Ia merasa sudah cukup belajar. Tidak perlu lagi baginya untuk belajar, apalagi sudah tidak bersekolah atau kuliah lagi.
Ketiga, mudah-tidaknya ia menyerah.
Orang sukses akan bertahan ketika badai menghantam perjalanannya. Ia tidak mudah menyerah. Kendati pengalami keterpurukan dalam perjalanan, ia tetap tabah dan memelihara semangat dan segera bangkit lagi untuk mencoba lagi.
Cara-cara usang yang pernah dipakai digantikannya dengan cara-cara baru yang memungkinkan memberikan hasil yang lebih baik dan membawa ke arah keberhasilan. Ia tidak hendak menggunakan cara-cara lama dan berharap memperoleh hasil yang berbeda.
Orang gagal mudah menyerah. Sedikit saja ia mengalami kesulitan dalam perjalanan, ia akan segera memutuskan berhenti dan minggir dari perjuangan. Ia memutuskan menyerah saja, karena itu jauh lebih aman baginya.
Keempat, hubungannya dengan kesalahan.
Orang yang sukses akan berani bertanggung jawab atas kesalahannya. Ia berani unjuk tangan bahwa ia yang bersalah. Ia tidak takut mengakui kesalahannya, jika ia benar-benar salah.
Kesalahan baginya adalah hal wajar. Selalu bisa terjadi pada setiap manusia. Oleh karena itu, orang sukses memilih berani bergerak dan berinovasi, tidak takut melakukan kesalahan. Kalau kemudian ternyata ia telah bersalah, dengan kesatria ia berani mengakui kekeliruannya.
Orang gagal? Ia akan mengkambinghitamkan orang lain atas kesalahannya. Ia akan mengatakan si anu yang bersalah atau menyebutkan keadaan tertentu yang menyebabkan kesalahan itu.
Selalu saja ada keadaan atau pihak lain yang disalahkannya. Ia tidak mau atau tidak berani mengakui kesalahannya. Ia benar-benar tidak jujur!
Kelima, hubungan dengan orang lain.