Sekitar tiga tahun belakangan ini kami berlangganan internet di rumah. Dengan internet berkekuatan 75 Mbps banyak kegiatan dapat dilakukan, banyak kebutuhan dapat dipenuhi.
Internet sungguh mempermudah penanganan berbagai pekerjaan dalam kaitannya dengan tugas kantor yang mesti dikerjakan di rumah maupun untuk kebutuhan pribadi dan keluarga.
Berlangganan Internet
Sebelum berlangganan internet dari sebuah penyedia (provider), kami biasanya memanfaatkan tethering dengan menjadikan smartphone sebagai wifi. Namun, cara ini sungguh boros akan pulsa. Akhirnya, kami memutuskan untuk berlangganan saja.
Dengan berlangganan internet di rumah, semua anggota keluarga bisa memanfaatkannya secara optimal.
Istri bisa menggunakan untuk menjalankan bisnis online-nya dengan pola reseller di sela-sela tugas pokoknya sebagai seorang karyawan.
Dengan fasilitas internet, dia bisa berkomunikasi dengan mudah, baik dengan penjual barang maupun dengan (calon) pembeli.
Tugas Kantor
Dua anak saya juga demikian. Anak kedua saya bisa memanfaatkan internet untuk mengerjakan tugas-tugas kantornya dengan mudah. Untuk maklum, ia menerapkan Work from Home (WFH). Kantornya berpusat di Jakarta.
Ketika dibutuhkan rapat virtual, misalnya, dia bisa mengikutinya dengan baik. Begitu juga dengan pekerjaannya yang dalam keseharian selalu dilakukan melalui sistem informasi atau aplikasi yang disediakan oleh lembaga tempatnya bekerja.
Anak pertama juga demikian. Sebagai psikolog klinis dewasa, dia bisa menangani klien dari berbagai daerah dengan baik melalui fasilitas internet di rumah.
Kliennya bisa konsultasi melalui zoom dan bahkan untuk melakukan terapi sekalipun. Ternyata melalui internet tidak ada hambatan sama sekali dalam penanganan pekerjaannya.
Saat pandemi berlangsung seperti saat ini, banyak orang mengalami tekanan psikologis akibat berbagai persoalan hidup. Bagi mereka yang sudah merasa sangat terbebani oleh masalah psikologis yang tidak sanggup ditanggungnya, maka mereka akan memilih berkonsultasi. Dan, sebagian diantaranya berlanjut ke tingkat terapi.
Selain itu, sesekali anak saya yang pertama ini juga menyelanggarakan kegiatan kelas melalui pola webinar agar  mampu menjangkau  lebih banyak peserta.
Tentu saja webinar, konsultasi, dan terapi itu berbayar. Hanya saja, karena masa pandemi, tarifnya sedikit lebih murah. Maksudnya, agar tidak terlalu membebani masyarakat yang membutuhkan layanan.
Mengajar secara Online
Saya pun setiap hari menggunakan fasilitas internet yang tersedia di rumah. Apalagi kalau bukan untuk pekerjaan kantor yang mesti dikerjakan di rumah.
Misalnya mengikuti webinar, rapat melalui zoom meeting, menerima, dan menyampaikan informasi melalui whatsapp, dan lainnya. Semuanya dimungkinkan lantaran ketersediaan internet di rumah.
Selanjutnya, kegiatan mengajar yang di masa pandemi ini terpaksa dilakukan secara online, pastilah tidak bisa dilepaskan dari ketersediaan internet yang stabil.
Penugasan dan ujian-ujian pun saya lakukan melalui daring. Semuanya bisa berjalan dengan lancar berkat ketersediaan internet.
Hanya saja, saya merasa perkuliahan melalui online tidak sebaik perkuliahan tatap-muka. Melalui perkuliahan tatap-muka, mahasiswa dan dosen lebih mudah berkomunikasi secara langsung. Hal-hal yang lebih detail bisa dijelaskan dengan lebih baik, sesuatu yang relatif sulit dilakukan secara online.
Mahasiswa dapat melihat langsung dosennya menjelaskan materi kuliah di depan kelas. Demikian juga sebaliknya, dosen bisa secara langsung mengetahui ekspresi atau tanggapan para mahasiswa. Kuliah tatap-muka saya yakini masih lebih baik hasilnya daripada melalui online.
Berkompasiana dan Menonton Film
Belum lagi kegiatan bersenang-senang tapi serius seperti berkompasiana yang pastinya menggunakan internet.
Mulai dari mencari dan mengumpulkan data atau informasi untuk melengkapi bahan tulisan membutuhkan koneksi internet. Meng-upload tulisan juga memerlukan internet.
Kegiatan apalagi yang menggunakan internet di rumah? Ya, aktivitas bersama, misalnya, senam. Yang lain? Menonton film!
Benar, nyata benar kebutuhan akan internet saat menonton film. Banyak film di Netflix yang bagus-bagus dan sangat menarik untuk ditonton di waktu senggang, terutama pada malam hari.
Kami semua pencinta film drama Korea alias drakor. Sejumlah film sudah kami tonton yang sebagian diantaranya sangat menarik dan meninggalkan kesan. Kebanyakan film Korea berkisah tentang keluarga dan percintaan, jika tidak berkisah seputar intrik-intrik di lingkungan kerajaan.
Yang paling mutakhir adalah film Kingdom, Ashin of the North. Mengasyikkan sekali menonton film ini yang merupakan kelanjutan dari film serial Kingdom yang sebelumnya sudah pernah kami tonton.
Hanya saja film Ashin ini terbilang pendek. Belum puas menontonnya, eh, sudah selesai. Entah kapan serial lengkapnya ditayangkan. Terasa tidak sabar menunggu.
Syukur Ada Internet
Kalau dipikir-pikir, beruntung sekali ada fasilitas internet yang memudahkan kita melaksanakan berbagai kegiatan. Tanpa internet, tidak terbayangkan seperti apa kegiatan-kegiatan tersebut akan dilakukan saat pandemi Covid-19 sedang mengganas seperti sekarang ini.
Mari syukuri kehadiran internet ini dan mari kita memanfaatkannya dengan baik sehingga membantu kita dalam menangani berbagai kegiatan.
( I Ketut Suweca, 25 Juli 2021).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H