Begitulah, menunggu munculnya kesadaran orang yang tidak peduli lingkungan seperti dikemukakan sahabat saya ini membutuhkan kesabaran yang cukup besar.
Ia berharap yang bersangkutan ingat saran dan protes para tetangganya, menyadari kekeliruannya, dan tidak melakukan lagi tindakannya itu. "Tetapi, kenyataannya, ia masih saja tidak mau peduli," keluhnya.
Makan Malam
Sudahlah, saya tidak akan meneruskan bahasan tentang curhatan sahabat saya itu lagi. Kita beralih ke topik lain saja. Tetapi, tentang apa?
Oh ya, begini Diary. Baru saja istri saya merebus mie instant yang dicampur dengan sedikit sayur. Maklum, tidak ada lagi sisa sayur dan lauk untuk santap malam padahal kami belum makan malam.
Akhirnya, mie instant yang tersimpan di kulkas pun jadi sasaran. Lumayan untuk menemani nasi putih malam ini. Kendati tanpa lauk, kalau perut lapar, terasa enak juga. Malas ke luar rumah untuk membeli lauk.
Usai makan, semangat kerja bertambah. Apa yang cocok dikerjakan? Ya, akhirnya saya menulis artikel ngalor-ngidul ini. Artikel yang sengaja saya tulis tanpa berbekal ide yang jelas. Prinsipnya, ketik saja! Â
Apa pun yang terlintas di dalam pikiran, itulah yang saya ketik di laptop. Saya tidak terlalu berharap, apakah ada isinya atau tidak. Yang penting sudah menghasilkan satu artikel. Jika tidak bisa disebut artikel, ya, minimal mirip dengan artikel.
( I Ketut Suweca, 28 September 2021).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H