Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menimbang Manfaat Membaca Buku Sastra bagi Penulis Nonfiksi

24 Desember 2020   08:46 Diperbarui: 24 Desember 2020   18:23 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2018 (dok.pribadi)

Baiklah, saya petikkan untuk kita di sini, salah satu cerpen yang menarik, yaitu cerpen karya Djenar Mahesa Ayu yang berjudul Saat Ayah Meninggal Dunia.

Pesona dalam Kalimat

Begini kalimat alinea pertamanya. 

"Saya bertemu dengannya beberapa saat setelah ayah meninggal dunia. Saat pagi hari lebih menyerupai malam hari. Saat gurat senja lebih menyerupai lukisan nestapa. Saat kelopak bunga lebih menyerupai kelopak mata luka. Saat rintik hujan lebih menyerupai jarum kepedihan."

"Kehidupan mendadak lebih menyerupai kematian. Seperti ada yang merenggut paksa lalu menghempaskan saya ke lubang yang lebih kelam daripada kelir malam. Dan induk dari segala sunyi, menyambangi."

Saya menyukai rangkaian kata-kata indah itu. Tentu untuk menyusunnya diperlukan daya cipta dan imajinasi yang tinggi, di samping penguasaan kosakata (diksi) yang luas.

Belum puas? Berikut saya petikkan lagi sebuah kalimat singkat yang nyelekit dari Rizki Turama dalam cerpen yang bertajuk Durian Ayah.

Berangkat dai keyakinan masyarakat lokal, Turama menulis, "... ayah kulihat sedang menyayat-nyayat batang pohon durian itu."

"Ada yang mengajariku, pohon buah harus sedikit disakiti agar dia merasa terancam dan kemudian berbuah,' jelas ayah tanpa kuminta."

Yang berikut ini beda lagi, masih dari penulis yang sama di dalam cerpen yang sama. 

Tulis Turama, "Tapi, kadang nasib tak ubahnya hati perawan yang sedang gundah, mudah berbalik arah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun