Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bergabung di Blog Kompasiana, Mahasiswa Bisa Belajar Apa?

2 Januari 2021   18:55 Diperbarui: 4 Januari 2021   14:16 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasiana memang keren. Yang ditampung dan bergabung tidak hanya penulis-penulis berpengalaman, juga para (calon) penulis dari kalangan muda, generasi milenial yang berstatus mahasiswa. Menarik sekali untuk mengulas hal ini.

Penugasan Dosen

Tidak hanya pasif menerima mereka, bahkan pengelola kompasiana bahkan mengundang mahasiswa untuk menulis di kompasiana. Ya, salah satunya menulis tugas yang diberikan dosen mereka.

Akhirnya, ada sejumlah dosen, yang beberapa di antaranya juga sebagai kompasianer menugaskan mahasiswanya yang sedang menempuh pendidikan S1 menulis di kompasiana. Maka, kian semaraklah artikel dari generasi muda harapan bangsa ini.

Tidak cukup sampai di situ, kompasiana menawarkan sejumlah penghargaan dengan hadiah yang menarik bagi mahasiswa yang tulisannya terbilang bagus sesuai syarat yang ditetapkan. Semacam blog competition khusus untuk mahasiswa.

Daftar mereka yang berhasil menjadi pemenang kompetisi itu pun memperoleh hadiah itu tertera di blog ini. Di dalamnya dimuat daftar nama mahasiswa yang karyanya dipandang baik sehingga layak mendapatkan penghargaan dan hadiah.

Saya kira, upaya ini sangat bagus. Sebuah usaha yang sangat tepat untuk menjaga kesinambungan generasi penulis Indonesia.

Kompasiana sudah berbuat dan berpartisipasi aktif memberikan kesempatan dan mendorong para mahasiswa untuk berani menulis.

Dan, ternyata banyak karya mahasiswa yang dinilai bagus. Terbukti dengan keberhasilan mereka memperoleh penghargaan atau hadiah tersebut. Ini sebuah awal yang sangat baik yang layak diteruskan.

Apalagi mengingat masa depan penulis di negeri ini cukup mengkhawatirkan. Pertanyaannya pokoknya adalah, masih adakah orang yang bersedia menjadi penulis di tengah rendahnya penghargaan terhadap karya mereka?

Penulis dengan karyanya belum mendapatkan penghargaan (baca: penghasilan) yang pantas dan layak di negeri ini. Belum lagi sering terjadi plagiasi karya tulis yang sulit dibendung.

Oleh karena itu, upaya pengelola kompasiana melibatkan mahasiswa menulis di blog ini patut mendapatkan apresiasi yang tinggi.

Berharap para mahasiswa akan lebih giat berlatih menulis. Menulis tidak lagi sekadar memenuhi penugasan dosen, melainkan menjadikannya kebiasaan.

Benar bahwa sebagian dari mereka memilih tidak menulis lagi setelah satu-dua kali menulis. Mereka menulis di kompasiana sekadar memenuhi penugasan dari dosen. Setelah itu, ya, tidak lagi menulis. Selesai urusan.

Akan tetapi, tak semua mahasiswa demikian. Masih ada sebagian yang tertarik untuk menulis secara berlanjut. Saya sesekali menemukan karya para mahasiswa. Saya pun acap ikut memberikan vote dan komentar yang menguatkan.

Saya ikut senang para mahasiswa berani menulis. Padahal, penulis pemula pada umumnya merasa ciut duluan nyalinya apalagi melihat di kompasiana terdapat banyak penulis berpengalaman, bahkan yang sudah punya nama besar.

Mahasiswa yang bersemangat menulis dan terus menulis memiliki harapan bagus menjadi penulis. Bisa jadi kelak di antara mereka ada yang berhasil menjadi penulis yang hebat dengan karya-karya monumental. Siapa tahu! Asal mereka konsisten menulis dan tekun meningkatkan pengetahuan, harapan tersebut bisa terwujud.

Ilustrasi mahasiswa menulis (Sumber: fstoppers.com)
Ilustrasi mahasiswa menulis (Sumber: fstoppers.com)

Manfaat Menulis di Kompasiana

Lalu, apa manfaatnya bagi mahasiswa bergabung dan menulis di kompasiana? Mari kita rinci satu per satu.

