Hari-hari berkegiatan yang padat sering menyebabkan kita kurang memerhatikan pekerjaan di rumah. Waktu terasa demikian cepat bergulir. Baru saja menyelesaikan beberapa pekerjaan  utama, eh, tiba-tiba hari sudah menjelang malam.
Padahal, masih ada pekerjaan di rumah yang menunggu dan meminta perhatian kita. Kenyataannya, kita tak memiliki waktu yang cukup di hari-hari kerja untuk membereskan segala sesuatunya, Â termasuk pekerjaan yang kecil-kecil yang kelihatannya remeh.
Dari Kran Air sampai Kunci Almari
Apa misalnya pekerjaan itu? Kran air di halaman rumah bocor! Karena kran bocor, maka airnya menetes dalam beberapa hari terakhir.
Kita sudah mengetahui hal itu, namun belum ada waktu untuk mengerjakannya dengan segera. Mungkin kita memilih menutup kran air di meteran sumbernya saja. Dengan cara ini, tentu saja persoalan belum bisa dibereskan.
Setali tiga uang dengan hal di atas, shower di kamar mandi juga mengalami masalah. Sambungan selang-nya meneteskan air. Diperlukan perbaikan dengan seal-tape untuk menutup celah yang ada sehingga air tak merembes keluar.
Contoh lain, grendel pintu yang rusak. Sudah beberapa lama keadaan grendel pintu kamar dalam posisi longgar sehingga tak terpasang dengan sempurna. Ini gara-gara paku ulir-nya yang lepas dan hilang entah menggelinding ke mana.
Akan tetapi lantaran tidak sempat menanganinya sesegera mungkin, lalu kita masih membiarkan keadaan seperti itu dalam beberapa hari.
Mau contoh lain? Ada! Kunci almari baju yang bermasalah. Anak kuncinya bisa diputar, tetapi tak kunjung bisa terkunci. Untuk sementara, terpaksa daun  pintu itu diganjal dengan kertas saja pada bagian pinggirnya sehingga bisa ditutup untuk sementara waktu.
Persiapkan dan Kerjakan
Itulah beberapa contoh pekerjaan yang kecil-kecil di rumah yang belum bisa kita bereskan. Kalau mau ditelisik lebih jauh lagi, pasti akan kita temukan beberapa "pekerjaan rumah" lainnya yang memerlukan penanganan. Dan, dibutuhkan waktu untuk membereskannya. Â
Akhirnya, ketika ada  waktu yang cukup, mungkin pada hari Sabtu atau Minggu, kerusakan-kerusakan seperti itu pun kita tangani, tak mau membiarkan keadaan terbengkalai itu berlangsung lebih lama.
Singkat cerita, waktu sudah ada, peralatan pun kita persiapkan. Beberapa komponen yang perlu diganti sudah dibeli. Tinggal memperbaiki atau memasangnya. Kita pun bersiap untuk menangani berbagai bentuk pe-er domestik itu.
Terhadap pekerjaan seperti di atas bisa saja kita mintakan bantuan tukang untuk menanganinya. Tetapi, mumpung ada waktu, kita memilih mengerjakannya sendiri. Terasa tanggung kalau sedikit-sedikit memanggil tukang.
Kran yang bocor ternyata dengan cepat bisa kita ganti. Engsel pintu yang rusak sudah bisa diperbaiki. Kunci almari sudah bisa diperbaiki, tak perlu penggantian onderdil. Selang shower di kamar mandi sudah pula beres. Pekerjaan yang kita sebut kecil-kecil itu sudah tuntas semuanya.
Pada awalnya mungkin kita berpikir tak punya cukup waktu untuk membereskan semuanya. Di samping itu, barangkali kita ingin memilih memanggil tukang untuk membenahinya sehingga hasilnya lebih baik.
Boleh jadi kita menduga, kita belum tentu bisa menanganinya. Tetapi, ternyata kita bisa membereskannya dengan baik. Tak kalah dengan tukang aslinya!
Kerjakan Sendiri, Mengapa Tidak?
Jika direnungkan lebih jauh, ternyata terhadap pekerjaan-pekerjaan seperti itu kita tak harus memanggil tukang. Kita pun bisa mengerjakannya sendiri atau ditemani anak-anak di rumah.
Yang diperlukan adalah waktu yang cukup dan kemauan untuk sedikit mempelajari dan menanganinya. Hal-hal yang kita perkirakan sulit ternyata dengan perhatian yang cukup, saksama, serta pelan-pelan, akhirnya tertuntaskan.
Jangan lupa, menangani pekerjaan beres-beres yang kecil seperti ini bisa memberikan keasyikan tersendiri. Mulai dari mengetahui kerusakan atau gangguannya, lalu menyiapkan perbaikan hingga mengerjakannya secara saksama dan penuh atensi.
Proses itu memberikan kesenangan dan mengasyikkan untuk dikerjakan. Membuatnya menjadi baik dan berfungsi kembali ternyata memberi kegembiraan. Senang menikmati prosesnya dan  senang melihat peralatan itu berfungsi lagi.
Dan, dalam hati kita mungkin berkata: ternyata saya bisa lho membereskan hal-hal seperti itu meskipun saya bukan seorang tukang profesional.
Nah, apakah Anda juga melakukan pekerjaan kecil-kecil seperti itu sendiri? Atau, menyerahkannya kepada tukang dan Anda hanya tahu beres? Saya katakan:Â up to you!
(I Ketut Suweca, 3 November 2020).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H