Sebagian besar artikel saya yang pernah dimuat di koran sudah terkliping dengan cukup baik. Sesekali, jika ingin mengenang perjalanan penulisan masa lalu, saya buka-buka kliping lawas itu.
Ketika membuka kembali kliping tersebut saya merasa tersemangati untuk menulis dan menulis lagi. Kliping ternyata membangunkan semangat saya untuk menuangkan ide sebagaimana gairah menulis yang demikian menggebu pada masa muda.
Tidak melulu kliping koran, tindasan (arsip) naskah yang pernah saya ketik manual dan aslinya saya kirim ke berbagai koran atau tabloid pun masih ada kendati tak lagi lengkap. Warna kertasnya sudah berubah, dari putih menjadi coklat dan lusuh.
Itu semua sudah menjadi masa lalu. Perubahan  mengharuskan para penggemar buku dan para penulis menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dengan teknologi yang menyertainya.
Kini kita bisa menikmati e-book, kendati saya masih lebih suka membaca buku cetak. Kita sudah mengirim naskah melalui e-mail, bukan melalui jasa kantor pos.Â
Kita mengetik naskah dengan laptop, komputer, atau handphone, tidak lagi dengan mesin ketik. Membuat foto tidak lagi memakai kamera jadul dengan roll film, melainkan dengan kamera digital atau handphone.
Semoga kemajuan yang memberikan nilai kepraktisan dan kecepatan tersebut tidak meninabobokkan, tetapi mendorong kita berkarya lebih produktif dan lebih berkualitas.
( I Ketut Suweca, 12 Oktober 2020).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H