Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aktualisasi Nilai-nilai Kepahlawanan di Masa Kini, Sebuah Tantangan!

10 November 2020   20:09 Diperbarui: 11 November 2020   04:48 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pertempuran Surabaya dipimpin Bung Tomo (Sumber gambar: pngtree.com)

Setiap tanggal 10 November kita bangsa Indonesia memperingatinya sebagai Hari Pahlawan. Asal-usul Hari Pahlawan berawal dari pertempuran di Surabaya, 10 November 1945. Sebuah informasi menyebutkan, sekitar 6.000 rakyat Indonesia gugur dalam pertempuran itu menghadapi pasukan tentara Sekutu.

Untuk memperingati pertempuran tersebut, maka setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan sebagaimana ditetapkan melalui Keppres No.316 Tahun 1959 pada 16 Desember 1959.

Melihat Relevansi

Setiap kali memperingati hari-hari bersejarah, kita seakan diingatkan kembali pada perjuangan para pahlawan tempo doeloe. Mereka berjuang, tak hanya dengan keringat bahkan dengan darah dan nyawa.

Begitu besar jasa-jasa para pahlawan yang sudah mendarmabaktikan seluruh hidupnya untuk negeri ini, baik sebelum maupun sesudah kemerdekaan.

Lalu, apa relevansi peringatan Hari Pahlawan pada masa kini? Apakah peringatan itu sebatas seremonial belaka? 

Peringatan hari-hari bersejarah oleh bangsa Indonesia tiada lain dimaksudkan untuk mengenang kembali perjuangan dan jasa-jasa para pahlawan kusuma bangsa yang sudah gugur di medan juang.

Kita menundukkan kepala sebagai bentuk penghormatan kepada arwah para pahlawan.

Akan tetapi, itu saja tentu belum cukup. Dibutuhkan kesediaan untuk memahami nilai-nilai perjuangan para pahlawan dan mengaktualisasikan atau mengimplementasikannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di masa kini.

Inilah yang akan memberi makna bagi sebuah peringatan hari-hari bersejarah, tak terkecuali tatkala kita memperingati Hari Pahlawan, 10 November 2020.

Nilai Persatuan dan Kesatuan

Nilai-nilai perjuangan, apakah maksudnya? Kalau kita renungkan lebih dalam, maka nilai perjuangan dimaksudkan antara lain nilai persatuan dan kesatuan bangsa,  nilai  kerelaan  berkorban demi bangsa dan negara, serta nilai kegigihan dalam berjuang.

Pertama, nilai persatuan dan kesatuan. Nilai ini tidak hanya relevan pada saat zaman perang melawan penjajah. Pada masa kini pun nilai tersebut seharusnya dipedomani dan diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, kita senantiasa mengedepankan kebersamaan, saling menghargai, dan saling menghormati sebagai sesama anak bangsa.

Kendati ada banyak perbedaan, hendaknya jangan dijadikan alasan bahwa kita tidak bisa bersatu sebagai sebuah keluarga-bangsa yang besar.

Ada ungkapan lama yang terbukti kesaktiannya: "bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh." Artinya, persatuan dan kesatuan haruslah dipegang teguh.

Hendaklah disadari bahwa kita ini sebagai satu bangsa yang besar yaitu bangsa Indonesia, yang mendiami tanah air yang satu yaitu Tanah Air Indonesia. Kita juga memiliki bahasa persatuan yang satu yaitu Bahasa Indonesia.

Aspek-aspek itulah yang seharusnya menjalin tali persatuan dan kesatuan kita semua sebagai sebuah bangsa.

Indonesia Harga Mati

Heroisme Pertempuran Surabaya (Sumber gambar: noenkcahyana.blogspot.com) 
Heroisme Pertempuran Surabaya (Sumber gambar: noenkcahyana.blogspot.com) 
Berangkat dari nilai persatuan dan kesatuan ini, maka jika ada pihak yang hendak memecah-belah kita sebagai sebuah bangsa yang bulat dan utuh, maka kita mesti kompak bersatu melawannya.

Jangan pernah membiarkan diri kita dibuat tercerai-berai oleh berbagai perbedaan yang ada lantaran diadu-domba oleh pihak yang memiliki kepentingan demi ambisi kelompok atau ambisi pribadi. 

Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia harus menjadi harga mati. Tak ada kekuatan dari mana pun datangnya yang bisa memisahkan kita. Indonesia harus tetap menjadi sebuah negara kesatuan yang sedang bergerak menuju kemakmuran bersama.

Rela Berkorban

Kedua, nilai kerelaan berkorban. Kesediaan berkorban demi kemajuan bangsa Indonesia hendaknya menjadi semangat  yang mememenuhi kalbu setiap insan negeri ini.

Kalau dulu para pahlawan bahkan rela mengorbankan nyawa demi memperjuangkan kemerdekaan dari para penjajah, rela mati demi mempertahankan kemerdekaan, maka di era pembanguanan inilah saatnya kita mewujudkan nilai kerelaan berkorban itu. 

Mentalitas yang hanya memperhitungkan untung-rugi, mentalitas "saya dapat apa", mesti dikikis. Sebaliknya, seyogianya terus ditanamkan nilai-nilai kerelaan berkorban dan pengabdian demi kemajuan bangsa dan negara ini.

Kebiasaan hanya mengeluh dan menuntut, kebiasaan hanya mengkritik dan menghujat, kebiasaan no action talk only dan mentalitas koruptif harus dihapus dari mentalitas anak-anak bangsa ini. Kegaduhan demi kegaduhan yang merugikan banyak pihak harus disudahi.

Mari bergandeng tangan dan bekerja demi Indonesia yang lebih maju. Biarlah pengorbanan yang kita berikan saat ini akan berhikmah dan bermanfaat tak hanya untuk masa sekarang, bahkan terutama untuk anak-cucu kita kelak.

Pantang Menyerah

Ketiga, nilai kegigihan dan pantang menyerah. Nilai ini sudah ditunjukkan oleh para pahlawan bangsa tatkala berjuang, baik ketika berjuang memerdekanan negeri ini maupun saat mempertahankan kemerdekaan dari penjajah yang berniat kembali menjajah Indonesia.

Para pahlawan tak pernah menyerah kepada penjajah. Mereka bersama-sama berjuang demi negeri ini.

Kegigihan para pahlawan pejuang bangsa sudah tercatat dalam sejarah dengan tinta emas. Catatan sejarah yang kemudian diwariskan dari generasi ke generasi dengan semangat yang terkandung di dalamnya.

Jadilah pahlawan masa kini dengan aktif mempererat persatuan dan kesatuan di antara anak-anak bangsa.

Jadilah pahlawan masa kini dengan kerelaan berkorban demi kemajuan bangsa dan negeri tercinta, Indonesia.

Dan, jadilah pahlawan masa kini dengan bekal kegigihan dalam mewujudkan prestasi betapa pun rintangan dan halangan datang silih-berganti!

Jayalah Indonesiaku!!

( I Ketut Suweca, 10 November 2020).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun