Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Inilah Cara Menambah Semangat dan Memperkokoh Rasa Percaya Diri dalam Menulis

6 Desember 2020   20:31 Diperbarui: 7 Desember 2020   23:40 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis (feeds.mashable.com)

"Bang Suweca, salam kenal dari Sukabumi. Saya seorang penulis pemula, bahkan mungkin belum pantas disebut sebagai penulis. Saya mulai menulis di masa pandemi, salah satu daya dukung yang saya rasakan adalah sekarang banyak sekali wadah untuk tulis-menulis.Baru mulai tapi kayaknya saya "loyo", kurang ide, dan kadang terbersit saat saya selesai membaca karya orang lain, saya bisa gak ya seperti mereka yang jago-jago menulis.Nah saya minta tips2 nya pak agar bisa sukses terus jadi penulis. Terima kasih."

Memenuhi Permintaan

Itulah komentar serta permintaan Mbak Riony Rahayu pada tulisan saya yang berjudul Ketika Gairah Menulis Menurun, Apa yang Bisa Dilakukan? yang dimuat 3 Desember 2020.

Saya sarankan kepada beliau untuk menelusuri artikel-artikel saya sebelumnya yang sebagian berisi gagasan sederhana tentang dunia tulis-menulis.

Akan tetapi, anjuran saya itu sepertinya belum cukup menjawab. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya akan sampaikan hal-hal yang mungkin berguna dan perlu dilakukan untuk tetap semangat menulis. 

Sebelum menulis artikel ini, saya sempatkan hadir di lapak beliau untuk melihat tulisannya. Ternyata baru ada sebuah artikel.

Rupanya Mbak Riony, sahabat kita yang guru SMP Negeri 3 Cibadak, Kabupaten Sukabumi ini baru saja bergabung di kompasiana. Saya memerhatikan dengan seksama artikel beliau yang berjudul Tatap Muka 2021.

Dari situ saya melihat tidak ada persoalan dengan artikel yang dibuatnya. Jelas dan mudah dipahami.  Hanya satu saja yang diperlukan:  terus menulis  agar jumlah artikel yang ditulis bertambah banyak.  

Baiklah, saya akan mencoba memberikan sedikit pandangan terhadap persoalan yang beliau alami dan tips yang beliau harapkan.

Atasi Loyo dengan "Obat Kuat"

Pertama, merasa "loyo."  Loyo dalam makna denotatif, menurut saya, berarti tak bersemangat atau tidak bertenaga. Menurut KBBI online, loyo diartikan penat sekali, lelah sekali, tidak berdaya.

Lantas, apa makna loyo dalam konteks menulis. Orang yang loyo dalam menulis adalah ia yang tidak memiliki semangat, merasa tidak berdaya ketika ingin menulis. Dengan kata lain, kegairahan menulisnya nyaris tidak ada.

Terhadap persoalan ini, diperlukan semangat (spirit). Perlu ada orang lain yang menyemangati dan perlu pula menyemangati diri sendiri.

Gabungan kedua penyemangat itu akan menjadi "obat kuat" yang membawa si penulis pada gairah yang meningkat untuk menuangkan ide-ide yang dimilikinya.

Merasa Kekurangan Gagasan

Kedua, merasa kekurangan  gagasan. Seperti sudah beberapa kali saya sampaikan pada artikel sebelumnya, kekurangan ide itu seharusnya tidak perlu terjadi. Mengapa? Karena, di sekitar kita ada banyak sekali hal yang bisa ditulis.

Syaratnya, kita bersedia mengamati segala sesuatu di sekitar kita. Akan ada saja ide yang bisa ditemukan setiap harinya apabila kita rajin "menangkap" makna di balik berbagai kejadian, peristiwa, fenomena, perilaku, dan dinamika kehidupan.

Banyak hal yang bisa membuat kita terinspirasi. Banyak hal yang bisa membuat kita mendapatkan gagasan untuk ditulis. Yang diperlukan adalah ngeh.

