Akan tetapi, jika lobi dilakukan untuk pertama kalinya, seyogianya jangan melakukan melalui telepon. Telepon sebaiknya hanya dilaksanakan apabila sudah pernah melakukan lobi secara tatap-muka atau bertemu langsung.
Setelah sempat bertemu langsung, barulah diteruskan dengan melobi via telepon. Dalam beberapa kasus sederhana, masih dimungkinkan langsung melalui telepon, tetapi untuk persoalan yang besar dan rumit, sangat dianjurkan untuk bertemu langsung (tatap-muka).
Ketiga, melobi melalui surat.
Berbeda halnya dengan lobi melalui cara tatap-muka atau telepon, melobi melalui surat relatif jarang dipakai. Relatif sulit memengaruhi orang dengan menggunakan surat. Kecuali, sebelumnya sudah sempat bertatap muka sehingga surat-menyurat hanyalah kelanjutannya.
Pelobi yang bijak hanya akan menggunakan media surat kovensional atau surat elektronik (surel) apabila ia hanya bermaksud memberikan informasi, mengundang, menyampaikan terima kasih, dan sejenisnya.
Hal-hal yang sifatnya persuasif tidak efektif dilakukan melalui surat. Tetap saja diperlukan tatap-muka secara langsung jika ingin meningkatkan peluang keberhasilan sebuah lobi.
Melobi secara Tidak Langsung
Di samping dilakukan secara langsung, lobi bisa juga dilakukan atau ditambah dengan pendekatan secara tidak langsung.
Terkait ini, ada beberapa cara yang bisa dipilih dan digunakan yang bisa lebih menjamin tercapainya tujuan lobi.
Pertama, menggunakan media massa.
Melobi melalui media massa sudah sangat kita kenal. Para politisi acapkali menawarkan program-programnya kepada masyarakat melalui media massa seperti koran, radio, dan televisi.
Media ini menjadi pilihan karena kemampuannya dalam membentuk opini publik. Opini publik adalah sikap dan pendapat masyarakat terhadap sebuah persoalan atau terhadap seseorang. Opini publik bisa dibentuk melalui bantuan media massa.