Pertama, memenuhi tugas. Dosen menugaskan mereka menulis di kompasiana sebagai salah satu upaya untuk berani tampil dalam format tulisan untuk media yang dibaca masyarakat luas.

Mahasiswa tentu merasa tertantang untuk tidak menulis ala kadarnya, tetapi dengan sebaik mungkin:  mengutamakan opini sendiri daripada sekadar menyalin tulisan orang lain.

Kedua, mengasah kemampuan menulis. Kalau si mahasiswa bersedia terus-menerus menulis di sini, niscaya kemampuan mereka dalam menulis akan terasah dengan sendirinya.

Menulis pada dasarnya adalah sebuah keterampilan. Sebagai sebuah keterampilan, maka yang paling dibutuhkan adalah praktik dan praktik menulis secara berkesinambungan. Alah bisa karena biasa, bukan?

Ketiga, bertemu sesama penulis baru. Karena kompasiana dihuni oleh bermacam-macam orang dengan tingkatan kemampuan menulis yang beragam, maka mahasiswa akan menemukan para sahabat-sahabat yang ia merasa selevel, senasib, dan sepenanggungan. Hal ini akan dapat menurunkan ketegangan mereka.

Mungkin mereka sama-sama baru bergabung dan sama-sama sedang belajar menulis.  Dan, bukan tidak mungkin mereka kemudian saling dukung untuk maju bersama-sama.

Keempat, bertemu penulis berpengalaman. Sebagaimana kita ketahui, banyak penulis dengan nama beken di kompasiana. Mereka tentu senang dengan kehadiran mahasiswa yang nimbrung menulis di platform ini.

Jika dimintai saran atau pendapat, niscaya mereka tidak akan menolak. Pada umumnya kompasianer senior yang jago menulis adalah pribadi-pribadi yang hangat dan bersahabat. Betul atau tidak?

Kelima, mendapatkan pengetahuan. Bagi mahasiswa yang menulis di kompasiana, hendaknya tak berpikir untuk menulis dan menulis an sich. Mereka juga perlu melihat atau mengamati hasil karya para penulis lainnya.

Dengan cara tersebut para mahasiswa bisa belajar banyak hal. Tidak lagi melulu mengandalkan buku-buku teks di kampus, melainkan sudah meluas dengan menyadap pengetahuan dari para penulis beken di kompasiana.

Keenam, mendapatkan ilmu menulis. Di atas saya katakan bahwa menulis pada hakikatnya sebuah keterampilan sehingga dibutuhkan lebih banyak praktik secara berkelanjutan.

Namun demikian, kendati yang prioritas itu praktik menulis bukan berarti teori menulis bisa diabaikan begitu saja.

Teori menulis sangat diperlukan dalam dunia tulis-menulis. Jika tidak, ia bagaikan sedang berjalan dalam gelap, terantuk-antuk. Ilmu menulis itu bagaikan cahaya lampu yang menerangi jalan.

Oleh karena itu, mahasiswa yang berminat menjadi penulis seyogianya memperlengkapi diri dengan ilmu atau teori menulis.

Beberapa penulis senior di kompasiana seringkali mengangkat topik tentang teori atau kiat menulis.

Mahasiswa bisa menemukan lapak mereka, mempelajari teori yang diunggah di situ, dan mempraktikkan teori tersebut.

Tidak kurang pula motivasi atau dorongan untuk bersemangat menulis didapatkan di kompasiana.

Dengan dorongan yang kuat niscaya para mahasiswa memiliki semangat menulis yang semakin dahsyat. Hal ini akan membawa mereka pada kemampuan menulis yang semakin baik.

Ketujuh, memperoleh kosakata. Lihatlah, ada ribuan penulis di sini dengan perbendaharaan kata dan teknik pengungkapan yang bervariasi. Setiap orang menggunakan gaya bahasa, idiom, diksi yang berbeda sesuai dengan kepribadiannya.

Nah, dari merekalah mahasiswa yang bertekad menjadi penulis, bisa belajar. Pelajari bagaimana jurus penulis-penulis itu mengekspresikan gagasan dengan unik, apik, resik, dan menarik.

Selamat menulis.

 (I Ketut Suweca, 2 Januari 2020).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun