Ada tiga pilihan dalam menulis, apakah kita akan mengejar kualitas, kuantitas, atau kedua-duanya? Pertanyaan inilah yang (seyogianya) menjadi pemikiran para penulis, termasuk penulis di kompasiana.
Mengutamakan Kuantitas
Pilihan pertama adalah menulis dengan mengutamakan kuantitas. Kita mengejar target: bagaimana caranya agar bisa menulis sebanyak-banyaknya. Kita menantang diri sendiri, bisakah saya menulis sekian banyak dalam satu bulan!
Saya sepakat kalau kita mengejar jumlah tulisan. Dengan usaha-usaha keras kita akan bisa menulis 2 artikel bahkan lebih dalam sehari. Dalam sebulan, jika tanpa jeda, kita akan menghasilkan minimal 6o artikel. Jumlah yang terbilang banyak. Alhasil, niat kita mencapai target pun tercapai dengan gemilang.
Akan tetapi, bagi sebagian besar orang, mengejar target menulis ini mungkin akan menghadapi kendala. Diantaranya, karena dia harus mengerjakan tugas utama, tugas sampingan, tugas lainnya dalam keseharian.
Belum lagi pekerjaan rumah yang seabreg banyaknya. Maka, jika ia menuntut diri sendiri untuk menulis dan menulis dengan target yang tinggi, akan ada waktu bekerja atau istirahat yang mesti dikorbankan. Siapkah?
Bagaimana pun juga, harus kita hargai para penulis yang bisa menulis dengan menekankan pada kuantitas. Karena ada yang berprinsip: kuantitasnya dulu kita kejar, soal kualitas nanti saja.
Bersamaan dengan waktu, kualitas isi pasti mengikuti karena semakin lama semakin mahir kita menulis. Mungkin begitu dasar pemikirannya. Saya kira sama sekali tidak salah kalau kita memilih mengutamakan atau mengejar kuantitas dalam menulis.
Mengutamakan Kualitas
Pilihan kedua adalah mengedepankan kualitas. Penulis yang berada dalam kelompok ini tidak tertarik mengejar target harus sekian banyak jumlah harus artikel dalam satu bulan. Ia mengikuti tempo dirinya sendiri secara alami. Ia mengikuti kondisi diri dan kesibukannya sehingga merasa tak perlu mengejar target kuantitas.
Akan tetapi, ia tak juga semata-mata mengandalkan mood yang hadir sewaktu-waktu, melainkan dia mengalokasikan waktu yang cukup untuk belajar, termasuk meriset atau membaca bahan-bahan yang dapat memperkaya pengetahuannya.