Artikel siapa yang kita komentari? Artikel apa yang sering kita komentari? Mengapa kita memilih mengomentarinya? Adakah alasan yang melatarbelakangi kita untuk memilih berkomentar di lapak (akun) sahabat sesama kompasianer?
Tiga Alasan
Itulah sederet pertanyaan yang membuat saya ingin tahu jawabannya. Cukup lama saya mengamati hal ini untuk bisa sedikit mendapat gambaran seperti apa pola saling mengomentari antarkompasianer di platform ini.
Saya mendapatkan, paling tidak ada tiga alasan yang berbeda yang menjadi dasar pemikiran kompasianer dalam berkomentar. Ketiga faktor atau alasan itulah yang pada umumnya menjadi acuan para sahabat dalam berkomentar.
Merasa Teman Dekat
Pertama, karena merasa dekat dengan penulisnya. Intensitas komunikasi yang sudah berlangsung dengan saling mengunjungi adalah pilihan pertama untuk hadir dan memberikan komentar.
Sederhananya, karena sudah sering dikunjungi, maka kita pun membalasnya dengan sering juga berkunjung. Â Saling berbalas kunjungan.
"Siapa yang rajin berkunjung dan berkomentar ke akun saya, dialah yang saya kunjungi," begitulah alasan salah seorang kompasianer ketika ditanya tentang kecenderungan pilihannya berkomentar.
Artinya, kebiasaan saling mengunjungi membuat antarkompasianer merasa lebih dekat dalam konteks persahabatan. Lalu, dari situ muncul semacam kewajiban untuk mengunjungi sahabat dekat seperti ini.
Yang malas berkunjung tentu jarang pula mendapatkan kunjungan. Orang tidak bisa banyak berharap mendapatkan kunjungan sahabat jika dia sendiri malas berkunjung.