Ada banyak contoh perpustakaan di Indonesia dan di dunia yang dibangun dengan konsep modern sytle, dikelola sesuai dengan perkembangan zaman, dan menjadi tempat belajar yang menyenangkan.
Keempat, perpustakaan mesti menjadi sentral dari iklusi sosial.Â
Perpustakaan seyogianya benar-benar menjadi lembaga yang bermanfaat bagi lingkungan, bahkan saling mendukung dengan kelembagaan atau kegiatan lain di sekitarnya.
Misalnya, di kompleks perpustakaan desa diselenggarakan juga kursus bahasa Inggris, dipakai sebagai tempat latihan menggunakan komputer untuk anak-anak. Intinya, area di sekitar perpustakaan dilingkupi berbagai kegiatan yang bermanfaat yang berkaitan dengan literasi.
Kalau kemudian ada perpustakaan yang semangat menggelar berbagai lomba dalam kaitannya dengan literasi di hari-hari besar nasional, sungguh merupakan kegiatan yang positif yang menjadikan sifat iklusi sosial perpustakaan semakin nyata.
Kelima, perpustakaan seyogianya memberdayakan masyarakat.Â
Kehadiran perpustakaan pertama-tama adalah berperan dalam menumbuhkan kegemaran membaca demi meningkatkan kecerdasan anak bangsa.
Perpustakaan masa kini dan nanti tidak boleh berhenti sampai di situ. Bahkan, perpustakaan mesti mampu memberdayakan masyarakat sekitarnya.
Melalui buku-buku yang dibaca, pemustaka akan bertambah pengetahuan dan keterampilan mereka. Keterampilan mereka bertambah dengan membaca melalui berbagai buku keterampilan di perpustakaan.
Masyarakat bisa belajar, misalnya, bagaimana cara beternak lele dari buku-buku yang dibaca dan langsung dipraktikkan. Ibu-ibu bisa membuat jajanan tertentu yang bisa dijual dan menambah pendapatan keluarga. Nah, melalui pemberdayaan inilah peningkatan kesejahteraan masyakat bisa diwujudkan.
Keenam, perpustakaan mesti ditangani oleh tenaga profesional.Â