Sejak lama saya sudah menulis review buku bacaan, terutama buku bacaan nonfiksi. Kesenangan me-review atau mengulas buku sudah melekat sejak keranjingan membaca hingga sekarang. Kompasiana sudah banyak memuat ulasan buku yang saya tulis secara ringan.
Nah, sekarang saatnya kita mengupas, siapa sih sebetulnya diuntungkan dari ulasan atau review buku itu. Siapa yang memetik manfaat dari ulasan buku yang para penulis lakukan selama ini? Mari kita bahas, mulai dari si penulis review.
Untuk maklum, pada artikel ini kita akan menggunakan variasi kata atau istilah yang berbeda untuk maksud yang sama, yakni review, ulasan, atau resensi buku.
Keuntungan bagi Penulis Resensi
Pertama-tama yang diuntungkan dari penulisan review adalah penulis review atau penulis resensi itu sendiri. Keuntungan apa yang bisa didapat oleh peresensi buku?
Pertama, penulis resensi bisa mendapatkan honor dari tulisan resensinya, jika dimuat di media yang memberikan imbalan.
Kedua, penulis resensi -- jika beruntung, mendapat imbalan tambahan dari kampus karena penulis yang juga mahasiswa ini berhasil menulis di media massa. Tentang hal ini saya pernah membaca pengakuan seorang penulis yang mendapatkan imbalan juga dari kampus.
Ketiga, penulis resensi -- untuk bisa meresensi, musti membaca buku yang akan di-review-nya itu. Jadi, ia akan mendapat peningkatan pengetahuan secara akumulatif jika melakukan hal ini secara berkesinambungan. Ia akan kaya dengan ilmu pengetahuan.
Penerbit juga Mendapatkan Keuntungan
Selanjutnya yang diuntungkan pada urutan kedua adalah penerbit. Penerbit? Ya, karena penerbit akan terbantu diperkenalkan produk bukunya.
Pada umumnya penerbit sudah memiliki website atau blog khusus untuk mempromosikan buku-buku terbitannya. Hanya saja biasanya di website atau blog milik penerbit kurang menunjukkan kedalaman seperti apa isi buku yang diterbitkannya. Hanya diulas secara sepintas disertai harga dan cara memesannya.
Barangkali penerbit juga sudah menjalin kerja sama dalam penjualan dengan platform yang bergerak di bidang pemasaran berbagai produk, seperti halnya marketplace. Toko-toko buku juga menjadi ajang pemasaran dengan pola kerja sama saling menguntungkan. Di situlah penerbit menjual bukunya.
Nah, menjadi lebih luas lagi sebaran informasinya apabila ada penulis yang juga membuat dan menayangkan resensi buku terbitannya itu di media massa lainnya. Buku tersebut di-review lebih dalam lagi.
Penulis resensi menelaah buku dengan cara pandang yang lebih luas dan komprehensif. Hal ini, secara tidak langsung, sudah ikut mempromosikan buku produksi penerbit. Beruntunglah penerbit jika ada penulis yang me-review bukunya dalam bentuk resensi yang menarik.
Kalau penerbitnya berbaik hati, mungkin saja akan memberikan imbalan kepada peresensi berupa uang lelah. Jika bukan uang, bisa saja penerbit dengan senang hati mengirim contoh buku-buku terbaru kepada penulis resensi seperti pernah saya dapatkan dulu. Maksudnya, apalagi kalau bukan, agar buku tersebut diresensi juga nantinya.
Apa Untungnya bagi Pengarang Buku?
Lalu, yang mendapatkan keuntungan berikutnya adalah si pengarang atau penulis yang bukunya diresensi atau di-review. Mengapa pengarang menangguk keuntungan?
Dengan tulisan resensi itu, maka sebuah buku akan semakin dikenal di tengah masyarakat pembaca. Mungkin sebelumnya masyarakat tidak tahu ada buku baru yang terbit dari pengarang tertentu. Berket resensi pada akhirnya masyarakat mendapatkan informasi tentang buku dimaksud.
Dan, bukan tidak mungkin resensi yang dibuat oleh penulis bisa menarik minat pembaca untuk membeli buku. Berawal dari membaca resensi berlanjut ke pembelian buku. Nah, jika buku kian banyak terjual, si pengarang akan mendapatkan persentase keuntungan (royalty) dari penjualan buku.
Apakah pembaca akan memutuskan membeli sebuah buku atau tidak, salah satunya tergantung juga pada review buku yang dibacanya.Â
Bagaimana penulis resensi memperkenalkan buku itu, me-review-nya secara mendalam, dan menunjukkan nilai manfaat buku tersebut.
Akan tetapi, seorang peresensi buku tidak boleh "jual kecap" yang selalu bilang nomor satu. Ia dituntut juga kritis dan realistis terhadap buku tersebut dan menuliskan apa adanya. Mungkin ia akan menyoroti tentang desain atau layout, isi, dan kelebihan serta kekurangan pada buku yang diulasnya.
Yang menentukan pada akhirnya adalah kualitas buku. Kualitas buku sangat tergantung kepada kemampuan penulisnya. Bagaimana dengan kompetensi penulis buku, apakah ia seorang ahli? Jika ya, kemungkinan besar tulisannya akan berbobot dan memberi daya tarik yang besar.
Akan tetapi, menjadi ahli di bidang yang ia tulis saja belum cukup. Di samping kompeten di bidang materi yang ditulis, ia pun harus pula pandai menggunakan bahasa yang dipakai untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya. Bahasa yang digunakan mesti mudah dicerna dan menarik minat pembaca.
Para pembaca masa kini sudah bosan terus serius. Mereka tidak mau mengerutkan kening. Mereka ingin melahap isi buku dengan cara yang lebih santai. Jadi, penulis harus pula memiliki kemampuan berbahasa tulis yang efektif.
Melalui resensi buku, nama sang penulis buku akan semakin dikenal luas oleh masyarakat. Branding-nya sebagai penulis semakin menguat.Â
Jangan terkejut kalau kemudian si penulis buku mendapatkan job lain, seperti menjadi pengajar atau pembicara di forum tertentu. Ia bahkan bisa menjadi penulis yang bukunya ditunggu-tunggu penerbit dan pembaca.
Masyarakat Pembaca Buku
Siapa lagi yang diuntungkan oleh review sebuah buku? Tidak salah lagi ialah masyarakat pembaca buku. Mereka akan mengetahui adanya sebuah buku baru dengan kualitas tertentu seperti yang ditulis sang peresensi. Mereka pun pada akhirnya tergugah untuk melihat dan kemudian lanjut membeli buku tersebut dan membacanya.
Dengan demikian, kegemaran membaca buku akan terbangun, pengetahuan masyarakat meluas, dan kecerdasan masyarakat kian bertambah.
Jelaslah bahwa yang pertama-tama diuntungkan oleh review buku adalah di penulis review (peresensi), lalu penerbit, kemudian pengarang, dan pembaca buku tersebut. Toko buku online dan offline juga kecipratan rezeki.Â
( I Ketut Suweca, 2 Januari 2021).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H