Salah satu bukti adalah tanaman kemuning yang sudah lama kutanam. Dulu hidupnya merana karena kurang perhatian. Belakangan ia tumbuh sehat setelah kuberi pupuk, kupotong bagian-bagian ranting kecil, dan daunnya yang sudah tua.
Kupindahkan ke halaman rumah sehingga memungkinkannya mendapatkan sinar matahari langsung dan memperoleh guyuran hujan. Kini ia tumbuh sehat dengan dedaunan cerah mengkilat.
Mbak Deisi telah memperkuat keyakinanku betapa tanaman bisa memengaruhi psikologi manusia sebagaimana manusia bisa mempengaruhi "psikologi" tanaman.
Diary, usai membaca perihal pengetahuan psikologi itu karya Mbak Deisi, aku lanjut membaca artikel Mas Indra Rahadian tentang menulis dongeng di kompasiana.
Setelah kutengok artikel-artikel di lapaknya, ternyata ada cukup banyak cerita dongeng yang bagus-bagus di situ. Kusenang sekali membacanya. Ya, Mas Indra rajin menulis dongeng. Mantap sekali!
Cerita dongeng itu membawa pesan moral. Cerita dongeng semacam ini akan sangat berguna untuk anak-anak. Cerita dongeng bisa menjadi penyeimbang di tengah deraan berbagai informasi dan bacaan yang beragam kontennya.
Sayangnya konten itu tidak selalu baik bagi pertumbuhan psikologis anak-anak, ada saja konten yang merusak mental. Nah, kalau di tengah-tengah terpaan berbagai informasi itu ditimpali dongeng yang bernilai, betapa bagusnya!
Apa yang disampaikan oleh Mas Indra benar adanya, bahwa cerita dongeng banyak manfaatnya  terutama bagi upaya menanamkan nilai-nilai keluhuran budi pekerti pada anak-anak.
Karena banyak manfaatnya itulah, maka Mas Indra berniat untuk terus menulis dongeng. Rupanya, Mas Indra hendak menabur kebaikan untuk anak-anak, melalui orangtua mereka, dengan cerita dongeng yang disusunnya.
Aku merasa salut sekali dengan Mas Indra Rahadian. Semoga usahanya berhasil dan bermanfaat bagi generasi berikutnya.
Sampai di sini, aku teringat dengan maestro cerita dongeng atau cerita rakyat yang terkenal dari Bali. Nama beliau Bapak Made Taro.