Apa pendapat Anda mengenai pensiun? Apakah setelah memasuki masa pensiun, seseorang tidak perlu lagi bekerja?
Tinggal ongkang-ongkang kaki dan menerima uang pensiunan setiap bulan? Tidak perlu lagi repot-repot membuat rencana ini-itu, karena tinggal menikmati hari tua. Paling banter bermain bersama cucu.
Nah, menurut Anda, apakah kalau orang memasuki masa pensiun mesti seperti itu? Tanpa harus bekerja lagi dan tinggal berleha-leha saja di rumah?
Bagi saya, jawabannya, tidak. Pensiun bukan berarti berhenti bekerja. Pensiun bukan berarti berhenti berkarya.
Tetap Beraktivitas
Para pensiunan seyogianya tidak menghentikan kegiatannya. Mengapa? Jika pensiunan berhenti berkarya dan memilih berdiam diri saja, maka yakinlah ia akan segera merasa sebagai laskar tak berguna. Menjadi orang yang merasa tidak berguna lagi hidup di dunia ini.
Jika Anda adalah pensiunan itu, maukah Anda disebut sebagai laskar tak berguna? Tentu saja tidak, bukan? Â
Oleh karena itu, sangat perlu tetap beraktivitas sesuai dengan kemampuan tanpa memaksakan diri.Â
Berbeda dengan ketika masih bekerja kantoran sebelumnya, kini pensiunan harus menyesuaikan kegiatan dengan kondisi fisik yang ada.
Membuat Rencana
Nah, untuk berkegiatan secara berkesinambungan ketika sudah pensiun, buatlah rencana kerja. Kendati pun tidak detail, rencana tertulis tetap perlu Anda sediakan.Â
Isinya, ya, mengenai apa yang ingin Anda perjuangkan dan raih dalam setahun ke depan, misalnya.
Ingatlah, rencana itu hendaknya tidak mengandalkan kemampuan fisik lagi. Buatlah rencana kerja yang berkesesuaian dengan kondisi terkini Anda.
Membuat rencana hendaknya sedikit menantang namun tetap realistis. Maksud saya dengan kata sedikit menantang itu adalah agar apa yang Anda rencanakan dapat memacu semangat Anda untuk mencapainya.
Rencana yang biasa-biasa saja, apalagi jauh di bawah kemampuan Anda, hanya akan melorotkan semangat. Jadi, perlu membuat rencana yang sedikit menantang.
Di samping menantang, rencana itu mesti juga realistis. Artinya, apa yang Anda rencanakan itu memiliki kemungkinan cukup besar untuk pencapaiannya.Â
Hindari memuat rencana yang muluk-muluk, yang tidak pernah bisa Anda raih.
Mengikuti Minat Terbesar
Saat hal yang sangat penting dalam membuat rencana setelah pensiun adalah menyusun rencana yang sesuai dengan minat terbesar atau passion Anda. Ini yang terpenting dari semuanya. Dan, ini pula yang ingin saya tekankan pada tulisan ini.Â
Jangan bergeser dari passion Anda jika Anda inggin berbahagia dalam menjalaninya.
Rencana yang tersusun selaras dengan minat terbesar itu akan membawa Anda pada kebahagian mengisi hari-hari di masa tua.
Sebaliknya, hindari rencana kegiatan atau pekerjaan yang bertentangan dengan passion Anda. Jika ini Anda paksakan juga, maka sepanjang sisa hidup ini, Anda akan merasa berat menjalaninya. Kebahagiaan dan kegembiraan hidup tak akan pernah mampir di hati Anda.
Anda suka menulis? Menulis adalah passion Anda? Anda yakin? Nah, jika demikian, maka tekunilah dengan sepenuh hati. Hari-hari Anda akan terlewati tanpa terasa. Karya-karya Anda pun merupakan hasil dari puncak-puncak pencapaian Anda.
Kisah Jiro Ono dan Ikigai-nya
Terkait ini, ada sebuah kisah menarik tentang passion yang dimuat dalam The Book of Ikigai (2018) karya Ken Mogi, Ph.D.Â
Di dalam buku tersebut dikisahkan Jiro Ono (91) sudah menekuni dunia kuliner sejak muda. Ia adalah chef bintang tiga Michelin paling tua yang masih hidup.
Di dalam buku itu disebutkan, di restorannya yang terkenal yang bernama Sukibayashi Jiro, ia selalu menyediakan telur ikan salmon (ikura) dalam kondisi segar sepanjang tahun.Â
Disebutkan, Ono bahkan "memijit" daging gurita selama satu jam agar empuk dan enak untuk menu gurita yang terkenal.
Saat orang-orang masih meringkuk di tempat tidur, Ono sudah tiba di pasar agar untuk mendapatkan ikan terbaik untuk restoran miliknya. Maka, tidak heran, restoran Ono termasuk ke dalam daftar restoran kelas dunia.
Presiden Barack Obama yang pernah bersantap di sana ketika berkunjung ke Jepang, memuji karya Ono sebagai sushi terlezat yang pernah disantapnya.
Mengapa Ono seperti itu? Karena, sebagai chef-lah yang menjadi panggilan hidup Jiro Ono, yang menjadi keahliannya.Â
Inilah keajaiban ikigai yang kita sebut sebagai passion atau sebagai minat terbesar atau sebagai panggilan hidup. Dengan alasan itulah Ono dan siapa pun bergegas bangun pagi.
Anda dan saya tidak mesti menjadi Jiro Ono. Yang terpenting adalah motivasi, semangat, dan gairahnya yang pantas ditiru untuk menekuni apa yang menjadi passion Anda.
Demikian juga dengan mereka yang sudah pensiun, rencanakan dan bekerjalah sesuai passion.Â
Maka, Anda akan bersemangat, bahagia, dan bangga menjalaninya seperti Jiro Ono.
( I Ketut Suweca, 15 September 2021).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H