Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Inilah Cara Sederhana untuk Menumbuhkan Kegemaran Membaca pada Anak

12 Mei 2021   17:12 Diperbarui: 12 Mei 2021   18:37 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu kegalauan hati orangtua belakangan ini adalah mengenai putra-putrinya yang sangat doyan bermain gadget. Peralatan elektronik yang satu ini sudah demikian banyak menyita waktu anak.

Tidak hanya berkaitan dengan tugas pelajaran daring sekolah, bahkan jauh lebih dari itu. Kalau sang anak sudah kecanduan bermain handphone (HP), bukan tidak mungkin mereka tak akan peduli dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya.

Para orangtua juga khawatir akan seperti apa jadinya anak-anak mereka kelak. Anak-anak menjadi kurang bergaul, justru hanya "bergaul" dengan handphone yang ada di tangan.

Lalu apa daya orangtua? Mengeluh hanya akan tinggal keluhan yang tidak memberikan jalan keluar.

Akan tetapi, saya kira, para orangtua tidak usah terlalu khawatir dengan hal ini. Ada pendekatan lain yang bisa dilakukan agar sang anak bisa mengurangi ber-handphone-ria, dan mulai lebih akrab dengan buku bacaan.

Nah, apa yang bisa dilakukan oleh para orangtua untuk membimbing anak-anak mereka agar bisa secara perlahan-lahan mengurangi bermain HP dan mulai berkenalan dan menggemari buku? Mari kita ulas satu per satu.

Perkenalkan huruf-angka melalui permainan.

Ketika anak-anak masih balita, katakanlah berusia 2 sampai 4 tahun, kepadanya sudah bisa diperkenalkan permainan-permainan yang sederhana dan menarik.

Perkenalkan juga dia dengan huruf dan angka. Bukan untuk membuatnya segera bisa membaca. Bukan. Melainkan, memperkenalkan saja sebelum ia masuk TK dan SD nantinya. Dengan memperkenalkan huruf dan angka, mereka tidak akan merasakan itu sesuatu hal baru ketika masuk TK nantinya.

Ilustrasi contoh memperkenalkan anak pada huruf (Sumber: slideshare.net).
Ilustrasi contoh memperkenalkan anak pada huruf (Sumber: slideshare.net).

Ketika anak-anak masuk SD, mereka sudah lebih familiar dengan angka dan huruf itu karena sudah diperkenalkan sebelumnya. Inilah tahapan awal memperkenalkan  dunia literasi kepada anak-anak kecil.

Memperkenalkan Bacaan

Lalu, ketika anak menginjak usia TK dan SD, sudah saatnya kepadanya diperkenalkan pada dongeng atau cerita. Ada banyak sekali dongeng untuk anak-anak yang isi ceritanya sangat menarik dan berisi pelajaran berharga.

Di sinilah kesempatan para orangtua menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan bagi putra-putrinya. Misalnya, nilai kejujuran, kerjasama, kesetiakawanan, kasih sayang, dan sebagainya yang ada pada cerita.

Banyak dongeng yang menampilkan dua sifat yang berbeda atau bertentangan, sifat baik dan sifat buruk. Sifat dan perbuatan baik pada akhirnya akan mendapatkan pahala yang baik, sementara perilaku buruk akan memetik hasil yang buruk pula. Inilah sifat dan nilai yang perlu diperkenalkan melalui cerita.

Berikan hadiah buku bacaan

Memberikan hadiah berupa buku bacaan merupakan salah satu cara yang dianjurkan ketika anak-anak mulai bisa membaca. Kalau pada usia sebelumnya, kita sekadar memperkenalkan angka dan huruf, kini saatnya kita lebih suntuk melibatkannya dalam membaca buku.

Anak-anak SD pada umumnya sudah mulai bisa membaca. Mulai dari membaca bahan bacaan dengan kalimat yang sederhana ketika masih SD sampai yang relatif lebih rumit tatkala di SMP. Nah, inilah saatnya memulai mendekatkan buku kepada anak-anak.

Apa yang bisa dilakukan? Salah satunya adalah dengan memberikan hadiah buku saat si anak berulang tahun. Mendapatkan hadiah buku kesukaannya akan menjadi hadiah yang sangat menyenangkan baginya.

