Apa yang ingin Anda raih dalam hidup ini? Apa permohonan yang utama ketika Anda berdoa setiap hari?
Pada umumnya, orang memohon dan mendambakan kebahagiaan. Kebahagiaan dipandang sebagai tujuan tertinggi yang selalu diusahakan dalam hidup.
Akan tetapi, sering terjadi kebahagiaan yang Anda kejar seakan-akan menjauh dari keseharian Anda. Sebaliknya, Anda merasa merasa terpuruk. Merasa bahwa nasib baik sama sekali tidak berpihak kepada Anda.
Anda merasa sudah berusaha keras meraih kebahagiaan dengan berbagai usaha, namun kebahagiaan itu tidak kunjung bisa diraih. Apa yang salah? Apa yang seyogianya dilakukan?
Artikel sederhana ini akan membahas tentang pengertian kebahagian secara umum. Lalu, menemukan sejumlah upaya yang bisa dilakukan untuk membawa kebahagiaan itu ke dalam hidup setiap hari. Mari kita mulai membahasnya.
Pengertian Kebahagiaan
Apakah kebahagiaan itu? Banyak orang menyamakan kebahagian itu dengan rasa senang atau rasa gembira karena berhasil meraih atau mendapatkan sesuatu yang diimpikan. Kebahagiaan itu terwujud dengan mendapatkan atau meraih sesuatu yang membanggakan hati.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kebahagiaan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan kesenangan, ketentraman hidup secara lahir dan batin yang maknanya adalah untuk meningkatkan visi diri.
Selanjutnya, Seligman menyatakan bahwa kebahagiaan adalah keadaan psikologis yang positif dimana seseorang memiliki emosi positif berupa kepuasan hidup dan juga pikiran dan perasaan yang positif terhadap kehidupan yang dijalaninya.
Hurlock mengatakan bahwa kebahagiaan merupakan gabungan dari adanya sikap menerima (acceptance), kasih sayang (affection) dan prestasi (acheivement).
Pada dasarnya, kebahagiaan adalah keadaan batin -- keadaan pikiran dan perasaan seseorang yang merasa senang, gembira, dan tenteram. Keadaan batin ini, terutama dibentuk dari upaya diri sendiri, bukan dari faktor yang berasal dari luar diri.
Tujuh Cara Mewujudkan Kebahagiaan
Paling tidak terdapat 7 cara sederhana yang, menurut penulis, akan mampu mengantarkan orang kepada kebahagiaan. Ketujuh cara ini seluruhnya merupakan upaya yang bisa dilakukan sendiri.
Pertama, jangan bandingkan diri dengan orang lain.
Banyak orang yang kerap membandingkan dirinya dengan orang lain. Kalau perbandingan itu menghasilkan bahwa dari kepemilikan ia masih kurang dari orang lain, ia merasa sedih, kecewa, dan ingin seperti orang lain.
Sekadar contoh. Kalau tetangga membeli mobil baru, ia ingin membeli mobil baru juga, bahkan mobil yang lebih bagus. Kalau tetangga berhasil menyekolahkan anak-anaknya ke luar negeri, dia juga ingin seperti itu.
Usaha untuk maju selalu perlu. Akan tetapi, tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain. Mengapa? Karena setiap orang punya kelebihan atau keunggulannya sendiri yang berbeda dengan orang lain.Â
Kalau kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain dibiarkan tumbuh, sama saja artinya kita sedang memupuk dan menumpuk  rasa kecewa. Bisa pula menumbuhkan rasa iri dan dengki jika tidak bisa menyamainya.
Kedua, tumbuhkan kebiasaan bersyukur.
Alih-alih iri dan dengki terhadap orang lain, lebih baik perbanyak bersyukur. Dengan bersyukur, kita akan terdorong untuk melihat dan mensyukuri hal-hal yang sudah kita miliki.
Ada banyak sekali sesungguhnya karunia Tuhan kepada kita. Tetapi, karena digelapkan oleh keinginan yang tiada pernah berhenti, ditambah pula dengan membandingkan diri dengan orang lain, terkadang rasa syukur akhirnya tenggelam.
Dengan banyak bersyukur, kita akan lebih mampu melihat karunia Tuhan dalam hidup. Akan dibukakan hati dan pikiran kita, betapa banyak hal yang pantas disyukuri.
Dengan sering bersyukur, kita akan terbantu untuk membatasi keinginan demi keinginan yang tiada henti.
Ketiga, jangan terlalu berharap.
Harapan yang yang terlalu tinggi atau terlalu berharap bisa menimbulkan kekecewaan yang besar jika tidak terpenuhi.
Syukur-syukur apa yang diharapkan itu sesuai dengan kenyataan. Tetapi, kalau tidak? Ketika harapan itu tidak menjadi kenyataan, maka hanya kekecewaan yang akan dirasakan. Ini akan menghapus kebahagiaan.
