Berbeda dengan adat-kebiasaan di perusahaan perbankan sebelumnya yang mewajibkannya berpakaian rapi dan berdasi, perusahaan berbasis teknologi ini memberikan kebebasan dalam berbusana bagi karyawanya asal rapi dan santun.
Ia merasa beruntung dan bersyukur memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dengan keleluasaan dalam bekerja di tempat baru ini. Belum lagi kalau dilihat perusahaan juga menyediakan makan, minum, dan camilan untuk karyawannya.
Bekerja di perusahaan ini, menurutnya, layaknya bekerja di rumah saja: semuanya sudah tersedia. Tinggal bagaimana bisa berkonsentrasi dan berkontribusi sebaik-baiknya demi kemajuan perusahaan.
Satu setengah tahun kemudian, Dwika kembali berpikir untuk pindah tempat kerja. Ia ingin mendapatkan gaji lebih tinggi lagi dan agar ada sesuatu hal yang baru yang bisa dipelajarinya. Dua hal itulah yang menjadi dasar pertimbangan setiap kali ia hendak pindah kerja.
Setelah melalui serangkaian test dan wawancara, ia diterima di sebuah perusahaan perbankan ternama. Kali ini ia bekerja di bagian yang menangani financial technology (fintech). Pengalamannya bekerja di dua perusahaan sebelumnya menjadi sangat berguna di tempatnya bekerja saat ini.
Lagi-lagi, berkat kemampuan bernegosiasi yang kian terasah, ia berhasil mendapatkan gaji 50 persen lebih besar daripada gaji yang diterimanya di perusahaan kedua.
Ia merasa senang dengan gaji yang lumayan besar itu, sehingga ia segera meneruskan studinya dengan mengambil MBA di sebuah perguruan tinggi negeri. Ia memutuskan untuk bekerja sambil kuliah.
Dan, syukurnya, tidak lama kemudian ia bisa mewujudkan keinginannya untuk meneruskan pendidikan yang sudah lama diidam-idamkannya itu.
Pentingnya Pengalaman dan Keahlian
Apa yang bisa kita pelajari dari perjalanan karier Dwika Perdana di atas? Kelihatannya ia cepat bosan dengan pekerjaannya, bukan? Sebetulnya, dalam bekerja, ia membutuhkan dua hal.
Pertama, mendapatkan gaji yang lebih baik dibanding dengan sebelumnya. Kedua, ia bisa belajar dari pekerjaan yang ditanganinya. Ia tidak ingin aktivitasnya menjadi rutin, monoton, dan mekanis.