Teringat saat saya menjelang dan awal berkeluarga, dulu. Ketika ingin memiliki rumah sendiri, pertama-tama saya membeli tanah. Tanah saya beli dari utang di sebuah lembaga koperasi.
Dipercaya Bank
Di atas tanah itu saya ingin membangun rumah mungil. Saya pun memberanikan diri meminjam uang di koperasi yang sama, dua tahun setelah cicilan utang pembelian tanah lunas.
Lalu, lama setelah itu, untuk menyekolahkan anak di perguruan tinggi, saya harus menggenapi uang yang berhasil  terkumpul dengan utang, kali ini berutang di bank.
Begitulah pengalaman saya berproses dalam kehidupan, berharap bisa mencapai kemajuan selangkah demi selangkah.Â
Tanpa bantuan pinjaman bank dan koperasi, niscaya saya mengalami kesulitan ketika hendak membangun rumah, juga menyekolahkan anak-anak saat itu.
Perhatikan Kebutuhan
Ada beberapa hal penting yang mesti dipertimbangkan tatkala hendak meminjam uang di bank, di koperasi, atau lainnya.
Pertama, perhatikanlah kebutuhan sebenarnya. Pertanyaan yang perlu diajukan kepada diri sendiri adalah: apakah saya benar-benar membutuhkan pinjaman? Misalnya, untuk membangun rumah, menambah modal usaha, dan menyekolahkan anak.Â
Tidakkah kita meminjam uang di bank justru untuk sesuatu yang konsumtif sifatnya?Â