apakah Anda sudah menemukan bakat Anda? Sudahkah Anda menjadikan bakat sebagai passion? Lalu, menjadikannya karier yang memberi penghasilan dan kebahagiaan batin ketika Anda melakoninya?
(I Ketut Suweca, 14 Maret 2022).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H