Aku masih memikirkan, apakah ada kemungkinan untuk menyempurnakan judul ini agar benar-benar menarik sekaligus mencerminkan isi.
Bianglala Literasi
Diary, buku kedua yang sedang kugarap adalah sebuah buku kolaboratif. Ya, buku yang kutulis bersama teman-teman. Buku ini berbicara seputar perpustakaan dan dunia literasi pada umumnya. Berharap ini akan menjadi semacam dokumen penting setelah berhasil terbit kelak.
Judul buku yang sedang kami garap adalah Bianglala Literasi di Langit Bali Utara. Isinya tiada lain seputar kiprah perpustakaan desa dan sekolah dalam menyediakan buku dan mendorong tumbuh-kembangnya minat baca di lingkungannnya.
Terdapat 7 perpustakaan desa dimuat di dalam buku ini, juga 7 perpustakaan SMP. Dari ratusan perpustakaan desa dan sekolah yang ada di wilayah Buleleng, Bali Utara, kami hanya memilih 14 di antaranya.
Di samping  karena pertimbangan keterbatasan waktu dan sumber daya lainnya, kami juga melihat keempat-belas perpustakaan itu sudah menunjukkan kriprahnya dengan baik. Bahkan, beberapa di antaranya sudah berhasil meraih juara di tingkat kabupaten, provinsi, dan bahkan di tingkat nasional.
Untuk menulis buku tentang kiprah perpustakaan ini, kami melakukannya dengan memeriksa profile perpustakaan bersangkutan sekaligus melakukan wawancara secara intensif.Â
Di samping itu, kami juga terjun langsung melihat dari dekat perpustakaan dimaksud dan layanan yang diberikan. Dengan demikian, berharap buku yang terlahir nantinya cukup lengkap dan komprehensif.
Dua Buku Baru
Diary, di samping mengurus UAS mahasiswa dan menyusun draft dua buku, aku juga mulai menikmati buku baru yang belum lama kubeli. Judulnya Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang.
Buku 206 halaman ini ditulis oleh Jeong Moon Jeong. Buku bestseller ber-cover abu-abu yang diterbitkan PT Gramedia Utama tersebut mengantarkan pembaca untuk memahami beberapa hal. Antara lain, tak perlu memaksa diri agar diterima orang lain, belajar menolak dengan tegas dan berkelas, tidak sakit hati gara-gara kritik negatif.