Ilustrasi anak mulai mengenal literasi (Sumber gambar: macetesdemae.com)
Ilustrasi anak mulai mengenal literasi (Sumber gambar: macetesdemae.com)

Terserah kita saja, apakah akan memberikan satu judul buku atau lebih. Tentu disesuaikan dengan kemampuan kita sebagai orangtua. Yang terpenting, berikan hadiah buku agar anak-anak kian dekat dan akrab dengan buku.

Terkadang kita tidak cukup hanya dengan memberikan sang anak hadiah buku. Kalau misalnya, ia belum bisa membaca dengan lancar, maka ada baiknya didongengkan dengan isi cerita dongeng dari buku tersebut.

Kalau ia sudah mulai bisa membaca, berikan kesempatan si anak untuk membaca sendiri. Mintalah anak yang menceritakan isi buku cerita yang dibacanya untuk kita dengar. Dengarkan ceritanya dengan sungguh-sungguh. Anak pasti akan sangat bangga dan senang.

Berkunjung ke perpustakaan dan toko buku.

Kegemaran membaca buku sejak dini akan memengaruhi pengetahuan dan karakter si anak. Memahami hal itu, maka ada baiknya anak-anak didorong untuk mengenal sumber bacaan lebih luas. Misalnya, dengan memperkenalkannya pada perpustakaan terdekat.

Di samping perpustakaan di sekolah, mungkin juga ada perpustakaan di sekitar rumah. Misalnya, ada perpustakaan desa, perpustakaan umum, atau perpustakaan yang dibangun secara mandiri oleh masyarakat yang peduli literasi. Saya memerhatikan, perpustakaan semacam ini sedang bertumbuh di banyak tempat.

Di samping mengajak anak ke perpustakaan, sekali waktu ajak juga dia ke toko buku. Biarlah ia melihat dan memilih buku-buku kesukaannya.

Saya memiliki kebiasaan mengajak anak dan keponakan ke toko buku semasa mereka anak-anak, dulu.

Saya siapkan sejumlah uang untuk mereka. Misalnya, per orang  saya sediakan seratus ribu rupiah untuk pembelian buku. Terserah mereka, hendak memilih buku apa dengan uang itu.

Memperkenalkan tokoh yang sukses karena membaca.

Sembari terus mendekatkan buku pada anak-anak, temukanlah bacaan yang mengisahkan tentang orang-orang yang pada masa mudanya suka membaca pada akhirnya menjadi tokoh yang sukses.

Bacaan berjenis biografi seperti ini relatif mudah ditemukan. Tidak hanya melalui buku, kita juga bisa mencari dan menemukannya di berbagai sumber informasi melalui google.

Perkenalkan riwayat tokoh-tokoh itu kepada sang anak. Jelaskan, betapa sang tokoh, pada masa mudanya adalah seseorang yang suka belajar, suka membaca, dan banyak bergelut dengan buku. Misalnya Bung Karno,  Bung Hatta, dan Abraham Lincoln.

Dengan cara demikian, diharapkan dorongan membaca akan menguat dan harapan akan masa depan dalam imajinasi anak-anak bisa terbayangkan sejak ia masih belia.

Anak asyik membaca buku (Sumber gambar: flickr.com)
Anak asyik membaca buku (Sumber gambar: flickr.com)

Menjadi contoh yang baik.

Sebagai orangtua, kita tidak hanya harus memfasilitasi kenbutuhan anak akan bahan bacaan dan mendorongnya rajin membaca. Bahkan, kita pun harus menjadi contoh yang baik di bidang yang satu ini.

Jadikan kebiasaan membaca sebagai kebiasaan di rumah. Mungkin diperlukan penetapan waktu tertentu untuk membaca atau belajar. Anak-anak membaca, orangtua pun demikian. Misalnya, orangtua juga membaca buku, surat kabar, dan bacaan lainnya.

Orangtua, mau tak mau, mesti menjadi teladan yang baik bagi si anak. Belum lengkap hanya dengan mendorong dan memfasilitasi kebutuhan si anak akan bahan bacaan. Orangtua pun mesti menjadikan dirinya sebagai teladan yang baik dalam hal membaca.

Mari kita bergerak serentak untuk menumbuhkan kebiasaan membaca sejak dini, dimulai dari rumah.

( I Ketut Suweca, 12 Mei 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun