Kalau Anda menulis buku dan diterbitkan, tentu untuk mendapatkan penghasilan juga. Terhadap buku-buku yang berhasil terjual, biasanya penerbit akan memberikan royalti kepada si penulis.
Royalti bisa diberikan di depan dengan sistem beli-putus. Ada juga royalti yang diberikan dalam kurun waktu tertentu, misalnya dalam 6 bulan sekali. Besarannya sangat tergantung dari harga dan jumlah buku yang terjual, juga persentase royalti yang disepakati sejak awal.
Kelima, untuk mendapatkan nama (branding).
Ingin dikenal sebagai seorang penulis? Jika jawaban adalah ya, maka teruslah menulis. Ada dua hal mendasar yang diperlukan dalam rangka membangun branding sebagai penulis, yakni komitmen dan konsistensi. Penulis yang tengah membangun branding mesti mengupayakan keduanya.
Komitmen sangat mendasar dan penting. Komitmen adalah semacam janji kepada diri sendiri untuk menjadi seorang penulis yang berkualitas.
Di samping komitmen, konsistensi menjadi bagian yang tak kalah pentingnya. Konsistensi itu dibuktikan dengan menulis dan menulis secara berkesimbungan.
Kendati naskah ditolak redaksi koran berkali-kali, penulis yang konsisten akan tetap saja menjalani aktivitasnya sebagai penulis. Ia akan mengisi hari-harinya dengan menulis dan menulis lagi. Ia tak akan berhenti di tengah jalan. Tidak berputuis asa.
Dengan konsisten menulis, maka dia menjadi penulis yang produktif, yang kemudian mendapatkan predikat dari masyarakat sebagai seorang penulis.
Brandingnya adalah sebagai penulis, mungkin disebut sebagai kolumnis, novelis, cerpenis, esais, penyair, atau penamaan lainnya.
Nah, yang mana menjadi tujuan Anda menulis? Mengisi waktu luang? Mendapatkan uang? Menjadi terkenal dengan branding penulis? Melepaskan unek-unek yang merangsek? Jawabannya ada pada Anda, sepenuhnya!
(I Ketut Suweca, 14 Februari 2022).