Keempat, hindari 'solusi' yang bukan solusi.
Maksudnya, melakukan sesuatu yang pada awalnya dimaksudkan untuk melupakan persoalan yang menimbulkan kecemasan itu dengan cara-cara yang salah.
Misalnya, minum alkohol, lalu mabuk-mabukan. Contoh lain, menjadi pengguna narkoba. Hal ini hanya akan memperparah masalah. Ini benar-benar bukan jalan keluar. Membiarkan diri seperti itu bukan menyelesaikan masalah melainkan menambah rumit persoalan yang dihadapi.
Kelima, temukan sumber kecemasan.
Apa sejatinya yang menjadi penyebab kecemasan itu? Ingatlah, setiap masalah pasti ada solusinya. Pasti.
Menghadapi permasalahan yang berujung pada kecemasan hendaknya tidak membuat Anda  berdiam diri. Pikirkan solusinya.
Temukan informasi atau pengetahuan yang tepercaya dan bermanfaat. Dari pengetahuan tersebut, barangkali saja Anda akan menemukan jalan keluar dari problem Anda.
Jika tidak juga bisa diambil solusi sendiri, temukan profesional seperti psikolog atau psikiater yang bisa membantu. Yang terakhir ini diambil kalau kecemasan itu sudah menjadi beban berlebih dan tidak tertanggungkan.
Yang terpenting adalah jangan memendam kecemasan berlama-lama di dalam hati. Mengapa? Kecemasan bisa berubah wujud dari yang tidak kasat mata menjadi penyakit fisik dalam berbagai bentuknya.
Oleh karena itu, lebih baik temukan faktor penyebab kecemasan itu, lalu temukan solusinya. Lengkapi dengan berbagai kegiatan yang bisa membantu mengurangi kecemasan sekaligus membawa Anda pada rasa bahagia dalam melakoni kehidupan.
Hidup ini singkat, nikmatilah. Berusahalah membuang jauh-jauh kebiasaan memendam rasa cemas berlebihan. Mari.