Ingatlah bahwa orang bisa berubah, keadaan pun bisa berubah. Sesuatu yang sangat kita dambakan di awal bisa menjadi sesuatu yang amat mengecewakan pada akhirnya. Ini, lagi-lagi, menjadi sumber ketidakbahagiaan.
Keempat, jauhi orang toxic.
Orang toxic adalah orang yang suka membuat masalah ketika berhubungan dengan orang lain. Wujudnya bisa bermacam-macam. Misalnya, suka bergosip, suka nyinyir, tidak mengenal etika dalam berbicara, tidak menghargai lawan bicara, menyombongkan diri sekaligus merendahkan orang lain.
Orang-orang semacam itu sebaiknya dihindari saja. Minimal kurangi bergaul dengannya. Menghindari orang seperti itu, pertama-tama dimaksudkan agar tidak terpengaruh kebiasaan negatifnya. Di samping itu, untuk menghindarkan diri dari terkena toxic-nya, baik dari perkataan maupun tindakannya.
Kelima, menjalani hidup saat ini.
Masa hidup bisa dibagi menjadi tiga bagian sederhana, yakni masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
Masa lalu, pada kenyataannya, menjadi masa yang sudah tertinggal di belakang. Masa datang atau masa depan adalah masa yang belum kita hadapi secara langsung.
Orang sering sekali mencampur masa lalu, masa depan, dan masa kini dalam pikiran. Artinya, masa lalu masih membebani pikiran saat ini dan masa depan juga membebani pikiran saat ini. Ditambah lagi dengan beban pikiran masa kini. Betapa berat memikirkan ketiga masa itu sekaligus. Inilah biang kerok ketidakbahagiaan.
Masa lalu tetaplah masa lalu yang tidak bisa diulang dan dibenahi lagi. Kalau sudah menjadi masa lalu seyogianya diikhlaskan saja. Jangan biarkan masa lalu menjadi beban mental yang memberatkan perjalanan saat ini.
Demikian pula dengan masa depan. Yang namanya masa depan itu pasti belum datang. Merencanakan masa depan itu penting, tetapi membebani pikiran dengan masa depan sampai menjadi kekhawatiran, sungguh tidak baik.
Terhadap masa depan kita tidak bisa berbuat apa-apa, demikian pula terhadap masa lalu. Yang kita miliki dan bisa kita usahakan adalah masa sekarang, saat ini.
Hanya saat sekarang saja yang bisa kita usakan. Lebih baik berfokus ke saat ini saja, saat yang bisa kita isi, kerjakan, dan upayakan.
Keenam, miliki waktu untuk diri sendiri.
Ada saatnya Anda bekerja bersama-sama dengan orang lain. Mengerjakan berbagai hal untuk kemajuan lembaga atau perusahaan dan lainnya di luar diri Anda. Anda sibuk berkegiatan dalam keseharian sehingga mungkin tidak sempat lagi memberi waktu untuk diri sendiri.
Memberi keleluasaan waktu bagi diri sendiri atau dikenal dengan me time, sangat perlu. Ini adalah bentuk dari self love. Dengan menyediakan waktu untuk diri sendiri, Anda benar-benar dapat memanjakan diri untuk beberapa saat.
Anda bisa pergi ke salon atau memilih merawat diri di rumah. Anda bisa merawat tubuh yang sudah Anda ajak bekerja keras sepanjang hari. Anda juga bisa merawat pikiran dan hati Anda dengan duduk diam bermeditasi.
Ketujuh, membantu orang lain.
Kebahagiaan itu muncul tidak melulu pada saat kita menerima sesuatu dari pihak lain. Kebahagiaan yang bermakna bisa kita dapatkan justru pada saat kita membantu orang lain yang membutuhkan bantuan.
Jangan bayangkan bantuan itu harus besar dan sulit dilakukan. Bantuan-bantuan yang sederhana dan ringan sudah cukup.Yang penting dilandasi keikhlasan hati.
Misalnya, membantu seorang nenek menyeberang jalan, membantu orang anak yatim-piatu meneruskan sekolah dengan memberikan bantuan dana semampu Anda. Menghibur dan menguatkan hati mereka yang sedang bersedih karena kehilangan anggota keluarganya.
Menolong orang lain berarti membahagiakan diri sendiri. Sebab, manusia bahagia dengan memberi, dengan berbagi. Maka, sangat dianjurkan untuk ringan tangan dengan menolong orang lain yang membutuhkan pertolongan.
Dengan berbagi -- apapun bentuknya, kita sudah menciptakan ruang kosong di dalam diri dan membiarkan semesta untuk mengisinya kembali dengan hal-hal yang baru dan segar.
Anda siap untuk berbahagia? Lakukan saja ketujuh hal ini, dijamin hidup Anda akan bertabur kebahagiaan setiap hari.
(I Ketut Suweca, 9 Maret 2022).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI