Ketika masih bekerja mungkin ada banyak sahabat yang memerhatikan. Ada banyak orang yang peduli dan siap membantu.
Tetapi, begitu pensiun, siapa yang akan datang membantu? Siapa yang akan memedulikan hidup seorang pensiunan? Keluarga terdekat? Para sahabat?
Manusia pada dasarnya membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari sesamanya. Dengan begitu, ia bisa hidup sehat secara psikologis. Tetapi, bagaimana kalau kebutuhan akan perhatian dan kasih itu tidak terpenuhi?
Tentu saja hal ini menjadi persoalan yang perlu mendapatkan penanganan. Mengatasi hal itu, para lansia -- pensiunan itu, akan berupaya untuk bisa bertemu dengan teman-teman yang seusia dengannya dan membuat acara dalam kebersamaan.
Salah satunya adalah masuk ke dalam komunitas pensiunan perusahaan atau lembaga mereka pernah bekerja dulu. Dengan begitu ada kesempatan untuk memenuhi kebutuhan akan pergaulan dan bisa ngobrol satu sama lain.
Perhatian dari anak sendiri seyogianya selalu ada, diminta atau tidak. Inilah sebentuk rasa bakti anak kepada orangtua yang sudah melahirkan dan membesarkannya.
Sayangnya, ada juga anak-anak yang ketika sudah besar dan sukses dalam hidupnya, melupakan orangtuanya hingga mereka meninggal. Betapa besar rasa bersalah yang ditimbulkannya.
Pada saat orangtua masih hiduplah sang anak seharusnya menumpahkan rasa baktinya yang tulus. Kalau orangtua sudah meninggal, tidak ada artinya kata penyesalan itu. Semuanya sudah terlambat.
Itulah hal-hal yang ditakutkan oleh sebagian dari orang yang memasuki masa pensiun. Berlebihankah kekhawatiran itu? Anda bisa menjawabnya sendiri.
Yang terpenting adalah mempersiapkannya dengan baik dan menikmati masa pensiun itu dengan bahagia. Tidak perlu dikhawatirka secara berlebihan.
Semua orang akan pensiun, mengakhiri masa bekerja puluhan tahun lamanya. Songsonglah masa pensiun dengan ikhlas dan bahagia.