Cara lain yang paling populer yang bisa dilakukan adalah dengan membaca. Membaca dalam arti luas dengan beragam sumber yang ada.

Bisa membaca buku, majalah, koran, tulisan di blog, jurnal, berita, dan banyak lagi yang lainnya. Berbagai bahan bacaan itu memberikan kita tambahan pengetahuan dan informasi.

Dan, terhadap pengetahuan atau informasi itu, boleh jadi kita memiliki pandangan tersendiri. Nah, mengapa pandangan kita itu tidak kita tulis saja?

Selain itu, kita juga bisa melibatkan diri dalam diskusi atau obrolan dengan kawan-kawan. Dari obrolan itu, mungkin ada ide yang bermunculan. Bisa saja tercetus gagasan baru yang belum pernah terpikir sebelumnya. 

Nah, gagasan ini bisa didalami dan kemudian dikembangkan. Apabila diperlukan lengkapi dengan informasi yang berkaitan dari satu atau lebih sumber untuk menjadikannya sebuah artikel.

Mengatasi Masalah Tidak "Pede"

Ketiga, merasa kurang percaya diri (pede). Bagi kebanyakan penulis pemula, rasa kurang percaya diri ini acap muncul.

Mereka melihat dan membaca tulisan para penulis lain demikian hebatnya, ya isinya, ya susunan, dan pilihan katanya.

Hal tersebut tidak membuat si penulis pemula lebih bersemangat melainkan ada juga yang semakin ciut nyalinya. Karena, ia merasa kemampuan dirinya masih di bawah para penulis tersebut.

Akan tetapi, jangan khawatir! Banyak penulis pemula mengalami hal serupa. Bahkan, penulis yang sudah cukup maju pun terkadang masih merasakan kurang pede dalam menulis.

Lalu, bagaimana mengatasi rasa kurang percaya diri ini? 

Begini. Ingatlah bahwa para penulis yang hebat dan sudah punya nama besar itu, pada awalnya adalah juga penulis pemula. Mereka mungkin juga merasakan seperti apa yang kita rasakan ketika baru belajar menulis.

Akan tetapi, mereka berketetapan hati untuk terus berkiprah dengan gagah berani. Mereka berani terus menulis sehingga  perlahan-lahan terpupuk rasa percaya diri yang semakin mantap. 

Lambat-laun ternyata tulisannya semakin baik dan semakin bernas. Ia terbukti mampu menyusun kata-kata dengan baik, mampu memilih kata yang tepat sesuai konteks, mampu menyajikan opini yang menarik, baru, dan penting diketahui khalayak pembaca. Gaya penulisannya mengesankan, materinya pun berbobot.

Untuk mencapai tingkatan itu, si penulis mesti melalui perjalanan yang panjang. Tidak cukup dalam hitungan hari, minggu, atau bulan. Mereka harus berjuang dengan dirinya sendiri dari hari ke hari selama bertahun-tahun.

Jadi, bagi siapa pun yang pada awalnya memiliki keraguan terhadap kemampuan diri dalam menulis mesti menyiapkan diri berlatih dan berlatih secara berkelanjutan.

Dari latihan dengan membiasakan diri menulis itu, pada saatnya nanti kita akan memiliki kemampuan yang semakin meningkat.

Dan, pada suatu titik tertentu, si penulis akan terkejut dengan pencapaiannya: betapa dia sudah bisa  mengurai ide-ide dengan baik,  membuat tulisannya mudah dipahami, menarik, dan bermanfaat bagi pembaca.

Nah, pada tingkatan ini, persoalan cara atau how to tak terlalu menjadi persoalan lagi. Tinggal menemukan ide-ide untuk dikemas ke dalam tulisan yang ciamik.

Demikian Mbak Riony Rahayu. Saya sungguh merasa tersanjung dimintai tips menulis. Semoga artikel ini ada manfaatnya. Maaf atas segala kekurangan yang ada. Terima kasih.

( I Ketut Suweca, 6 Desember 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun